Alokasikan THR untuk Investasi, Begini Caranya

Bagi kamu yang merayakan Hari Raya Idul Fitri, tentu saja sudah mendapatkan uang tunjangan hari raya (THR). Sudah mengalokasikan THR-nya untuk apa saja nih?

Sebelum habis digunakan untuk kebutuhan konsumtif, coba cek dulu yuk kondisi keuangan saat ini. Selain itu, apakah bisa mengalokasikan sebagian dana THR untuk investasi?

"THR atau gaji ke-13 tidak pernah jarang sekali dimasukkan dalam anggaran belanja bulanan, benar-benar hanya penghasilan tambahan. Karena biasanya dipakai untuk kebutuhan khusus di Hari Raya yang biasanya akan habis dipakai," ungkap Co-Founder and CMO Lifepal.co.id, Benny Fajarai CFP®, CIP, dalam IG Live bersama MNC Sekuritas.

"THR sekarang menjadi awal baru untuk hal positif (berinvestasi). Apakah ada peluang investasi yang belum mulai, atau belum ada anggarannya bisa memulainya. Tapi, investasi menjadi kebutuhan tambahan setelah kebutuhan-kebutuhan utama terpenuhi," sambungnya.

Karena ada larangan mudik dari pemerintah sejak 22 April-24 Mei 2021, tentu saja bisa membuat THR kamu jadi utuh. Daripada membiarkan rekening kita menggunung karena THR "nganggur", ada langkah-langkah bijak untuk kamu memanfaatkan THR.

"Ada batasan dua tahun ini karena pandemi Covid-19. Gimana kalau selama ini mengikuti rutinitas dari tahun ke tahun break dan evaluasi kebutuhan-kebutuhan di belakang target. Misalnya, mau upgrade perabot rumah tangga untuk kualitas lebih bagus, sehingga nantinya kualitas hidup kita, produktivitas kita lebih beda dan membuat hidup jadi lebih baik," imbuhnya. Nah, buat kamu yang pengin tahu bagaimana cara bijak memanfaatkan THR dan bisa mengalokasikan untuk investasi, sebaiknya ikuti dulu tipsnya dengan mengikuti langkah-langkah berikut:

Lunasi utang konsumtif
Prioritas pertama harus diutamakan, sisanya keinginan-keinginan jangka panjang atau menengah, seperti investasi.
Jadi, kalau punya utang-utang konsumtif, sudah lunas belum? Misalnya, apakah masih ada utang konsumtif dari pinjaman online (pinjol), bank, atau multifinance. Sebelum uang THR dipakai, coba gunakan deh buat melunasi utang-utang ini.

Menambah dana darurat
Berapa jumlah dana darurat kamu sekarang? Apakah sudah ideal atau masih kurang?
Nah, yang dana daruratnya kurang, pas banget buat nambal dana darurat. Jangan sampai sibuk ada reksa dana, emas, deposito tapi ketika butuh tidak ada uang cash atau dana yang siap dicairkan kapanpun.
Setelah memenuhi seluruh poin-poin di atas, kamu bisa mengalokasikan dana THR untuk investasi. Namun, sebelum melakukannya, ada beberapa poin utama yang harus kamu lakukan.

Investasi
Buat yang belum berinvestasi, maka ini adalah saat yang tepat untuk memulai. Namun, pertanyaannya sekarang, investasi apa? Dan ke mana sebaiknya?
"Kalau dijawab gak sabaran, emas, saham, crypto itu pilihannya. Tapi kalau berdasarkan hipotesa dan logika yang tidak memberi return negatif, reksa dana pendapatan tetap lebih aman dipilih dengan meminta bantuan sekuritas. Kalau mau main sendiri, ke saham juga oke saja," papar peraih penghargaan Forbes 30 Under 30 Asia untuk Pemimpin Muda yang Berpengaruh.
Untuk memulai berinvestasi, sambung Benny, hal pertama yang harus kamu lakukan adalah mengetahui terlebih dahulu tujuan investasinya. Apakah jangka panjang, pendek atau menengah.

Daripada bingung, mari kita kenali investasi berdasarkan tujuan-tujuannya:

Investasi jangka pendek
Kalau ditanya tujuan jangka pendek dalam kurun waktu satu atau dua tahun ke depan, tentu jawaban kita akan beragam. Ada yang ingin mempersiapkan biaya pernikahan, bayar DP rumah atau beli mobil, atau mungkin menambah jumlah aset lancar.
Jika ingin meraih keuntungan investasi dalam jangka pendek, maka kamu harus memilih instrumen investasi yang fluktuasinya rendah dan memberikan imbal hasil yang cenderung stabil.
Jika fluktuasinya tinggi, maka bukannya untung, bisa jadi justru kamu akan buntung saat berinvestasi.
Kamu juga bisa memilih instrumen investasi yang likuid atau mudah dikonversikan dalam bentuk uang dengan cepat. Misalnya, reksa dana pasar uang, obligasi pemerintah, dan deposito.

Investasi jangka menengah
Untuk memenuhi tujuan mengumpulkan biaya sekolah anak dalam tiga atau lima tahun ke depan, atau melanjutkan studi ke jenjang S2, maka kamu bisa memilih instrumen investasi yang sedikit lebih fleksibel dalam jangka waktu menengah.
Kamu bisa memilih investasi untuk tujuan jangka menengah berupa reksa dana pendapatan tetap, reksa dana campuran, P2P lending atau Valas.

Investasi jangka panjang
Pilihan investasi jangka panjang sangat fleksibel dalam hal fluktuasi nilai dan likuiditas. Sebab, hasil investasi ini baru akan kamu nikmati 6 tahun, 10 tahun, atau bahkan 20 tahun ke depan.
Seluruh instrumen investasi jangka pendek atau menengah bisa dipilih untuk jangka panjang. Selain itu, ada tiga instrumen penting yang dinilai pas untuk jangka panjang yaitu, saham, reksa dana saham, properti dan emas.
Meski saham sangat fluktuatif dalam jangka pendek, keuntungannya bisa mencapai 1.000 persen dalam setahun. Namun, bila kamu masih bingung memilih saham yang bagus, maka pilihlah reksa dana saham.
Atas dasar itulah mengapa crypto tidak disarankan. Pasalnya, crypto sangat spekulatif, tidak bisa sembarangan. Perlu landasan suatu aset jadi bahasan atau underlying.
Meski begitu, tidak salah kalau kamu mau mencobanya. Hanya saja, jangan gunakan bujet besar karena dana itu harus siap hilang.
Adapun cara mendeteksi saham yang tepat ada langkah jitunya. Pertama, jangan lihat ruginya saja, tapi juga fundamentalnya. Lalu, jangan malas membaca value investing untuk bisa menjadi petunjuk utama melihat saham yang bagus.
Untuk pilihan saham yang tepat dalam kondisi Pandemi Covid-19 seperti saat ini, industri komoditas, dan industri bahan baku perlu dilirik.

Sumber artikel
Artikel ini ditulis oleh Benny Fajarai CFP®, CIP, Co-Founder dan CMO Lifepal, sebagai bagian dari kolaborasi dengan Lifepal.co.id.