Beranda

RESEARCH

Fixed Income Notes

09 Agustus 2019

Fixed Income Notes 09 Agustus 2019

Pada perdagangan kemarin, hari Kamis, tanggal 8 Agustus 2019, tingkat imbal hasil Surat Utang Negara mengalami penurunan yang didorong oleh menguatnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika akibat adanya sentimen global dan domestik.

Perubahan tingkat imbal hasil Surat Utang Negara yang terjadi pada perdagangan kemarin berkisar antara 1 - 20 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 11 bps. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 9 - 17 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 48 bps. Sedangkan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami penurunan  yang berkisar antara 1 bps hingga 16 bps yang didorong olah adanya kenaikan harga yang berkisar antara 1 bps hingga 88 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) bergerak dengan kecenderungan mengalami penurunan hingga sebesar 20 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga yang berkisar antara 8 bps hingga 175 bps. 

Pada perdagangan kemarin, hari Kamis, tanggal 8 Agustus 2019, harga Surat Utang Negara mengalami kenaikan yang didorong oleh menguatnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika. Kenaikan harga Surat Utang Negara tersebut terjadi ditengah sentimen global dimana beberapa negara berkembang serentak menurunkan suku bunga acuannya. Bank Sentral Thailand, Bank Sentral Selandia Baru, dan Bank Sentral India menurunkan suku bunga acuan sehingga masing-masing berada pada level 1,5%; 1%; dan 5,15%. Dengan penurunan suku bunga tersebut, para pelaku pasar akan mencari aset yang lebih berisiko (flight to quality) pada negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Disamping itu, Indonesia juga didukung oleh rilis data kenaikan cadangan devisa sehingga menguatkan posisi fundamental Indonesia dimata para investor. Hanya saja, para pelaku pasar juga menantikan rilis data selanjutnya, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI), pada hari ini sehingga pada perdagangan kemarin para pelaku pasar cenderung wait and see yang terindikasi pada volume perdagangan kemarin yang mengalami penurunan dibandingkan dengan volume perdagangan sebelumnya.

Secara keseluruhan, penurunan imbal hasil kemarin juga telah mendorong imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan turun sebesar 14 bps masing - masing pada tenor 5 tahun di level 6,809%, tenor 10 tahun di level 7,327%, dan tenor 15 tahun di level 7,779%. Adapun untuk tenor 20 tahun turun sebesar 16 bps di level 7,911%. 

Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya kembali ditutup dengan mengalami penurunan seiring dengan penurunan imbal hasil dari US Treasury. Imbal hasil dari INDO24 ditutup mengalami penurunan sebesar 1 bps yang berada di level 2,797% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 4 bps. Adapun INDO29 ditutup dengan penurunan imbal hasil sebesar 4 bps di level 3,074% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 31 bps. Adapun imbal hasil dari INDO44 dan INDO49 juga ditutup turun sebesar 3 bps masing - masing di level 4,129% dan 3,991% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 72 bps dan 62 bps.

Volume perdagangan Surat Berharga Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp17,11 miliar dari 46 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan senilai Rp6,39 triliun. Adapun Surat Berharga Negara seri FR0078 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp3,46 triliun dari 184 kali dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0068 senilai Rp1,77 triliun dari 59 kali transaksi. Adapun untuk volume perdagangan Surat Berharga Negara Syariah terbesar didapati pada Project Based Sukuk seri PBS014 sebesar Rp281,00 miliar untuk 7 kali transaksi dan diikuti oleh seri PBS016 dengan nilai sebesar Rp250,00 miliar sebesar 1 kali perdagangan. 

Adapun dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,33 triliun dari 36 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Sukuk Ijarah TPS Food II Tahun 2016 (SIAISA02) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp400,00 miliar dari 6 kali transaksi dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan III Bank BTN Tahap II Tahun 2019 Seri B (BBTN03BCN2) senilai Rp110,00 miliar dari 3 kali transaksi.

Sementara itu nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup menguat sebesar 15,00 pts (0,11%) pada level 14210,00 per dollar Amerika setelah dibuka melemah dan bergerak menguat hingga akhir sesi perdagangan pada kisaran 14198,00 hingga 14238,00 per dollar Amerika. Penguatan nilai tukar rupiah tersebut ditengah mata uang regional yang cenderung mengalami penguatan terhadap mata uang dollar Amerika. Mata uang Peso Filipina (PHP) memimpin penguatan mata uang regional sebesar 0,52% yang diikuti oleh Won Korea Selatan (KRW) sebesar 0,48% dan Dollar Taiwan (TWD) sebesar 0,38%. Sementara itu mata uang Dollar Hongkong (HKD) merupakan satu-satunya mata uang yang mengalami pelemahan terhadap mata uang regional sebesar 0,02% terhadap dollar Amerika.

Pada perdagangan hari ini, kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan berpeluang mengalami kenaikan dengan masih didukung oleh optimisnya para pelaku pasar ditengah beberapa sentimen domestik dan global yang terjadi. Adapun dari sentimen global yaitu meredanya tensi perang dagang antara Amerika dan China setelah Presiden Trump berniat menempuh jalur perundingan pada bulan September dengan delegasi China. Selain itu, dari sentimen domestik data cadangan devisa mengalami kenaikan yang membuat posisi Indonesia semakin menarik dan jelang disampaikannya Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) kuartal II tahun 2019 pada hari ini.  

Adapun kenaikan harga Surat Utang Negara juga akan didorong oleh faktor eksternal dimana imbal hasil dari US Treasury mengalami penurunan. Imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun pada perdagangan kemarin ditutup turun pada level 1,70% dan untuk tenor 30 tahun juga ikut mengalami kenaikan di level 2,224%. Sementara itu imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) untuk tenor 10 tahun dan 30 tahun mengalami penurunan masing-masing berada pada level –0,565% dan 0,043%. Adapun untuk surat utang Inggris (Gilt) mengalami kenaikan imbal hasil untuk 10 tahun dan 30 tahun masing-masing di level 0,533% dan 1,191%. Pergerakan surat utang global yang mengalami penurunan kami perkirakan akan menjadi katalis positif pada perdagangan Surat Utang Negara hari ini dengan denominasi mata uang dollar. 

Rekomendasi
Dengan kondisi tersebut kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara dengan fokus pada pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika serta memanfaatkan momentum kenaikan harga untuk melakukan strategi trading. Adapun pada perdagangan hari ini pilihan terbaik terdapat pada seri FR0031, FR0061, FR0070, FR0059, FR0064, FR0071, FR0073, FR0058, dan FR0074.

Pekan depan pemerintah akan melakukan lelang Surat Utang Negara (SUN) pada hari Selasa, tanggal 13 Agustus 2019 dengan seri SPN03191114 (New Issuance), SPN12200814 (New Issuance), FR0081 (Reopening), FR0082 (Reopening), FR0080 (Reopening), FR0079 (Reopening), FR0076 (Reopening). 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group