Beranda

RESEARCH

Daily Highlight

15 Agustus 2019

Early Bird 15 Agustus 2019

Setelah kemarin sempat bernafas lega, nampaknya hari ini awan gelap kembali menyelimuti Bursa Indonesia setelah semalam DJIA turun tajam -3.05% akibat tajamnya kejatuhan yield obligasi AS tenor 10 tahun sekitar -5.80% disertai turunnya harga WTI Crude Oil -3.22% & EIDO -1.81%. Bukan hanya itu, perkiraan kejatuhan cukup tajam Bursa Asia Kamis pagi tercermin dalam indeks futures Nikkei dan Hangseng yang akan turun masing-masing -1.88% & -1.50% saat tulisan ini dibuat menambah beban berat bagi IHSG yang kami perkirakan akan turun Kamis ini sehingga advice kami, tidak bosan-bosan, untuk melakukan in-out harian (trading harian) harus disiplin dan tegas dilakukan untuk menghindari kondisi market yang sangat volatile seperti saat ini. Dengan kata lain, switch time frame investasi anda ke jangka yang lebih pendek untuk menghindari kerugian yang lebih besar. Mengetahui  sentimen tersebut, Kamis ini kami merekomendasikan untuk trading atas saham-saham di Sektor Logam, Telekomunikasi, Konstruksi, Properti dan Bank. IHSG kami perkirakan bergerak pada 6,214 - 6,306. Adapun saham – saham yang kami rekomendasikan hari ini adalah ISAT ANTM WEGE WIKA INCO BNLI CTRA BSDE TINS AKRA.

Mayoritas bursa saham di developed economies bergerak melemah. Bursa saham benua kuning bergerak menguat pada perdagangan akhir kemarin. Indeks Nikkei ditutup menguat sebesar +0.98%, Indeks Hang Seng menguat sebesar +0.08%, diiukuti oleh Indeks Shanghai dan Indeks Kospi yang masing-masing menguat sebesar +0.42% dan +0.63%. Sementara itu, Dow Jones ditutup melemah sebesar –3.05% ke level 25,479,  Pelemahan tersebut seiring dengan pelemahan pada S&P 500 (-2.93%) dan Nasdaq Composite (-3.02%). Wall Street ditutup melemah sejalan dengan kekhwatiran pelaku pasar akan risiko resesi ekonomi ditengah rilis data ekonomi di sejumlah Negara yang mengecewakan, diantaranya  rilis data produksi industry China periode Juli yang tumbuh hanya 4.8% YoY, melambat dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 6,3% dan merupakan laju terlemah sejak Februari 2002. Lalu, penjualan ritel di China pada Juli tumbuh 7,6% YoY, melambat dibandingkan bulan sebelumnya yang naik 9,8% YoY, diikuti oleh penjualan mobil di China pada Juli turun 2,6% YoY, dimana bulan sebelumnya melonjak 17,2% YoY.  Pertumbuhan ekonomi Jerman pada kuartal II-2019 sebesar 0,4% YoY, melambat dibandingkan kuartal sebelumnya yaitu 0,9% YoY. Rilis data ekonomi tersebut diperparah dengan yield obligasi pemerintah AS yang mengalami inversi (inverted curve) untuk tenor 2 dan 10 tahun yang kerap dikaitkan dengan pertanda resesi. Di samping itu, di pasar komoditi, harga minyak mentah WTI  melemah –3.27% ke USD 55.23 per barel. Selain dipengaruhi oleh kondisi perlambatan ekonomi global, pelemahan tersebut juga diakibatkan kenaikan pasokan di AS sebesar 1.6 juta.

Pada perdagangan 14 Agustus, IHSG ditutup menguat sebesar +0.91% kelevel 6,267 meskipun diikuti oleh aksi jual bersih investor asing mencapai Rp463,75 miliar. Sentimen yang perlu diperhatikan hari ini diantaranya rilis data neraca perdagangan periode Juli 2019.

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group