Setelah selama seminggu lalu IHSG nyaris tidak bergerak, dibandingkan level penutupan 2 minggu lalu, tetapi disertai masih derasnya aksi jual bersih investor asing sebesar Rp -2.75 triliun, diawal pekan ini ada peluang IHSG akan menguat seiring penguatan DJIA +1.20% & EIDO +1.14%. Disamping itu penguatan Bursa Asia Senin pagi ini menjadi amunisi tambahan bagi IHSG untuk menguat. Mengetahui sentimen tersebut, Senin ini kami merekomendasikan untuk trading atas saham-saham di Sektor Properti, Logam, Bank, Infrastruktur, Rokok, Industri Dasar & Farmasi. IHSG kami perkirakan bergerak pada 6,240 - 6,333. Adapun saham – saham yang kami rekomendasikan hari ini adalah BEST DMAS INCO CTRA TOWR HMSP AGII PTBA BBTN KLBF.
Mayoritas bursa saham di developed economies bergerak menguat. Bursa saham benua kuning bergerak menguat pada perdagangan akhir kemarin. Indeks Nikkei ditutup menguat sebesar +0.06%, Indeks Hang Seng menguat sebesar +0.94%, diiukuti oleh Indeks Shanghai menguat sebesar +0.29%, namun Indeks Kospi melemah sebesar –0.58%. Sementara itu, Dow Jones ditutup menguat sebesar +1.20% ke level 25,886, penguatan tersebut seiring dengan penguatan pada S&P 500 (+1.44%). Wall Street ditutup menguat sejalan dengan kenaikan imbal hasil obligasi AS dari posisi terendah sepanjang sejarah. Sebagai pendorong, saham-saham Bank di Wall Street, seperti Bank of America dan Citigroup masing-masing menguat +3% dan +3,5%. Penguatan di Wall Street juga seiring dengan penundaan beberapa tarif China terbaru hingga Desember dan akan dilaksanakannya negosiasi dagang AS-China pada bulan depan. Namun, pelaku pasar perlu mencermati sentimen penggerak pasar hari ini dimana pada Senin (19/8/2019), Huawei resmi terkena sanksi dari AS berupa larangan pengiriman update sistem piranti lunak dari semua perusahaan teknologi AS ke ponsel pabrikan China tersebut. Di samping itu, di pasar komoditi, harga minyak mentah WTI menguat +0.73% ke USD 54.87 per barel.
Pada perdagangan 16 Agustus, IHSG ditutup menguat sebesar +0.47% kelevel 6,287 meskipun membukukan net sell sebesar IDR 722 Miliar. Penguatan tersebut terjadi ditengah pidato nota keuangan Presiden Joko Widodo yang menyusun asumsi makro ekonomi yang lebih realistis dengan target pertumbuhan ekonomi 5,3% atau tidak berubah dari target yang ditetapkan pada R-APBN 2019.
