Setelah selama 5 hari berturut-turut IHSG turun tajam sebesar -158 poin (-2.55%), ada harapan Jumat ini IHSG akan rebound seiring reboundnya DJIA +0.5%, EIDO +0.5% serta naiknya harga komoditas Nikel +0.77% & Gold +0.39%. Akan tetapi reboundnya IHSG diperkirakan tidak akan terlalu besar terkendala kembali turunnya harga Oil -0.41%, Tin -0.8%, Coal -2.18%, CPO -0.21% serta jatuhnya sebagian indeks Bursa Utama Asia Jumat pagi. Mengetahui beragamnya faktor penggerak IHSG hari ini, kami merekomendasikan untuk trading harian atas saham di sektor Logam, Perdagangan, Properti dan Konstruksi untuk perdagangan dihari Jumat ini. IHSG kami perkirakan bergerak pada 6,000 - 6,090. Adapun saham – saham yang kami rekomendasikan hari ini adalah INCO CARS SSIA MDKA APLN WTON DKFT ANTM PTPP TINS.
Mayoritas bursa saham di developed economies bergerak bervariatif. Bursa saham benua kuning bergerak melemah pada perdagangan akhir kemarin. Indeks Nikkei ditutup melemah sebesar –2.01%, diikuti oleh Indeks Shanghai dan Indeks Kospi melemah masing-masing sebesar –0.92% dan –1.95%, namun Indeks Hang Seng menguat sebesar +0.26. Di sisi lain, Dow Jones ditutup menguat sebesar +0.47% ke level 26,201, penguatan tersebut seiring dengan penguatan pada S&P 500 (+0.8%). Wall Street ditutup menguat sejalan dengan techinal rebound dan optimisme pelaku pasar akan adanya pemangkasan suku bunga acuan the Fed dengan probabilitas 52% seiring dengan kekhawatiran pelaku pasar akan ancaman resesi di AS setelah rilis data aktivitas manufaktur yang menyentuh level terendah dalam satu dekade terakhir dan risiko perang dagang AS-Uni Eropa dan AS-China. Di sisi lain, rilis data PMI sektor jasa AS berada di level 52.6, meskipun belum terkontraksi namun level tersebut merupakan terendah sejak Agustus 2016. Di samping itu, di pasar komoditi, harga minyak mentah WTI melemah –0.19% ke USD 52.45 per barel.
Pada perdagangan 3 Oktober, IHSG ditutup melemah sebesar –0.28% kelevel 6,039. Sejalan dengan hal tersebut, investor asing tercatat melakukan aksi net sell dengan nilai mencapai Rp 795 miliar. Pelemahan tersebut terjadi di tengah rilis data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) September sebesar 123.1 yang terus turun dalam tiga bulan terakhir.
