Selama sepekan lalu setelah libur panjang pasca Lebaran pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami perlemahan sebesar –284.8 poin atau –4.67% ke level 5,821.8. Dalam jangka pendek, pola IHSG membentuk exhausting gap, kemungkinan penurunan akan berlanjut. IHSG akan menguji support terdekat. Pergerakan IHSG masih tertekan dibayangi oleh terutama faktor eksternal, yakni trade restriction antara US-China dan US-Uni Eropa dan ekspektasi pengetatan kebijakan moneter di developed economies. Kami perkirakan IHSG akan bergerak dalam range 5,700 – 6,029.
Wall Street dalam sepekan bergerak melemah –713.30 atau –2.83% di level 24.461. Pelemahan tersebut dikarenakan pelaku pasar khawatir akan perselisihan perdagangan antara Amerika Serikat dan China, khawatir akan ketegangan meningkat yang berpotensi menyebabkan perdagangan dunia melambat. Presiden Donal Trump akan mengenakan tarif impor sebesar 25% pada barang-barang China pada daftar yang memuat 1.200 produk senilai US$50 miliar yang akan di berlakukan 6 juli mendatang. Disusul Uni Eropa yang akan mulai mengenakan bea impor 25% pada barang-barang produksi Amerika Serikat, ini merupakan aksi balasan setelah Amerika Serikat memberlakukan tarif atas baja dan alumunium pada awal Juni. Permasalahan perang dagang sejak Mei telah diadakan pertemuan antara kedua negara, namun belum mencapai kesepakatan karena Amerika Serikat menekan China untuk mempersempit defisit perdagang senilai US$ 375.
Bursa Asia mengalami perlemahan setelah kekhawatiran perang dagang antara Amerika Serikat dan China kembali mencuat. Pekan lalu merupakan penurunan mingguan pasca perang dagang menggingat Presiden AS telah menjatuhkan tarif sebesar 25% perhadap produk China, nampaknya China pun menegaskan akan membalas dengan nilai yang sama. Harga minyak akhirnya naik walaupun sempat mengalami penurunan akibat menunggu OPEC. Pasalnya hasil rapat OPEC yang setuju meningkatkan produksi pada juli 2018sebesar 1 juta barel perhari (bph).
