Selama sepekan lalu pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penguatan sebesar –293 poin atau –4.83% ke level 5,783. Kemungkinan IHSG akan membentuk head and shoulders. Ini mengindikasikan pembalikan arah kecenderungan ketika mendekati 6,027 sebagai level resistance yang kuat untuk turun. Selanjutnya, IHSG akan mungkin turun ke 5,950 sebagai level support yang terdekat. Jika ini menembus pada level tersebut, kemungkinan melanjutkan penurunan ke 5,720 sebagai skenario terburuk. Setelah kekhawatiran investor terhadap kesepakatan dagang antara US-China dan krisis keuangan di Turkey telah mereda, bursa saham mulai pemulihan, khsususnya di emerging market di Asia. Selama sepekan, IHSG telah mengikuti naik sebesar 184.9 poin (+3.2%) week-on-week ke 5,968.7. Apakah IHSG menunjukkan sinyal yang kuat untuk bullish? Cuaca mungkin masih mendung dalam jangka menengah. Akhir-akhir ini The Fed memberikan sinyal akan melanjutkan menaikkan suku bunga acuan secara bertahap. Investor harus siap "wait and see". Di samping itu, ketidakpastian pada geopolitik masih akan mungkin mengancam capital gain.Kami perkirakan IHSG akan bergerak dalam range 5,720-6,027.
Wall Street dalam sepekan bergerak melemah -12.3 atau –0.05% di level 25.657. Perlemahan tersebut tertekan tarif impor yang baru senilai US$16 miliar untuk barang - barang impor atas masih masing-masing. Wallstreet pun juga tertekan posisi politik Trump setelah dua mantan penasehatnya dijatuhi dakwaan atas beberapa tuntutan. Rapat FOMC pada minggu lalu juga menyebutkan bahwa bank sentral akan melanjutkan suku bunga.
Bursa Asia pekan lalu di tutup mayoritas menguat. Bursa Jepang mengalami penguatan sebesar +191.1 point atau +0.86%, penguatan paling besar terjadi pada bursa Hong Kong +577 point atau +2.12%. Harga Komoditas bergerak mixed pada pekan lalu. Kenaikan terbesar terjadi pada harga Copper sebesar +0.27 atau +10% kelevel 2.70. Penurunan paling besar terjadi pada harga Nikel yaitu sebesar –205 poin atau –1.52% kelevel 13,275.
