Beranda

RESEARCH

Company Update

05 April 2019

Fixed Income Notes 05 April 2019

Imbal Hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Kamis, 4 April 2019 bergerak bervariasi dengan kecenderungan mengalami penurunan ditengah menguatnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika serta jelang rilisnya beberapa data perekonomian global.

Tingkat imbal hasil pada perdagangan hari Kamis, tanggal 4 April 2019 mengalami perubahan hingga 7 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga yang mencapai 25 bps. Adapun untuk Surat Berharga Negara seri acuan penurunan imbal hasil terjadi pada hampir keseluruhan seri hingga sebesar 3 bps. Kenaikan harga tertinggi didapati pada seri acuan bertenor 10 tahun sebesar 20 bps yang mengakibatkan turunnya imbal hasil sebesar 3 bps di level 7,567% yang diikuti oleh seri acuan dengan tenor 20 tahun dan 5 tahun yang mengalami kenaikan harga masing—masing sebesar 10 bps dan 7 bps yang berdampak pada menurunnya tingkat imbal hasil sebesar 1 bps di level 8,123% dan 2 bps di level 7,074%. Adapun perubahaan harga terendah didapati pada seri acuan bertenor 15 tahun dengan kenaikan sebesar 4 bps yang mendorong terjadinya penurunan imbal hasil sebesar 0,4 bps di level 8,002%. 

Berlanjutnya penguatan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika menjadi katalis positif bagi perdagangan Surat Utang Negara di pasar sekunder. Selain faktor penguatan Rupiah, penurunan imbal hasil US Treasury bertenor 10 tahun dengan level di bawah 3,00%, serta kuatnya isu damai dagang antara Amerika dan China akan berdampak positif bagi pasar surat utang di dalam negeri. Hal ini membuat para pelaku pasar lebih optimis atas perkembangan ekonomi negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Hanya saja kenaikan harga Surat Utang Negara mulai terlihat terbatas terutama pada seri - seri acuan dikarenakan para pelaku pasar masih akan mencermati jelang disampaikannya data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indonesia periode Maret 2019 serta rilisnya data industri Jerman periode Februari 2019 dan data tingkat pengangguran Amerika periode Maret 2019. Selain itu, para pelaku pasar juga masih mengantisipasi dengan adanya rencana lelang penjualan Surat Utang Negara yang akan dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 9 April 2019. Dengan kondisi tersebut, para pelaku pasar lebih memilih untuk melakukan aksi wait and see terlebih dahulu.  

Pergerakan harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika masih menunjukkan tren kenaikan seiring dengan penurunan imbal hasil US Treasury dan terus membaiknya persepsi risiko di tengah gejolak yang terjadi di pasar keuangan global. Kenaikan harga terjadi pada keseluruhan seri Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika. Harga INDO24 mengalami kenaikan sebesar 2,3 bps yang mendorong terjadinya penurunan tingkat imbal hasil sebesar 0,5 bps di level 3,513%. Sementara itu INDO29 mengalami kenaikan harga sebesar 12,7 bps yang menyebabkan penurunan imbal hasil sebesar 1,5 bps di level 3,918%. Adapun untuk INDO44 mengalami kenaikan harga sebesar 9,5 bps sehingga tingkat imbal hasilnya mengalami penurunan sebesar 0,6 bps di level 4,831%. 

Volume perdagangan Surat Berharga Negara yang dilaporkan pada perdagangan hari Kamis, 4 April 2019 senilai Rp14,32 triliun dari 45 seri Surat Berharga Negara. Adapun untuk Obligasi Negara seri FR0078 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar senilai Rp2,39 triliun dari 75 kali transaksi di harga rata - rata 104,83% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0079 senilai Rp1,96 triliun dari 77 kali transaksi di harga rata - rata 103,38%. Sementara itu dari volume perdagangan sukuk terbesar didapati pada perdagangan Project Based Sukuk seri PBS014 senilai Rp346,00 miliar dari 6 kali transaksi di harga rata - rata 98,80% dan diikuti oleh seri PBS015 senilai Rp321,93 miliar dari 19 kali transaksi di harga rata - rata 92,27%.

Dari perdagangan surat utang korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp888,46 miliar dari 32 seri surat utang korporasi yang ditransaksikan. Obligasi Berkelanjutan IV Sarana Multigriya Finansial Tahap VIII Tahun 2019 Seri A (SMFP04ACN8) menjadi surat utang korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp200,00 miliar dari 8 kali transaksi di harga rata - rata 100,00% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan Indonesia Eximbank III Tahap III Tahun 2016 Seri D (BEXI03DCN3) senilai Rp70 miliar dari 11 kali transaksi di harga rata - rata 99,6%. Selanjutnya untuk volume obligasi korporasi sebesar Rp64,00 miliar untuk 6 kali transaksi didapati pada Obligasi Berkelanjutan III Federal International Finance Tahap V Tahun 2019 Seri A (FIFA03ACN5).

Nilai tukar Rupiah pada perdagangan hari Kamis, tanggal 4 April 2019 ditutup menguat sebesar 38 pts (0,27%) di level 14182,00 per Dollar Amerika setelah bergerak dengan mengalami penguatan di sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 14178,00 hingga 14192,00 per Dollar Amerika. Penguatan nilai tukar Rupiah pada perdagangan kemarin terjadi di tengah beragamnya nilai tukar mata uang regional. Mata uang Rupiah Indonesia memimpin penguatan regional sebesar 0,27% yang diikuti oleh penguatan mata uang Yen Jepang (JPY) dan Dollar Singapura (SGD) masing-masing sebesar 0,09% dan 0,03%. Sedangkan mata uang yang mengalami pelemahan terbesar didapati pada mata uang Rupee India (INR) sebesar 0,96% yang diiringi dengan pelemahan mata uang Peso Filipina (PHP) dan Baht Thailand (THB) masing-masing sebesar 0,24% dan 0,18% terhadap Dollar Amerika.

Imbal hasil US Treasury bertenor 10 tahun dan 30 tahun ditutup dengan kondisi mengalami pelemahan masing-masing di level 2,52% dan 2,92%. Namun, kondisi pasar saham Amerika Serikat dimana indeks saham utamanya mengalami pergerakan yang beragam. Indeks DJIA menguat sebesar 64 bps di level 26384,63 sedangkan untuk indeks NASDAQ melemah sebesar 5 bps di level 7891,78. Adapun untuk imbal hasil surat utang Inggris (Gilt) dan surat utang Jerman (Bund) bertenor 10 tahun mengalami penurunan sehingga masing-masing berada pada level 1,084% dan -0,008%.

Pada perdagangan hari ini, kami perkirakan harga Surat Utang Negara berpotensi untuk mengalami kenaikan yang kami perkirakan akan didukung oleh meredanya tekanan terhadap nilai tukar Rupiah seiring dengan pelemahan mata uang Dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia. Pelaku pasar masih akan mencermati disampaikannya data-data perekonomian global. Kami perkirakan pelaku pasar juga akan berusaha untuk menjaga kinerja portofolionya, sehingga akan menyebabkan pergerakan harga Surat Utang Negara akan cenderung menguat.

Rekomendasi

Dengan kondisi tersebut, kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder dimana pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika masih menjadi salah satu faktor yang perlu dicermati. Adapun beberapa seri yang cukup menarik untuk dicermati diantaranya adalah sebagai berikut ini: FR0069, FR0053, FR0061, FR0063, FR0070 dan FR0056. 

Pemerintah akan melakukan Lelang Surat Utang Negara seri SPN03190710 (New Issuance), SPN12200410 (New Issuance), FR0077 (Reopening), FR0078 (Reopening), FR0068 (Reopening), FR0079 (Reopening) dan FR0076 (Reopening) pada hari Selasa, tanggal 9 April 2019. 

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group