Beranda

RESEARCH

Company Update

15 Agustus 2018

Fixed Income Notes 15 Agustus 2018

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Selasa, 14 Agustus 2018 bergerak bervariasi merespon hasil pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara.
  • Perubahan tingkat imbal hasil masih relatif terbatas, berkisar antara 2 - 13 bps dengan dimana perubahan yang cukup besar terjadi pada tenor pendek dan menengah. 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) relatif bergerak bervariasi, mengalami perubahan tingkat imbal hasil hingga berkisar antara 1 - 7 bps setelah mengalami perubahan harga berkisar antara 3 - 20 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) cenderung mengalami kenaikan berkisar antara 1 - 8 bps setelah mengalami koreksi harga hingga sebesar 50 bps. Sementara itu Surat Utang Negara dengan tenor panjang bergerak bervariasi dengan mengalami perubahan imbal hasil berkisar antara 1 - 13 bps dengan adanya perubahan harga hingga sebesar 80 bps. 
  • Sejak awal perdagangan, pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin relatif terbatas. Investor masih mencermati pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara, dimana pemerintah berencana menerbitkan Surat Utang Negara senilai Rp15 triliun dari enam seri Surat Utang Negara yang ditawarkan kepada investor. Terbatasnya pergerakan harga juga dipengaruhi oleh pelaku pasar yang masih menantikan data neraca perdagangan Juli 2018 yang akan disampaikan oleh Badan Pusat Statistik. 
  • Dari pelaksanaan lelang Surat Utang Negara, pemerintah meraup dana senilai Rp16,50 triliun dari total penawaran yang masuk senilai Rp34,37 triliun. Nilai nominal yang dimenangkan pada lelang kemarin mengalami penurunan dibandingkan dengan lelang sebelumnya yang sebesar Rp20,00 triliun meskipun masih di atas target penerbitan yang sebesar Rp15 triliun. 
  • Namun demikian, secara keseluruhan pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin cenderung beregrak bervariasi pasca pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara. Imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan cenderung mengalami kenaikan pada perdagangan kemarin, masing - masing di level 7,766% untuk tenor 5 tahun, 7,978% untuk tenor 10 tahun, 8,348% untuk tenor 15 tahun dan 8,392% untuk tenor 20 tahun. 
  • Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya cenderung mengalami penurunan ditengah kenaikan imbal hasil yang terjadi pada surat utang global. Imbal hasil dari INDO-28 dan INDO-43 masing - masing mengalami penurunan sebesar 2,5 bps di level 4,358% dan 4,916% setelah mengalami kenaikan harga masing - masing sebesar 20 bps dan 30 bps. Sedangkan imbal hasil dari INDO-48 ditutup dengan mengalami penurunan sebesar 4 bps di level 4,782% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 60 bps. Adapun INDO-23 relatif bergerak terbatas dibandingkan perdagangan sebelumnya di level 3,996%. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin mengalami peningkatan dibandingkan dengan volume perdagangan di awal pekan, seiring dengan adanya pelaksanaan lelang, yaitu senilai Rp15,47 triliun dari 38 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan. Obligasi Negara seri FR0064 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp3,77 triliun dari 189 kali transaksi di harga rata - rata 87,6% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0065 senilai Rp2,44 triliun dari 92 kali transaksi di harga rata - rata 86,27%.
  • Sedangkan dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp817 miliar dari 31 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi II Bussan Auto Finance Tahun 2018 Seri B (BAFI02B) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp236 miliar dari 4 kali transaksi di harga 100,43% dan diikuti oleh perdagangan  Obligasi Berkelanjutan IV Sarana Multrigriya Finansial Tahap V Tahun 2018 Seri A (SMFP04ACN5) senilai Rp104 miliar dari 5 kali transaksi di harga rata - rata 99,99%. 
  • Sementara itu nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup menguat terbatas, sebesar 14,00 pts (0,09%) di level 14581,00  per dollar Amerika setelah bergerak dalam rentang perubahan yang terbatas pada kisaran 14575,00 hingga 14635,00 per dollar Amerika. Penguatan nilai tukar rupiah tersebut sejalan dengan pergerakan nilai tukar mata uang regional yang cenderung mengalami penguatan terhadap dollar Amerika dengan dipimpin oleh Won Korea Selatan (KRW) dan diikuti oleh Dollar Singapura (SGD). 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan cenderung bergerak terbatas menjelang pengumuman data neraca perdagangan bulan Juli 2018. Analis memperkirakan bahwa di bulan Juli 2018 terjadi defisit sebesar $650 juta yang diperkirakan adanya peningkatan dari sisi import sebesar 1,5%. 
  • Semantara itu harga Surat Utang Negara akan berpotensi mengalami tekanan seiring dengan kenaikan imbal hasil di pasar surat utang global. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun pada perdagangan kemarin ditutup naik pada level 2,899% dari posisi penutupan sebelunya di level 2,884%. Imbal hasil surat utang Jerman (Bund) juga terlihat mengalami kenaikan di level 0,326% adapun surat utang Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama terlihat mengalami kenaikan di level 1,265%. Hal tersebut kami perkirakan akan mempengaruhi pergerakan harga Surat Utang Negara baik denominasi mata uang rupiah paupun dollar Amerika. 
  • Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih berada pada area konsolidasi, sehingga pergerakan harganya dalam jangka pendek masih akan cenderung terbatas dengan arah pergerakan yang mendatar (sideways) terutama dengan adanya beberapa agenda ekonomi penting yang akan disampaikan hingga pertengahan bulan Agustus 2018, diantaranya ialah data neraca perdagangan bulan Juli 2018. 
  • Rekomendasi : Dengan kondisi tersebut, maka kami menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara dengan melakukan strategi trading di tengah kondisi pasar keuangan global yang masih berfluktuasi. Pilihan seri Surat Utang Negara yang kami anggap masih menarik adalah seri FR0069, FR0058, FR0074, FR0065, FR0068, FR0072, FR0075, FR0067. 
  •  Pemerintah meraup dana senilai Rp16,50 triliun dari lelang penjualan Surat Utang Negara seri SPN 12181115 (Reopening), SPN 12190606 (Reopening), FR0063 (Reopening), FR0064 (Reopening), FR0065 (Reopening), FR0075 (Reopening)  pada hari Selasa, tanggal 14 Agustus 2018.

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group