Beranda

RESEARCH

Company Update

18 April 2019

Fixed Income Notes 18 April 2019

Harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin, hari Selasa, tanggal 16 April 2019 bergerak dengan kecenderungan mengalami kenaikan yang terbatas di tengah jelang diselenggarakannya pemilihan umum serta suksesnya lelang Surat Berharga Syariah Negara sehingga berdampak pada minimnya persepsi risiko dari para pelaku pasar.

Kenaikan harga yang terjadi pada perdagangan kemarin hingga mencapai 53 bps yang terjadi pada hampir keseluruhan seri Surat Utang Negara sehingga mendorong terjadinya penurunan imbal hasil yang berkisar antara 2 bps hingga 6 bps dengan rata - rata penurunan imbal hasil sebesar 2,7 bps. Harga Surat Utang Negara dengan tenor pendek mengalami kenaikan hingga sebesar 6 bps yang mendorong terjadinya penurunan imbal hasil yang berkisar antara 0,6 bps hingga 1,4 bps. Sementara itu pada Surat Utang Negara dengan tenor menengah mengalami kenaikan berkisar antara 12 bps hingga 32 bps yang mendorong terjadinya penurunan tingkat imbal hasil hingga mencapai 6 bps. Adapun pada Surat Utang Negara dengan tenor panjang, kenaikan harga yang terjadi mencapai 53 bps yang mendorong terjadinya penurunan tingkat imbal hasilnya hingga sebesar 6,4 bps. Kenaikan harga yang terjadi pada perdagangan kemarin juga mendorong terjadinya penurunan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun sebesar 3 bps di level 7,080% dan tenor 10 tahun di level 7,596%. Sedangkan untuk seri acuan dengan tenor 15 tahun mengalami penurunan imbal hasil sebesar 6 bps di level 8,010% dan tenor 20 tahun mengalami penurunan imbal hasil sebesar 4 bps di level 8,157%.

Pergerakan harga Surat Utang Negara yang mengalami kenaikan pada perdagangan kemarin hari Selasa tanggal 16 April 2019 didukung oleh faktor menurunnya persepsi risiko atas kondisi perekonomian domestik, dimana minimnya persepsi risiko ini masih dipengaruhi oleh rilisnya data surplus neraca perdagangan Indonesia yang mengakibatkan meningkatnya cadangan devisa negara sehingga stabilitas nilai tukar Rupiah dapat terjaga di tengah jelang diselenggarakannya pemilihan umum 2019. Selain faktor tersebut, kenaikan harga Surat Utang Negara juga didukung oleh hasil positif dari lelang penjualan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), dimana pada lelang tersebut pemerintah meraup dana senilai Rp6,06 triliun dengan total penawaran yang masuk mencapai Rp18,51 triliun dari enam seri yang ditawarkan. Jumlah penawaran tersebut mengalami peningkatan dibandingkan dengan jumlah penawaran lelang SBSN sebelumnya yang senilai Rp18,42 triliun yang dikuti pula oleh cukup kompetitifnya tingkat imbal hasil yang diminta oleh investor. Kenaikan harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin juga didukung oleh kenaikan volume perdagangan. 

Kenaikan harga juga didapati pada Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika didukung oleh membaiknya persepsi risiko yang tercermin pada penurunan angka Credit Default Swap (CDS). Kenaikan harga terjadi pada hampir keseluruhan seri dengan kenaikan harga yang cukup besar didapati pada Surat Utang Negara dengan tenor di atas 10 tahun. Harga dari INDO24 dan INDO29 masing - masing mengalami kenaikan sebesar 6,6 bps dan 7 bps yang menyebabkan terjadinya penurunan imbal hasil masing - masing sebesar 1,4 bps di level 3,477% dan 3,912%. Adapun harga INDO44 mengalami kenaikan sebesar 17 bps yang menyebabkan penurunan imbal hasilnya kurang dari 1 bps di level 4,794%.  

Volume perdagangan Surat Berharga Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp12,85 triliun dari 40 seri Surat Berharga Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan senilai Rp5,56 triliun. Obligasi Negara seri FR0077 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp2,31 triliun dari 44 kali transaksi di harga rata - rata 104,31% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0078 senilai Rp1,46 triliun dari 44 kali transaksi di harga rata - rata 104,63%. Sedangkan Project Based Sukuk seri PBS012 menjadi Sukuk Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp2,23 triliun dari 12 kali transaksi di harga rata - rata 102,45% yang diikuti oleh perdagangan Project Based Sukuk seri PBS022 senilai Rp920,58 miliar dari 11 kali transaksi di harga rata - rata 102,11%. 

Sementara itu dari perdagangan surat utang korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,27 triliun dari 65 seri surat utang korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan IV Adira Finance Tahap V Tahun 2019 Seri A (ADMF04ACN5) menjadi surat utang korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp121,00 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 100,00% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan IV Astra Sedaya Finance Tahap II Tahun 2019 Seri B (ASDF04BCN2) senilai Rp110,00 miliar dari 1 kali transaksi di harga rata - rata 100,00%.  

Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika ditutup melemah sebesar 25,00 (0,18%) di level 14085,00 setelah bergerak pada kisaran 14060,00 hingga 14085,00 per Dollar Amerika dengan mengalami pelemahan sepanjang sesi perdagangan. Pelemahan nilai tukar Rupiah tersebut terjadi di tengah nilai tukar sebagian besar mata uang regional yang mengalami pelemahan terhadap Dollar Amerika. Selain mata uang Rupiah, pelemahan mata uang regional didapati pada mata uang Ringgit Malaysia (MYR) yang melemah sebesar 0,59% dan Rupee India (INR) sebesar 0,30%. Adapun mata uang regional yang mengalami penguatan hanya terjadi pada mata uang Yen Jepang (JPY) sebesar 0,12% terhadap Dollar Amerika.  

Imbal hasil surat utang global pada perdagangan kemarin bergerak dengan arah perubahan yang cenderung mengalami kenaikan dimana pada negara - negara maju, tingkat imbal hasil surat utangnya cenderung mengalami kenaikan. Imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup dengan mengalami kenaikan terbatas di level 2,59% adapun untuk tenor 30 tahun juga ikut mengalami penguatan di level 2,99%. Hal ini tidak sejalan dengan yang dialami oleh saham utamanya dimana indeks saham DJIA terpantau melemah tipis sebesar 1 bps di level 26449,54 dan indeks NASDAQ juga ikut melemah sebesar 5 bps di level 7996,08. Sementara itu, imbal hasil dari surat utang Inggris terlihat mengalami kenaikan di level 1,742% adapun surat utang Jerman ditutup dengan kenaikan yaitu di level 0,084%. Surat utang regional yang juga terlihat mengalami penguatan imbal hasil pada perdagangan kemarin adalah surat utang China di level 3,427% dan surat utang Thailand di level 2,50%. 

Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder masih berpeluang mengalami kenaikan yang didukung oleh sentimen positif dari pelaksanaan Pemilihan Umum. Hasil hitung cepat Pemilihan Presiden 2019 yang diselenggarakan oleh beberapa Lembaga survey independent seperti Kompas, Indobarometer, LSI Denny JA, SMRC, Indikator, Charta Politika menempatkan pasangan Jokowi dan Ma’ruf Amin memimpin perolehan suara dengan rata-rata perolehan sebesar 54%-55% dibandingkan dengan pasangan Prabowo dan Sandi sebesar 45%-46%. Meskipun hanya sebatas hitung cepat, namun persepsi para pelaku pasar akan merespon positif dari perolehan ini akibat kondisi domestik yang lebih stabil. Sementara itu, data surplus neraca perdagangan serta data kenaikan cadangan devisa negara yang dirilis pada pekan kemarin juga akan menjadi indikasi positif pada perdagangan hari ini.

Rekomendasi

Seiring dengan masih berlanjutnya sentimen positif atas kenaikan harga Surat Utang negara, maka kami menyarankan kepada investor untuk melakukan strategi trading yang memanfaatkan momentum kenaikan harga. Pelaku pasar juga perlu mencermati perubahan harga Surat Utang Negara dengan fokus pada perubahan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika. Beberapa seri yang kami lihat cukup menarik untuk diperdagangkan diantaranya adalah : FR053, FR061, FR0063, FR0070, FR0071, dan FR0073.

Pemerintah meraup dana senilai Rp6,06 triliun dengan melaksanakan lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) pada tanggal 16 April 2019 untuk seri SPNS03102019 (reopening), PBS014 (reopening), PBS019 (reopening), PBS021 (reopening), PBS022 (reopening), dan PBS015 (reopening). 

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group