Beranda

RESEARCH

Company Update

21 September 2018

Fixed Income Notes 21 September 2018

  • Harga Surat Utang Negara bergerak bervariasi dengan kecenderungan mengalami kenaikan pada perdagangan hari Kamis, 20 September 2018 didukung oleh penguatan nilai tukar Rupiah.
  • Perubahan harga yang terjadi pada perdagangan kemarin berkisar antara 5 hingga 70 bps mendorong terjadinya perubahan tingkat imbal hasil hingga sebesar 15 bps. Harga Surat Utang Negara bertenor pendek mengalami kenaikan harga yang terbatas berkisar antara 3 - 8 bps sehingga mendorong terjadinya penurunan imbal hasil hingga sebesar 15 bps. Sementara itu harga Surat Utang Negara dengan tenor menengah mengalami kenaikan hingga sebesar 20 bps yang mendorong tingkat imbal hasilnya mengalami penurunan yang berkisar antara 1 - 5 bps dan harga Surat Utang Negara dengan tenor panjang terlihat mengalami kenaikan yang berkisar antara 5 - 70 bps dengan penurunan imbal hasil yang terjadi berkisar antara 1 - 9 bps. 
  • Kenaikan harga yang terjadi pada perdagangan kemarin didukung oleh penguatan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika seiring dengan pelemahan yang dialami oleh Dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia. Selain itu, kenaikan hrag juga didukung oleh kembalinya pembelian oleh investor asing. Berdasarkan data kepemilikan Surat Berharag Negara yang dapat diperdagangkan, investor asing dalam dua hari berturut - turut mencatatkan pembelian bersih yaitu di tanggal 18 September 2018 senilai Rp893 miliar dan di tanggal 19 September 2019 senilai Rp1,58 triliun. Namun demikian, investor asing hingg 19 September 2018 masih mencatatkan penjualan bersih Surat Berharga Negara, senilai Rp18,63 triliun dengan total kepemilikan senilai Rp837,16 triliun yang setara dengan 36,71% dari total Surat Berharga Negara yang dapat diperdagangkan.
  • Kenaikan harga yang terjadi pada perdagangan kemarin mendorong terjadinya penurunan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan sebesar 6 bps di level 8,44% untuk tenor 15 tahun dan sebesar 2 bps untuk tenor 5 tahun di level 8,130. Sementara itu untuk seri acuan dengan tenor 10 tahun mengalami penurunan imbal hasil sebesar 3 bps di level 8,18% dan tenor 20 tahun mengalami penurunan sebesar 4 bps di level 8,75%.
  • Arah pergerakan harga yang bervariasi juga didapati pada perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika di tengah masih berlanjutnya kenaikan imbal hasil dari US Treasury. Harga dari INDO28 dan INDO43 maisng - masing mengalami kenaikan sebesar 15 bps dan 30 bps sehingga mendorong penurunan imbal hasil kedua seri tersebut masing - masing sebesar 2 bps di level 4,511% dan 5,11%. Sedangkan harga dari INDO23 mengalami penurunan harga yang terbatas, menyebabkan tingkat imbal hasilnya berada pada level 4,128%. 
  • Volume perdagangan Surat Berharga Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp9,36 triliun dari 36 seri Surat Berharga Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan mencapai Rp3,15 triliun. Obligasi Negara seri FR0072 masih menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,36 triliun dari 96 kali transaksi di harga rata - rata 99,25% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0063 senilai Rp1,20 triliun dari 49 kali transaksi di harga rata - rata 90,58%.  Sementara itu Project Based Sukuk seri PBS013 menjadi Sukuk Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp769 miliar dari 23 kali transaksi di harga rata - rata 99,58% dan diikuti oleh perdagangan seri PBS015 senilai Rp92 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 85,16%. 
  • Dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,06 triliun dari 53 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan Indonesia Eximbank II Tahap VII Tahun 2016 Seri B (BEXI02BCN7) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp120 miliar dari 8 kali transaksi di harga rata - rata 100,55% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Infrastruktur Green Bond Berkelanjutan I Sarana Multi Infrastruktur Tahap I Thn 2018 Seri A (GNSMII01ACN1) senilai Rp100 miliar dari 3 kali transaksi di harga rata - rata 100,00%. 
  •  
  • Sementara itu nilai tukar Rupiah ditutup menguat sebesar 26 pts (0,17%) di level 14849,00 per Dollar Amerika setelah bergerak dengan mengalami penguatan sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 14820,00 hingga 14854,00 per Dollar Amerika. Mata uang Rupiah memimpin penguatan mata uang regional terhadap Dollar Amerika yang diikuti oleh mata uang Baht Thailand (THB) sebesar 0,17% dan Ringgit Malaysia (MYR) sebesar 0,15%. Adapun mata uang Peso Philippina (PHP) mengalami pelemahan terhadap Dollar Amerika sebesar 0,16%. Penguatan mata uang Rupiah terhadap Dollar Amerika didukung oleh meredanya tekanan jual oleh investor asing di insturmen Surat Berharga Negara maupun di pasar saham.
  • Sedangkan dari perdagangan surat utang global, pergerakan imbal hasil cukup bervariasi dimana imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun sempat menyentuh level 3,096% yang merupakan posisi tertingginya sejak 18 Mei 2018 merespon data sektor tenaga kerja Amerika Serikat. Adapun imbal hasil dari surat utang Inggris (Gilt) terlihat mengalami penurunan di level 1,591% begitu pula surat utang Jerman (Bund) yang mengalami penurunan imbal hasil di level 0,468%. Sementara itu imbal hasil surat utang Malaysia terlihat mengalami penurunan di level 4,085% dan juga surat utang Jepang yang turun terbatas ke level 0,111%. 
  • Seacara teknikal, harga Surat Utang Negara masih bergerak dalam tren kenaikan harga yang didapati pada keseluruhan tenor. Kenaikan harga Surat Utang Negara dalam beberapa hari terakhir juga telah mendorong harga Surat Utang Negara mulai bergerak menjauhi area jenuh jual (oversold) menuju area jenuh beli (overbought) terutama pada Surat Utang Negara dengan tenor 1 - 15 tahun.
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih berpeluang untuk mengalami kenaikan. hanya saja kenaikan harga akan semakin terbatas yang sudah terlihat pada pergerakan harga kemarin ditengah rencana lelang penjualan Surat Utang Negara pada pekan depan dimana pemerintah mulai menawarkan seri baru yang akan dijadikan seri acuan tahun depan, yaitu FR0077 untuk tenor 5 tahun dan FR0078 untuk tenor 10 tahun. Selain itu, agenda Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika (FOMC Meeting) dan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia yang akan dilaksanakan pada pekan depan akan menjadi fokus perhatian oleh investor. Terbatasnya pergerakan harga Surat Utang Negara pada hari ini juga akan dipengaruhi oleh kembali naiknya imbal hasil dari US Treasury.
  • Rekomendasi : Kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Investor dapat memanfaatkan momentum kenaikan harga Surat Utang Negara untuk melakukan trading jangka pendek di tengah masih berpeluangnya penguatan mata uang Rupiah seiring dengan pelemahan Dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia. Beberapa seri yang dapat dipilih untuk transaksi hari ini diantaranya adalah sebagai berikut : *ORI013, SR009, PBS016, PBS002, FR0036, FR0031, FR0034, FR0053, FR0061, FR0043, FR0063, FR0046, FR0070 dan FR0047. *
  • Rencana Lelang Surat Utang Negara seri SPN03181226 (New Issuance), SPN12190606 (Reopening), FR0077 (New Issuance), FR0078 (New Issuance), FR0065 (Reopening) dan FR0075 (Reopening) pada hari Selasa, tanggal 25 September 2018.

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group