Beranda

RESEARCH

Company Update

31 Mei 2018

Fixed Income Notes 31 Mei 2018

  • Pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Rabu, 30 Mei 2018 bergerak bervariasi dengan kecenderungan mengalami penurunan jelang berakhirnya pelaksanaan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil relatif bervariasi, berkisar antara 1 - 8 bps dimana pada tenor pendek imbal hasilnya cenderung mengalami penurunan sedangkan pada tenor panjang mengalami kenaikan imbal hasil. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) dan menengah (5-7 tahun) mengalami perubahan berkisar antara 1 - 5 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 20 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) cenderung mengalami kenaikan hingga sebesar 3 bps dengan didorong oleh adanya koreksi harga hingga sebesar 30 bps. 
  • Bervariasinya perubahan harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin turut dipengaruhi oleh nilati tukar rupiah yang bergerak stabil terhadap dollar Amerika seiring pelemahan dollar Amerika terhadap mata uang utama lainnya. Penurunan imbal hasil Surat Utang Negara seiring dengan penurunan yang terjadi pada imbal hasil surat utang regional di tengah surat utang global yang terlihat mengalami kenaikan imbal hasil didorong oleh kekhawatiran investor terhadap geopolitik di Italia. 
  • Adapun dari pelaksanaan lelang penjualan Surat Berharga Syariah Negara, pemerintah meraup dana senilai Rp4,36 triliun dari total penawaran yang masuk senilai Rp7,15 triliun. Jumlah penawaran yang masuk mengalami penurunan dibandingkan dengan lelang sebelumnya yang senilai Rp9,107 triliun namun dari nilai yang dimenangkan, lebih tinggi dari lelang sebelumnya yang sebesar Rp4,05 triliun. Tingginya jumlah penawaran serta cukup agresifnya penawaran yang dilakukan oleh investor terutama pada seri Surat Perbendaharaan Negara  Syariah mendorong pemerintah untuk memenangkan lelang di batas atas maksimum target penerbitan. Hanya saja, hasil positif dari pelaksanaan lelang tersebut tidak cukup mampu menahan terjadinya perubahan harga Surat Utang Negara, terutama pada Surat Utang Negara dengan tenor panjang. 
  • Secara keseluruhan, perdagangan kemarin telah mendorong penurunan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun dan 10 tahun masing - masing sebesar 2 bps di level 6,786% dan 7,087%. Adapun untuk tenor 15 tahun imbal hasilnya naik sebesar 1 bps di level 7,580% dan untuk seri acuan dengan tenor 20 tahun tingkat imbal hasilnya mengalami kenaikan sebesar 1,5 bps di level 7,697%. 
  • Dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya cenderung mengalami kenaikan terbatas di tengah pergerakan imbal hasil dari US Treasury yang juga cenderung mengalami kenaikan. Imbal hasil dari INDO-23 dan INDO-28 masng - masing mengalami kenaikan kurang dari 1 bps di level 3,944% dan 4,307% setelah didorong oleh adanya koreksi harga yang juga terbatas sebesar 3 bps dan 4 bps. Adapun imbal hasil dari INDO-38 dan INDO-48 masing - masing terlihat mengalami kenaikan sebesar 1 bps di level 5,004% dan 4,848% setelah mengalami koreksi harga sebesar 15 bps dan 20 bps. Terbatasnya pergerakan harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika turut dipengaruhi oleh pelaku pasar yang masih menahan diri melakukan transaksi ditengah kekhawatiran investor terhadap geopolitik yang terjadi di Italia. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp9,51 triliun dari 42 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan, dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan mencapai Rp4,30 triliun. Obligasi Negara seri FR0064 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp935 miliar dari 55 kali transaksi di harga rata - rata 99,73% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0059 senilai Rp889 miliar dari 31 kali transaksi di harga rata - rata 98,70%. 
  • Dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp2,82 triliun dari 59 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan IV Sarana Multigriya Finansial Tahap IV Tahun 2018 Seri A (SMFP04ACN4) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp620 miliar dari 15 kali transaksi di harga rata - rata 100,00% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan I Bank UOB Iundonesia Tahap II Tahun 2018 Seri A (BBIA01ACN2) senilai Rp466 miliar dari 5 kali transaksi di harga rata - rata 100,05%. 
  • Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika pada perdagangan kemarin ditutup pada level 13993,00 per dollar Amerika, mengalami penguatan terbatas sebesar 3,00 pts (0,01%) dibandingkan dengan posisi penutupan sebelumnya setelah bergerak pada kisaran 13913,00 hingga 14043,00 per dollar Amerika. Pelemahan nilai tukar rupiah tersebut terjadi di saat mata uang regional cenderung bergerak mengalami bervariasi terhadap dollar Amerika, dimana penguatan dipimpin oleh Rupee India (INR), Dollar Singapura (SGD) dan Peso Philippina (PHP). Sementara itu Won Korea Selatan (KRW) memimpin pelemahan mata uang regional terhadap dollar Amerika diikuti oleh Baht Thailand (THB) dan Dollar Taiwan (TWD). 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan cenderung bergerak bervariasi dengan kecenderungan masih mengalami kenaikan harga walaupun terbatas di tengah stabilntya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika seiring dengan kenaikan suku bunga BI 7-Days RR Repo di level 4,75%. Namun kenaikan harga akan dibatasi oleh naiknya imbal hasil surat utang global ditengah kekhawatiran investor terhadap geopolitik di Italia. 
  • Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia yang berakhir pada perdagangan kemarin memutuskan untuk menaikkan tingkat suku bunga acuan di level 4,75% setelah memutuskan untuk menaikkan suku bunga cuan sebesar 25 bps di tanggal 17 Mei 2018. 
  • Imbal hasil dai US Treasury dengan tenor 10 tahun pada perdagangan kemarin ditutup naik di level 2,857% begitu pula dengan tenor 30 tahun yang naik pada kisaran 3,025%. Adapun imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) juga terlihat mengalami kenaikan masing - masing di level 0,362% dan 1,249%. Hal tersebut kami perkirakan akan berdampak negatif terhadap pergerakan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika pada perdagangan hari ini. 
  • Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara secara keseluruhan masih berada pada tren kenaikan, sehingga akan membuka peluang terjadinya kenaikan harga dalam jangka pendek dengan didukung oleh harga Surat Utang Negara yang masih berada di  area jenuh jual. 
  • Rekomendasi : Dengan kombinasi dari beberapa faktor tersebut, maka kami menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara. Peluang kenaikan harga di pasar sekunder dapat dimanfaatkan oleh investor untuk melakukan strategi trading dengan pilihan masih pada Surat Utang Negara dengan tenor pendek dan menengah seperti seri FR0069, ORI013, FR0073, FR0058, FR0074, FR0068, FR0072, FR0075 dan FR0067. 
  • Pemerintah meraup dana senilai Rp4,360 triliun dari lelang penjualan Sukuk Negara seri SPN-S 01122018 (new issuance), PBS002 (reopening), PBS004 (reopening), PBS012 (reopening), PBS016 (reopening), dan PBS017 (reopening) pada hari Rabu tanggal 30 Mei 2018.

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group