Seiring dengan pelemahan pada bursa saham global, kemungkinan IHSG berpotensi melemah dengan supp-resit: 6,413-6,487 pada perdagangan 23Jan. Sebagai sentimen negatif lainnya, MSCI index dan EIDO masing-masing melemah -1.68 dan -1.55%. Investor portofolio khawatir terhadap perlambatan pada pertumbuhan ekonomi global akibat perlambatan pada pertumbuhan ekonomi China. Secara technical analysis, RSI dan Stochastic indicators masing-masing telah menunjukkan overbought, refleksi profit taking risk meningkat. Adapun, kami merekomendasikan untuk perdagangan saham hari ini, seperti: ERAA, DMAS, BSDE, LSIP, dan ESSA.
Setelah libur Martin Luther King, Jr. Day, mayoritas bursa saham Wall Street melemah. Dow dan S&P500 masing-masing melemah -1.22 dan -1.42%, setelah menguat dalam 4 hari. Begitu juga, mayoritas bursa saham Uni Eropa melemah. FTSE100 dan DAX index masing-masing melemah -0.99 dan -0.41%, pelemahan dalam 2 hari. Pelemahan tersebut kemungkinan disebabkan oleh: 1) perlambatan pada pertumbuhan ekonomi global, selaras dengan IMF menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global pada 2019-20; 2) perlambatan yang berlanjut pada pertumbuhan ekonomi China; 3) government shutdown di AS terus berlanjut; dan 4) ketidakpastian pada proses Brexit. Di samping itu, di pasar komoditi, harga minyak mentah WTI dan coal masing-masing melemah -2.29 dan -0.15%.
Bursa saham domestik berlanjut menguat di tengah bursa saham emerging markets Asia bergerak variatif. Shanghai dan Nifty index masing-masing melemah -1.18 dan -0.36%. Adapun, IHSG berlanjut menguat +0.27% ke 6,450, penguatan dalam 6 hari. Penguatan IHSG didorong oleh penguatan pada sektor: basic industry (+1.42%) dan consumer (+0.74%). Investor portofolio asing berlanjut mencatatkan net buy IDR 89.2 miliar, net buy sejak awal 2019 dan akumulasi net buy menjadi IDR 10.96 triliun YTD. Saham-saham yang menjadi leading movers, seperti: BBCA, BDMN, HMSP, TPIA, dan INTP.
