Beranda

RESEARCH

Company Update

05 Desember 2017

Fixed Income Notes 05 Desember 2017

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Senin, 4 Desember 2017 bergerak bervariasi dengan kecenderungan mengalami penurunan merespon terkendalinya data inflasi bulan November 2017.
  •  Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 4 bps dimana perubahan imbal hasil yang cukup besar didapati pada Surat Utang Negara dengan tenor panjang. Sedangkan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) cenderung mengalami kenaikan berkisar antara 1 - 4 bps didorong oleh adanya koreksi harga hingga sebesar 4 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 1 - 3 bps dengan didorong olah adanya kenaikan harga sebesar 15 bps dan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) juga ditutup dengan perubahan yang bervariasi berkisar antara 1 - 4 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 50 bps. 
  • Bervariasinya perubahan harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin turut dipengaruhi oleh tagihan pajak utama Amerika Serikat disetujui setelah pada hari Sabtu dini hari, anggota partai Republik berhasil melewati sebuah RUU untuk memperbaiki sistem perpajakan negara tersebut. Namun, GOP masih perlu mengatasi hambatan masa depan agar senat dan DPR menyusun undang-undang gabungan, yang kemudian akan dipresentasikan kepada presiden Donald Trump. 
  • Bervariasinya pergerakan harga Surat Utang Negara juga turut dipengaruhi faktor nilai tukar rupiah yang mengalami pelemahan di tengah menguatnya mata uang dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia sebagai respon di setujuinya tax bill Amerika pada perdagangan kemarin. 
  • Sementara itu dari data ekonomi domestik, Badan Pusat Statistik menyatakan bahwa pada bulan November 2017 terjadi inflasi sebesar 0,20%. Inflasi di bulan November terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya seluruh indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok bahan makanan sebesar 0,37 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,22 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,13 persen; kelompok sandang sebesar 0,12 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,27 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga sebesar 0,10 persen; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 0,09 persen. Dengan demikian, inflasi tahun kalender (YTD) di tahun 2017 sebesar 2,87% dan tingkat inflasi tahun ke tahun (YoY) sebesar 3,30%. Pelaku pasar tidak banyak terpengaruh oleh data inflasi tersebut dikarenakan data inflasi masih sejalan dengan yang diperkirakan oleh pelaku pasar dimana untuk inflasi bulanan diperkirakan sebesar 0,29% dan inflasi tahunan sebesar 3,41%. 
  • Sehingga secara keseluruhan, kombinasi dari faktor dalam dan luar negeri tersebut menyebabkan bervariasnya perubahan harga yang juga berdampak terhadap bervariasinya perubahan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin. Imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan pada perdagangan kemarin ditutup dengan kecendeurngan mengalami kenaikan dengan perubahan imbal hasil yang kurang dari 1 bps masing - masing di level 6,030% untuk tenor 5 tahun dan di level 7,239% untuk tenor 20 tahun. Adapun imbal hasil seri acuan dengan tenor 10 tahun dan 15 tahun mengalami kenaikan sebesar 1 bps masing - masing di level 6,508% dan 7,041%.
  •  Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, tingkat imbal hasilnya ditutup dengan mengalami kenaikan pada keseluruhan seri di tengah kenaikan tingkat imbal hasil dari US Treasury seiring dengan disetujuinya tax bill Amerika oleh DPR. Imbal hasil dari INDO-20 mengalami kenaikan sebesar 2,5 bps di level 2,348% setelah mengalami koreksi harga sebesar 5 bps. Adapun imbal hasil dari INDO-27 mengalami kenaikan sebesar 1 bps di level 3,634% didorong koreksi harga sebesar 10 bps. Sementara itu imbal hasil INDO-37 dan INDO-47 mengalami kenaikan sebesar 2 bps setelah mengalami koreksi harga sebesar 25 bps dan 35 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin masih cukup besar, senilai Rp10,66 triliun dari 44 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dimana untuk seri acuan volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp3,53 triliun. Surat Perbendaharaan Negara seri SPN12180201 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,81 triliun dari 8 kali transaksi di harga rata - rata 99,26% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0059 senilai Rp1,56 triliun dari 43 kali transaksi di harga rata - rata 103,1%. 
  • Adapun dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp823,88 miliar dari 47 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan II Medco Energi Internasional Tahap VI Tahun 2017 Seri A (MEDC02ACN6) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp230 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 100,15% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan I Global Mediacom Tahap I Tahun 2017 Seri A (BMTR01ACN1) senilai Rp86 miliar dari 5 kali transaksi di harga rata - rata 100,01%. 
  • Sementara itu nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup melemah terbatas sebesar 4,00 pts (0,02%) pada level 13527,00 per dollar Amerika setelah bergerak dengan mengalami pelemahan sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13520,00 hingga 13549,00 per dollar Amerika. Pelemahan nilai tukar rupiah tersebut seiring dengan pelemahan mata uang regional terhadap mata uang dollar Amerika sebagai respon atas disetujuinya tax bill Amerika. Mata uang Peso Philippina (PHP) memimpin pelemahan mata uang regional yang diikuti oleh Yen Jepang (JPY) dan Won Korea Selatan (KRW). 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan bergerak bervariasi dengan peluang terjadinya koreksi harga seiring dengan disetujuinya tax bill Amerika pada perdagangan kemarin mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil surat utang global. Imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun pada perdagangan kemarin ditutup naik pada level 2,374% dari posisi penutupan sebelumnya di level 2,363%. Kenaikan imbal hasil juga terjadi pada surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) yang masing - masing ditutup naik pada level 0,333% dan 1,283% dari posisi penutupan sebelumnya di level 0,312% dan 1,230%. Hal tersebut kami perkirakan akan berdampak terhadap perdagangan Surat Utang Negara baik yang berdenominasi mata uang rupiah maupun dollar Amerika. 
  • Adapun dari dalam negeri, pelaku pasar akan menantikan data cadangan devisa di akhir November 2017 yang akan disampaikan oleh Bank Indonesia pada tanggal 8 November 2017. Sedangkan secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih berada pada area konsolidasi untuk jangka panjang, sehingga dalam jangka pendek pergerakan harganya masih akan cenderung mendatar (sideways) dengan perubahan harga yang relatif terbatas. 
  • Rekomendasi : Dengan kondisi tersebut maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Bagi investor dengan horizon investasi jangka panjang, peluang adanya koreksi harga dapat dimanfaatkan untuk melakukan akumulasi secara bertahap terhadap Surat Utang Negara dengan tenor panjang yang masih menawarkan tingkat imbal hasil yang menarik seperti seri FR0069, FR0053, FR0070, FR0071, FR0073, FR0065, FR0068 dan FR0072. 
  • Pencatatan Obligasi Berkelanjutan II Summarecon Agung Tahap II Tahun 2017.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group