Beranda

RESEARCH

Company Update

06 April 2018

Fixed Income Notes 06 April 2018

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Kamis, 5 April 2018 kembali bergerak terbatas dengan arah perubahan yang bevariasi di tengah pelaku pasar yang menahan diri untuk melakukan transaksi jelang disampaikannya data cadangan devisa bulan Maret 2018. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 4 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 1 bps dimana imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek yang cenderung mengalami penurunan dan imbal hasil tenor panjang yang cenderung mengalami kenaikan. 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) bergerak mengalami penurunan berkisar antara 1 - 4 bps didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 5 bps. Sedangkan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) cenderung mengalami penurunan dengan perubahan sebesar 1 - 5 bps yang didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 30 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) bergerak cukup bervariasi dengan perubahan berkisar antara 1 - 3 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 30 bps. 
  • Terbatasnya perubahan tingkat imbal hasil pada perdagangan kemarin dipengaruhi oleh pelaku pasar yang masih menahan diri untuk melakukan transaksi di pasar sekunder jelang disampaikannya data cadangang devisa bulan Maret 2018 pada hari ini. Hal tersebut juga tercermin pada volume perdagangan yang tidak begitu besar dan mengalami penurunan dibandingkan dengan volume perdagangan kemarin. Investor juga masih mencermati rencana kebijakan tarif oleh pemerintah Amerika yang mendorong kenaikan imbal hasil US Treasury maupun surat utang global yang membatasi pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin. 
  • Dengan terbatasnya perubahan imbal hasil pada perdagangan kemarin, maka imbal hasil dari Surat Utang Negara dengan tenor 5 tahun dan 20 tahun ditutup naik kurang dari 1 bps, masing - masing pada level 5,905% dan 7,219%. Adapun imbal hasil dari seri acuan dengan tenor 10 tahun relatif tidak berubah dibandingkan perdagangan sebelumnya di level 6,566%. Adapun imbal hasil tenor 15 tahun ditutup dengan mengalami kenaikan sebesar 3,5 bps di level 6,827%. 
  • Dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya juga terlihat bervariasi dimana Surat Utang Negara dengan tenor pendek yang terlihat mengalami kenaikan sementara itu pada tenor panjang cenderunga mengalami penurunan terbatas kuran dari 1 bps. Terbatasnya perubahan imbal hasil tersebut juga terlihat pada imbal hasil dari INDO-23, INDO-28, INDO-38 dan INDO-48 yang masing - masing mengalami penurunan kurang dari 1 bps masing - masing di level 3,689%, 4,045%, 4,730% dan 4,618%. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp9,90 triliun dari 39 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangans eri acuan yang dilaporkan senilai Rp2,04 triliun. Obligasi Negara seri FR0059 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,48 triliun dari 99 kali transaksi di harga rata - rata 102,37% dan diiktui oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0056 senilai Rp1,26 triliun dari 91 kali transaksi di harga rata - rata 112,42%. 
  • Dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai RP875,3 miliar dari 47 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan II PLN Tahap II Tahun 2017 Seri A (PPLN02ACN2) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp180 miliar dari 1 kali transaksi di harga rata - rata 101,9% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi TPS Food I Tahun 2013 (AISA01) senilai Rp163 miliar dari 24 kali transaksi di harga rata - rata 99,79%. 
  • Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika kembali ditutup dengan mengalami pelemahan terbatas sebesar 1,00 pts (0,01%) pada level 13767,00 per dollar Amerika setelah bergerak dengan mengalami pelemahan sepanjangs esi perdagangan di kisaran 13757,00 hingga 13773,00 per dollar Amerika. Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika terjadi seiring dengan pergerakan mata uang regional yang juga mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika di tengah menguatnya mata uang dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia di tengah kekhawatiran kebijakan tarif oleh Amerika. Mata uang Yen Jepang (JPY) memimpin pelemahan mata uang regional yang diikuti oleh Dollar Singapura (SGD) dan Won Korea Selatan (KRW). Adapun mata uang Rupee India (INR) memimpin penguatan mata uang regional yang diikuti oleh Baht Thailand (THB) dan Ringgit Malaysia (MYR) 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara akan cenderung bergerak terbatas di awal perdagangan jelang disampaikannya data cadangan devisa Indonesia bulan Maret 2018. Adapun harga  Surat Utang Negara kami perkirakan akan cenderung mengalami koreksi harga didorong oleh masih belum adanya katalis positif untuk nilai tukar rupiah serta imbal hasil surat utang global maupun regional masih mengalami tren kenaikan sehingga akan mendorong harga Surat Utang Indonesia mengalami koreksi. Adapun pada pekan depan pemerintah akan melaksanakan lelang penjualan Surat Utang Negara.   
  • Menjelang lelang, harga Surat Utang Negara akan cenderung beregrak terbatas dikarenakan investor yang masih akan menantikan hasil dari pelaksanaan lelang dimana arah pergerakan harga akan dipengaruhi oleh hasil dari pelaksanaan lelang. Pada hari ini pemerintah berencana untuk mengadakan lelang penjualan Surat Utang Negara dengan target penerbitan senilai Rp17 triliun dari lima seri Surat Utang Negara yang ditawarkan kepada investor. 
  • Selain lelang, pergerakan harga Surat Utang Negara juga akan dipengaruhi oleh pergerakan imbal hasil surat utang global, dimana pada perdagangan kemarin kembali ditutup dengan kecenderungan mengalami kenaikan. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup naik pada level 2,834% di tengah kekahwatiran pelaku pasar terhadap kebijakan tarif. Sementara itu imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama juga ditutup dengan kenaikan masing - masing di level 0,522% dan 1,417%. 
  • Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara secara umum masih berada pada area konsolidasi, sehingga pergerakan harga dalam jangka pendek akan cenderung beregrak terbatas dengan arah pergerakan yang mendatar (sideways).  Namun, harga Surat Utang Negara masih mengalami tren kenaikan sehingga membuka peluang dalam jangka pendek harga Surat Utang Negara masih akan mengalami kenaikan harga. 
  • Rekomendasi : Dengan kondisi tersebut, maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder dengan fokus pada pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara. Bagi investor yang membutuhkan Surat Utang Negara dengan tenor panjang dapat mengikuti lelang dimana pemerintah menawarkan tiga seri Surat Utang Negara dengan tenor panjang, yaitu seri FR0063 (2023), FR0064 (2028) dan FR0065 (2033). 
  • Rencana Lelang Surat Utang Negara seri SPN 12180712 (Reopening), SPN 12190411 (New Issuance), FR0063 (Reopening), FR0064 (Reopening), FR0065 (Reopening) pada hari Selasa, tanggal 10 April 2018. 
  • Peringkat PT Bank Victoria International Tbk ditegaskan pada “idA-”

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group