Beranda

RESEARCH

Company Update

06 Juni 2018

Fixed Income Notes 06 Juni 2018

  • Pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Selasa, 5 Juni 2018 mengalami kenaikan  seiring dengan pelemahan nilai tukar rupiah di tengah menguatnya dollar Amerika terhadap mata uang global. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 8 bps dengan rata - rata mengalami kenaikan sebesar 1 bps dimana kenaikan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada tenor 1 - 10 tahun. 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami kenaikan hingga sebesar 7 bps setelah mengalami koreksi harga yang berkisar antara 2 - 25 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) ditutup dengan mengalami kenaikan berkisar antara 2 - 3 bps setelah mengalami koreksi harga sebesar 10 - 15 bps dan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) yang meskipun ditutup dengan perubahan yang bervariasi namun cenderung mengalami kenaikan hingga sebesar 8 bps setelah mengalami adanya koreksi harga hingga sebesar 75 bps. 
  • Pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara yang cenderung mengalami kenaikan pada perdagangan kemarin turut dipengaruhi oleh faktor kembali melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika di tengah dollar Amerika yang menguat terhadap mata uang utama lainnya. Adapun pelemahan rupiah juga mendorong terbatasnya penerimaan untuk lelang penjualan Surat Utang Negara. 
  • Dengan koreksi harga yang terjadi pada perdagangan kemarin, maka imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun ditutup dengan mengalami kenaikan sebesar 2 bps di level 6,800% dan imbal hasil seri acuan dengan tenor 10 tahun ditutup dengan mengalami kenaikan sebesar 10 bps di level 7,076%. Adapun imbal hasil dari seri acuan dengan tenor 15 tahun ditutup dengan mengalami kenaikan sebesar 7 bps di level 7,495% dan imbal hasil seri acuan dengan tenor 20 tahun mengalami kenaikan sebesar 4 bps di level 7,589%. 
  • Koreksi harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin juga berdampak terhadap pelaksanaan lelang Surat Utang Negara, dimana mempengaruhi terhadap jumlah penawaran yang masuk serta tingkat imbal hasil yang diminta oleh investor. Pada lelang kemarin, total penawaran yang masuk senilai Rp29,10 triliun turun ibandingkan dengan lelang sebelumnya yang senilai Rp31,47 triliun. Dari lelang tersebut, pemerintah memutuskan untuk memenangkan lelang senilai Rp11,70 triliun sedikit di atas target indikatif yang sebesar Rp10 triliun. 
  • Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika pada keseluruhan seri yang diperdagangkan terlihat mengalami kenaikan imbal hasil dibandingkan dengan level penutupan sebelumnya. Imbal hasil dari INDO-23 dan INDO-48 ditutup dengan kenaikan sebesar 1 bps masing - masing di level 4,074% dan 4,964% setelah mengalami koreksi harga sebesar 4 bps dan 10 bps. Adapun imbal hasil dari INDO-28 yang juga ditutup dengan kenaikan sebesar  1,5 bps di level 4,402% setelah mengalami koreksi harga sebesar 10 bps. Sementara itu imbal hasil INDO-38 relatif tidak bergerak dibandingkan perdagangan sbeelumnya di level 5,121% 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp22,48 triliun dari 36 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp13,30 triliun. Obligasi Negara seri FR0064 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp6,42 triliun dari 111 kali transaksi di harga rata - rata 93,30% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0063 senilai Rp3,38 triliun dari 37 kali transaksi di harga rata - rata 95,11%. 
  • Sedangkan dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,73 triliun dari 47 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan IV Astra Sedaya Finance Tahap I Tahun 2018 Seri A (ASDF04ACN1) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp280 miliar dari 11 kali transaksi di harga rata - rata 100,05% dan diikuti oleh perdagangan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Astra Sedaya Finance Tahap I Tahun 2018 Seri A (SMASDF01ACN1) senilai Rp263 miliar dari 22 kali transaksi di harga rata - rata 100,01%. 
  • Sementara itu nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika kembali ditutup dengan mengalami pelemahan yang terbatas di level 13880,00 per dollar Amerika, mengalami pelemahan sebesar 3,00 pts (0,02%) dibandingkan dengan level penutupan sebelumnya. Bergerak berfluktuasi sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13873,00 hingga 13896,00 per dollar Amerika, melemahnya nilai tukar rupiah ditengah penguatan mata uang regional seiring dengan menguatnya dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia. Mata uang Peso Philippina (PHP) memimpin penguatan mata uang regional terhadap dollar Amerika dan diikuti oleh mata uang Dollar Singapura (SGD). 
  • Pada perdagangan hari kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih berpeluang untuk mengalami kenaikan di tengah tren penurunan imbal hasil surat utang global serta kami perkirakan mata uang rupiah akan mengalami penguatan terhadap dollar Amerika pada perdagangan hari ini. 
  • Sementara itu dari perdagangan surat utang global, pada perdagangan kemarin pergerakan imbal hasilnya ditutup dengan mengalami penurunan. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup turun pada level 2,926% setelah sempat menyentuh level 2,920% dari level penutupan sebelumnya di kisaran 2,940 di tengah ketegangan perdagangan yang masih ada. Imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama juga ditutup dengan mengalami penurunan masing - masing di level 0,380% dan 1,285%. Penurunan imbal hasil tersebut kami perkirakan juga akan berdampak terhadap pergerakan harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika. 
  • Sedangkan secara teknikal, harga Surat Utang Negara secara umum masih bergerak pada area konsolidasi dengan adanya sinyal masih pada tren naik pada Surat Utang Negara dengan keseluruhan tenor dimana hal tersebut akan membuka peluang terjadinya kenaikan harga pada tenor - tenor tersebut. 
  • Rekomendasi : Dengan pertimbangan beberapa faktor tersebut, maka kami menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Kami masih merekomendasikan strategi trading jangka pendek di tengah pergerakan harga Surat Utang Negara yang masih berfluktuasi. Adpaun seri - seri yang dapat diperdagangkan diantaranya adalah seri FR0069, FR0073, FR0058, FR0068, ORI013, FR0072, FR0075 dan FR0067. 
  • Pemerintah meraup dana senilai Rp11,70 triliun dari lelang penjualan Surat Utang Negara seri SPN 12190606(New Issuance), SPN 12180906 (Reopening), FR0063 (Reopening), FR0064 (Reopening), FR0065 (Reopening), FR0076 (Reopening) pada hari Selasa, tanggal 5 Juni 2018.

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group