Beranda

RESEARCH

Company Update

07 Agustus 2017

Fixed Income Notes 07 Agustus 2017

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Jum'at, 4 Agustus 2017 kembali mengalami penurunan di tengah menguatnya nilai tukar rupiah jelang disampaikannya data pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II 2017. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 4 bps dengan rata - rata mengalami penurunan imbal hasil sebesar 1 bps dimana imbal hasil Surat Utang Negara cenderung menagalami penurunan untuk seluruh tenornya. 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami perubahan berkisar antara 1 - 4 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 10 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami penurunan yang berkisar antara 1 - 2 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 10 bps. Adapun Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) tingkat imbal hasilnya ditutup dengan arah perubahan yang bervariasi dengan kecenderungan mengalami penurunan berkisar antara 1 - 2 bps yang didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 15 bps. 
  • Pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara yang masih bergerak dengan mengalami penurunan pada perdagangan di akhir pekan kemarin kembali didorong oleh faktor pergerakan nilai tukar rupiah yang mengalami penguatan terhadap dollar Amerika serta pergerakan surat utang global yang cenderung bergerak mengalami penurunan di tengah pelaku pasar yang mencermati data ketenagakerjaan Amerika. Kondisi tersebut mendorong investor untuk melanjutkan akumulasinya terhadap Surat Utang Negara terutama pada Surat Utang Negara dengan tenor panjang yang masih menawarkan tingkat imbal hasil yang cukup tinggi. 
  • Sehingga dengan adanya aksi pembelian oleh investor tersebut, harga Surat Utang Negara mengalami kenaikan dan mendorong terjadinya penurunan imbal hasil, dimana untuk Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 10 tahun 15 tahun mengalami penurunan sebesar 1,5 bps masing - masing di level 6,879% dan 7,333%. Adapun untuk tenor 5 tahun imbal hasilnya mengalami penurunan sebesar 2 bps di level 6,668%. Sedangkan untuk tenor 20 tahun imbal hasilnya mengalami penurunan terbatas kurang dari 1 bps di level 7,592%. 
  • Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya terlihat bervariasi, dimana untuk tenor pendek terlihat mengalami penurunan sementara itu pada tenor panjang mengalami kenaikan pada perdagangan di akhir pekan kemarin. Imbal hasil dari INDO-27 ditutup turun terbatas kurang dari 1 bps di level 3,620% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 5 bps dan imbal hasil dari INDO-20 ditutup dengan penurunan sebesar 1 bps pada level 2,130% setelah didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 3,5 bps. Adapun imbal hasil dari INDO-37 ditutup naik terbatas kurang dari 1 bps pada level 4,518% setelah mengalami koreksi harga sebesar 6 bps dan imbal hasil dari INDO-47 yang ditutup naik sebesar 1,5 bps pada level 4,549% dengan didorong koreksi harga sebesar 30 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan di akhir pekan kemarin senilai Rp8,80 triliun dari 36 seri Surta Utang Negara, dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp1,96 triliun. Obligasi Negara seri FR0070 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,72 triliun dari 29 kali transaksi di harga rata - rata 107,42% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0053 senilai Rp1,28 triliun dari 33 kali transaksi di harga rata - rata 105,41%. 
  • Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp532,1 miliar dari 24 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan II Tower Bersama Infrastructure Tahap II Tahun 2017 (TBIG02CN2) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp300 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 100,01% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan I Bank Panin Tahap I Tahun 2012 (PNBN01CN1) senilai Rp50 miliar dari 1 kali transaksi di harga rata - rata 100,75%. 
  • Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika kembali ditutup menguat, sebesar 11,00 pts (0,08%) pada level 13316,00 per dollar Amerika setelah bergerak terbatas dengan mengalami penguatan pada kisaran 13317,00 hingga 13335,00 per dollar Amerika. Penguatan nilai tukar rupiah tersebut sejalan dengan penguatan nilai tukar mata uang regional terhadap dollar Amerika di tengah melemahnya mata uang dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia sebagai respon terhadap data ketenagakerjaan Amerika yang disampaikan pada akhir pekan kemarin. Mata uang Won Korea Selatan (KRW) memimpin penguatan mata uang regional yang dikuti oleh mata uang Peso Philippina (PHP) dan Dollar Singapura (SGD). Dengan penguatan di akhir pekan tersebut, maka pergerakan mata uang regional di sepanjang pekan kemarin cenderung mengalami penguatan terhadap dollar Amerika dengan mata uang Rupee India mengalami penguatan terbesar (0,82%) dan diikuti oleh mata uang Peso Philippina (0,78%). 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan bergerak bervariasi dengan adanya peluang mengalami kenaikan didorong oleh bervariasinya pergerakan surat utang global dengan kecenderungan mengalami penurunan. Adapun dari dalam negeri para ekonom mengestimasikan pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II 2017 mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan periode sebelumnya. Hal ini akan menjadi katalis positf pada perdagangan hari ini. Selain data pertumbuhan ekonomi Indonesia, Badan Pusat Statistik juga akan menyampaikan data cadangan devisa pada hari ini. 
  • Imbal hasil surat utang global pada perdagangan di akhir pekan kemarin ditutup dengan pergerakan yang bervariasi, dimana imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup naik pada level 2,264% dari posisi penutupan sebelumnya di level 2,260%. Imbal hasil surat utang Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama ditutup naik pada level 1,177% dari posisi penutupan sebelumnya di level 1,171%. Sedangkan Imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dengan tenor yang sama ditutup dengan mengalami penurunan di level 0,468%. Hal tersebut kami perkirakan akan menyebabkan terbatasnya pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini terutama pada Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang rupiah maupun dollar Amerika. 
  • Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih bergerak pada area konsolidasi, sehingga arah pergerakan dalam jangka pendek kami perkirakan akan cenderung mendatar (sideways) dengan perubahan harga yang masih akan terbatas. 
  • Rekomendasi : Dengan beberapa kombinasi faktor tersebut kami menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder dengan melakukan strategi trading memanfaatkan momentum kenaikan harga yang terjadi dalam beberapa hari terakhir dengan pilihan pada Surat Utang Negara seri FR0031, FR0069, FR0036, ORI013, FR0034.
  • Pada sepekan kedepan terdapat tiga surat utang yang akan jatuh tempo senilai Rp170 miliar.
  • PT Pemeringkat Efek Indonesia mengafirmasi peringkat “idAAA” kepada PT Bank CIMB Niaga Tbk.
  • Kerja Sama antara Kementrian Keuangan dan Kementrian ESDM untuk mendukung percepatan pemanfaatan panas bumi dalam rangka penyediaan infrastruktur ketenagalistrikan.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group