Beranda

RESEARCH

Company Update

07 Agustus 2018

Fixed Income Notes 07 Agustus 2018

  • Data ekonomi tahun 2018 kuartal II yang tumbuh lebih baik dibandingkan dengan tahun 2017 kuartal II mendorong penurunan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Senin, 6 Agustus 2018.
  •  Perubahan tingkat imbal hasil Surat Utang Negara yang terjadi pada perdagangan kemarin berkisar antara 1 - 3 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 1 bps. 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami perubahan yang relatif terbatas berkisar antara 1 - 3 bps didorong oleh adanya adanya perubahan harga hingga sebesar 5 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 1 - 2 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga yang berkisar antara 2 - 7 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) bergerak dengan kecenderungan mengalami penurunan yang berkisar antara 1 - 2 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 15 bps. 
  • Pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara yang kembali melanjutkan penurunan pada perdagangan kemarin didorong oleh katalis positif dari data ekonomi domestik. Badan Pusat Statistik menyatakan bahwa ekonomi Indonesia tahun 2018 tumbuh 5,27 persen lebih tinggi dibanding capaian tahun 2017. Pertumbuhan tersebut sesuai dengan perkiraan analis yang juga memperkirakan adanya pertumbuhan ekonomi sebesar 5,12%. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi pada Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 9,93 persen. Dari sisi Pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P) yang meningkat signifikan sebesar 32,52 persen. Ekonomi Indonesia semester I-2018 terhadap semester I-2017 tumbuh 5,17 persen (c-to-c). Dari sisi produksi, pertumbuhan didorong oleh semua lapangan usaha, pertumbuhan tertinggi pada Lapangan Usaha Jasa Lainnya sebesar 8,82 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi pada Komponen PK-LNPRT yang tumbuh sebesar 8,40 persen. 
  • Selain data ekonomi domestik yang masih tumbuh sesuai dengan perkiraan dan lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya, pergerakan harga Surat Utang Negara yang mengalami kenaikan pada perdagangan kemarin juga didorong oleh faktor pergerakan harga surat utang global yang juga mengalami kenaikan sehingga mendorong terjadinya penurunan imbal hasilnya. 
  • Secara keseluruhan, kenaikan harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin mendorong terjadinya penurunan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor 5 tahun dan 10 tahun masing - masing sebesar 2 bps di level 7,634% dan 7,760%. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor 15 tahun dan 20 tahun masing - masing ditutup dengan penurunan imbal hasil terbatas kurang dari 1 bps di level 8,112% dan 8,159%. 
  • Dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya juga mengalami penurunan yang cukup besar dimana penurunan tersebut terjadi pada hampir keseluruhan seri Surat Utang Negara. Imbal hasil dari INDO-23 ditutup turun sebesar 1,5 bps di level 3,968% didorong oleh adanya kenaikan harga sebesar 10 bps. Sementara itu imbal hasil dar INDO-28 ditutup dengan penurunan sebesar 2,5 bps di level 4,330% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 20 bps dan imbal hasil dari INDO-43 ditutup turun sebesar 3 bps di level 4,900% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 40 bps. Sementara itu imbal hasil INDO-48 ditutup turun sebesar 4 bps di level 4,813% didorong oleh kenaikan harga sebesar 55 bps.
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin mengalami kenaikan dibandingkan dengan perdagangan di akhir pekan, senilai Rp7,01 triliun dari 32 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp3,25 triliun. Obligasi Negara seri FR0064 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,32 triliun dari 45 kali transaksi di harga rata - rata 88,95% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0070 senilai Rp1,08 triliun dari 7 kali transaksi di harga rata - rata 102,93%. 
  • Dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,35 triliun dari 59 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan III Mandala Multifinance Tahap I Tahun 2018 Seri B (MFIN03BCN1) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp340 miliar dari 11 kali transaksi di harga rata - rata 100,35% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan III Federal International Finance Tahap III Tahun 2018 Seri B (FIFA03BCN3) senilai Rp203 miliar dari 6 kali transaksi di harga rata - rata 99,38%. 
  • Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika kembali ditutup menguat sebesar 15,00 pts (0,10%) di level 14480,00 per dollar Amerika setelah bergerak dengan mengalami penguatan sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 14465,00 hingga 14498,00 per dollar Amerika. Penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika terjadi di tengah pergerakan mata uang regional yang juga cenderung mengalami penguatan terhadap dollar Amerika. Penguatan mata uang regional dipimpin oleh Peso Philippina (PHP) dan diikuti oleh Won Korea Selatan (KRW)  dan Dollar Taiwan (TWD). Adapun mata uang Yuan China (CNY) menjadi mata uang regional yang mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika. 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan berpeluang untuk mengalami kenaikan didorong oleh pergerakan harga surat utang global yang mengalami kenaikan serta pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika yang kembali berpeluang untuk mengalami penguatan. 
  • Kenaikan harga surat utang global pada perdagangan kemarin akan menjadi katalis positif bagi pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini. Kenaikan harga tersebut mendorong imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun turun di level 2,943%. Sementara itu, kenaikan harga juga telah mendorong terjadinya penurunan imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) di level 0,394% dan surat utang Inggris (Gilt) di level 1,301%. 
  • Adapun dari dalam negeri, pemerintah pada hari ini kembali mengadakan lelang penjualan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dengan target penerbitan senilai Rp6 triliun dari lima ser SBSN yang ditawarkan kepada investor. Jumlah penawaran yang masuk pada lelang hari ini kami perkirakan masih akan cukup besara sebagiaman pada dua kali lelang sebelumnya. 
  • Sementara itu secara teknikal, harga Surat Utang Negara di pasar sekunder telah menunjukkan tren sideways yang akan mendorong pergerakan harga Surat Utang Negara pada hari ini akan cenderung bergerak terbatas. 
  • Rekomendasi : Dengan kombinasi dari beberapa faktor tersebut, maka kami sarankan kepada inestor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara dengan melakukan strategi trading memanfaatkan momentum kenaikan harga bagi investor dengan horizon investasi jangka pendek. Adapun bagi investor dengan horizon investasi jangka panjang serta membutuhkan penempatan dana di instrumen Syariah, dapat mengikuti lelang hari ini dimana untuk seri PBS015 dan PBS016 menawarkan tingkat imbal hasil yang cukup menarik.
  • Rencana Lelang Surat Berharga Syariah Negara atau Sukuk Negara seri SPN-S 08022019 (new issuance), SPN-S 08052019 (new issurance), PBS002 (reopening), PBS012 (reopening), PBS015 (reopening), dan PBS016 (reopening) pada hari Selasa tanggal 7 Agustus 2018. 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group