Beranda

RESEARCH

Company Update

07 Juni 2018

Fixed Income Notes 07 Juni 2018

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Rabu, 6 Juni 2018 kembali mengalami kenaikan di tengah masih berlanjutnya koreksi harga surat utang global. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil yang terjadi pada akhir pekan kemarin berkisar antara 1 - 11 bps dengan rata - rata mengalami kenaikan imbal hasil sebesar 4 bps dimana kenaikan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada tenor 6 - 15 tahun. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) cenderung mengalami kenaikan sebesar berkisar antara 1 - 5 bps setelah mengalami koreksi harga hingga sebesar 15 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami kenaikan berkisar antara 3 - 11 bps setelah mengalami koreksi harga yang berkisar antara 10 - 55 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) bergerak bervariasi dengan kecenderungan mengalami kenaikan berkisar antara 1 - 11 bps dengan adanya koreksi harga hingga sebesar 100 bps. 
  • Kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin masih didorong oleh adanya koreksi harga Surat Utang Negara di tengah kenaikan imbal hasil surat utang global jelang Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Eropa yang akan membahas mengenai kelanjutan program pembelian obligasi secara besar-besaran. 
  • Selain faktor eksternal, koreksi harga yang terjadi pada perdagangan di akhir pekan juga didorong oleh menurunnya volume perdagangan Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin dibandingkan pada hari Selasa. Adapun pelaku pasar menantikan data cadangan devisa yang akan disampaikan pada hari Jumat. Sementara itu meredanya tekanan terhadap nilai tukar rupiah tidak cukup kuat untuk menahan terjadinya koreksi harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. 
  • Dengan adanya koreksi harga yang terjadi pada perdagangan kemarin, imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun dan 10 tahun mengalami kenaikan masing - masing sebesar 2,5 bps dan 1,5 bps di level 6,827% dan 7,606%, adapun untuk tenor 10 tahun dan 15 tahun mengalami kenaikan sebesar 7,5 bps masing - masing di level 7,150% dan 7,569%. 
  • Dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya masih mengalami kenaikan seiring dengan kenaikan imbal hasil surat utang global di tengah kemungkinan ECB akan menghentikan program stimulusnya. Kenaikan imbal hasil terjadi pada keseluruhan seri Surat Utang Negara dengan imbal hasil dari INDO-28 mengalami kenaikan sebesar 3,5 bps di level 4,437% setelah mengalami koreksi harga sebesar 30 bps. Sementara itu imbal hasil dari INDO-38 mengalami kenaikan sebesar 2 bps di level 5,142% setelah mengalami koreksi harga sebesar 30 bps dan imbal hasil dari INDO-48 mengalami kenaikan sebesar 4 bps dilevel 5,001% setelah mengalami koreksi sebesar 55 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan di akhir pekan senilai Rp10,45 triliun dari 37 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp3,29 triliun. Obligasi Negara seri FR0064 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senila Rp1,41 triliun dari 47 kali transaksi di harga rata - rata 93,71% dan diikuti oleh perdagangan Surat Perbendahraan Negara Syariah seri SPNS10072018 senilai Rp900 miliar dari 1 kali transaksi di harga rata - rata 99,5%. 
  • Dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,61 triliun dari 58 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan IV Astra Sedaya Finance Tahap I Tahun 2018 Seri A (ASDF04ACN1) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp315 miliar dari 9 kali transaksi di harga rata - rata 100,02% dan diikuti oleh perdagangan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Astra Sedaya Finance Tahap I Tahun 2018 Seri A (SMASDF01ACN1) senilai Rp179 miliar dari 12 kali transaksi di harga rata - rata 100,03%. 
  • Sementara itu nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup menguat terbatas sebesar 28,00 pts (0,20%) di level 13853,00 per dollar Amerika. Bergerak menguat sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13839,00 hingga 13887,00 per dollar Amerika, penguatan nilai ukar rupiah terjadi seiring pergerakan mata uang regional terhadap dollar Amerika yang juga mengalami penguatan. Mata uang Dollaw Taiwan (TWD) memimpin penguatan mata uang regional yang diikuti oleh Rupee India (INR) dan Rupiah Indonesia (IDR). Namun mata uang Yen Jepang (JPY) dan Ringgit Malaysia (MYR) mengalami pelemahan mata uang regional terhadap dollar Amerika. 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih kembali berpeluang untuk mengalami penurunan setelah kemungkinan adanya ECB untuk mengehentikan program pembelian obligasi secara besar-besaran. Imbal hasil dari US Treasury bergerak mengalami kenaikan sepanjang sesi perdagangan kemarin dan akhirnya ditutup dengan kenaikan, dimana untuk tenor 10 tahun imbal hasilnya berada pada level 2,974% dan untuk tenor 30 tahun turun ke level 3,123%. Sedangkan imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor 10 tahun ditutup naik masing - masing di level 0,470% dan 1,380%. 
  • Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara kembali memasuki area konsolidasi dengan adanya sinyal yang masih menunjukkan tren kenaikan, mengindikasikan bahwa harga Surat Utang Negara akan bergerak terbatas dengan peluang adanya kenaikan harga dalam jangka pendek. 
  • Rekomendasi : Dengan kombinasi dari beberapa faktor tersebut, maka kami menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Peluang adanya koreksi harga jelang pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara serta Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika dapat dimanfaatkan oleh investor dengan horizon investasi jangka panjang untuk melakukan pembelian secara bertahap terhadap Surat Utang Negara dengan tenor panjang seperti seri FR0069, FR0073, FR0058, FR0068, FR0072, FR0075 dan FR0067. 
  • PT Pemeringkat Efek Indonesia Tbk menegaskan peringkat PT Nindya Karya (Persero) dan MTN di “idBBB+” 
  • PT Pemeringkat Efek Indonesia Tbk merevisi peringkat PT Danareksa (Persero) menjadi “stabil” dari “positif” peringkat tetap di “idA”

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group