Beranda

RESEARCH

Company Update

08 Juni 2017

Fixed Income Notes 08 Juni 2017

  •   Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Rabu, 7 Juni 2017 kembali ditutup dengan arah perubahan yang bervariasi di tengah terbatasnya pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. 
  •   Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 –3 bps dimana Surat Utang Negara dengan tenor pendek terlihat mengalami penurunan imbal hasil, sementara itu pada tenor menengah dan panjang cenderung mengalami kenaikan. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami perubahan imbal hasil yang berkisar antara 1 - 3 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 3 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah mengalami perubahan sebesar 1 - 2 bps yang didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 4 bps dan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) yang bergerak terbatas berkisar antara 1 - 2 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 15 bps. 
  •   Terbatasnya perubahan harga Surat Utang Negara yang terjadi pada perdagangan kemarin turut dipengaruhi oleh minimnya katalis dari dalam dan luar negeri yang mendorong investor untuk melakukan transaksi di pasar sekunder. Pelaku pasar global masih menanti beberapa data yang cukup penting bagi para pelaku pasar untuk melihat perkembangan negara Amerika dalam pengambilan keputusan berkaitan dengan kebijakan kenaikan Fed Fund Rate (FFR) pada pertengahan bulan Juni 2017. 
  •   Sementara itu dari dalam negeri, pelaku pasar juga masih menanti data cadangan devisa yang akan dirilis oleh Bank Indonesia pada hari ini. Secara keseluruhan terbatasnya pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin juga berdampak terhadap minimnya perubahan imbal hasil dari Surat Utang Negara seri acuan. Keseluruhan imbal hasil dari Surat Utang Negara seri acuan mengalami perubahan berkisar sebesar 1 bps, untuk tenor 5 tahun ditutup di level 6,662%, adapun 10 tahun ditutup di level 6,916%, sedangkan untuk tenor 15 tahun ditutup pada level 7,370% setelah mengalami penurunan harga sebesar 2,5 bps dan untuk tenor 20 tahun relatif tidak banyak mengalami perubahan di level 7,577% setelah mengalami penurunan harga sebesar 6,5 bps. 
  •   Sedangkan dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, tingkat imbal hasilnya ditutup dengan arah perubahan yang bervariasi dengan perubahan yang relatif terbatas. Perubahan harga dari Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika cenderung mendatar (sideways) sehingga berpengaruh terhadap terbatasnya perubahan tingkat imbal hasilnya. Imbal hasil dari INDO-20 ditutup pada level 2,317% dan INDO-47 pada level 4,586% setelah mengalami penurunan imbal hasil yang kurang dari 1 bps. Adapun imbal hasil dari INDO-27 ditutup pada level 3,680% setelah mengalami penurunan harga sebesar 9 bps. 
  •   Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan di hari Rabu tidak cukup besar dan terlihat mengalami penurunan dibandingkan dengan volume perdagangan yang dilaporkan di hari Selasa, senilai Rp5,94 triliun dari 32 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp2,20 triliun. Obligasi Negara seri FR0059 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp812 miliar dari 61 kali transaksi di harga rata - rata 100,36% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0061 senilai Rp789 miliar dari 21 kali transaksi di harga rata - rata 100,98. 
  •   Sedangkan dari perdagangan obligasi korporasi, terjadi peningkatan volume perdagangan dari pelaporan sebelumnya, yaitu senilai Rp605 miliar dari 24 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan II Adira Finance Tahap IV Tahun 2014 Seri B (ADMF02BCN4) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp80 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 101,44% yang diikuti oleh perdagangan  Obligasi I Brantas Abipraya Tahun 2015 (BRAP01) senilai Rp78 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 100,01%. 
  •    Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup melemah terbatas di level 13303,00 per dollar Amerika, mengalami pelemahan terbatas sebesar 7,00 pts dibandingkan dengan level penutupan sebelumnya. Bergerak pada kisaran 13294,00 hingga 13342,00 per dollar Amerika, pelemagan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika terjadi di tengah bervariasinya arah pergerakan nilai tukar mata uang regional terhadap dollar Amerika dengan kecenderungan mengalami penurunan. Mata uang Won Korea Selatan (KRW) memimpin pelemahan mata uang regional yang diikuti oleh mata uang Dollar Singapura (SGD) dan Rupiah Indonesia (IDR). Adapun mata uang Ringgit Malaysia (MYR) memimpin pelemahan mata uang regional yang diikuti oleh Rupee India (INR) dan Peso Philippina (PHP). 
  •   Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan bergerak terbatas di pasar sekunder dengan peluang mengalami penurunan harga seiring dengan kenaikan imbal hasil dari US Treasury didukung oleh melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika menjadi katalis yang kurang bagus pada perdagangan Surat Utang Negara hari ini. 
  •   Namun demikian, di tengah masih tingginya aliran modal asing yang masuk di pasar Surat Utang Negara, akan menjadi katalis positif bagi pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Berdasarkan data kepemilikan Surat Berharga Negara yang dapat diperdagangkan per tanggal 6 Juni 2017, investor asing mencatatkan pembelian bersih senilai Rp2,48 triliun dibandingkan dengan posisi di tanggal 5 Juni 2017 dan meningkat sebesar Rp3,23 triliun dibandingkan dengan posisi di akhir Mei 2017. 
  •   Sementara itu dari perdagangan surat utang global, imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup naik terbatas di level 2,18% serta tenor 30 tahun yang ditutup pada level 2,84% di tengah pelaku pasar yang menantikan beberapa data yang akan dirilis pada hari ini. Sementara itu imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) juga terlihat mengalami kenaikan masing - masing pada level 0,27% dan 1,00%. 
  •   Adapun dari faktor teknikal, harga Surat Utang Negara masih bergerak pada tren kenaikan harga sehingga masih terbuka peluang terjadinya kenaikan harga dalam jangka pendek. Namun demikian, pelaku pasar perlu mewaspadai terjadinya penurunan harga di tengah harga beberapa seri Surat Utang Negara yang mendekati area jenuh beli (overbought). Hal tersebut kami perkirakan akan membatasi tren kenaikan harga yang terjadi di pasar sekunder. 
  •   Rekomendasi, Dengan pertimbangan beberapa faktor tersebut kami menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Kami melihat beberapa seri Surat Utang Negara yang masih cukup menarik untuk diperdagangkan di tengah pergerakan harga Surat Utang Negara yang mulai terbatas, yaitu seri FR0066, FR0048, FR0069, FR0036, FR0045, FR0050, FR0057, dan FR0062. Adapun dibandingkan dengan seri FR0036, ORI013 menawarkan imbal hasil yang lebih tinggi dengan tenor yang sama sehingga kami menyarankan investor untuk mempertimbangkan ORI013 sebagai instrumen investasi jangka pendek.
  •   Penawaran Umum Obligasi Berkelanjutan I Global Mediacom Tahap I Tahun 2017 dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Global Mediacom Tahap I Tahun 2017. 
  •   Pencatatan Obligasi Berkelanjutan I Aneka Gas Industri Tahap I Tahun 2017 dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Aneka Gas Industri Tahap I Tahun 2017 pada tanggal 7 Juni 2017.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group