Beranda

RESEARCH

Company Update

09 Februari 2018

Fixed Income Notes 09 Februari 2018

  • Keputusan lembaga pemeringkat Japan Credit Rating Agency untuk meningkatkan peringkat surat utang Indonesia menjadi     katalis positif bagi pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan di hari Kamis, 8 Februari 2018. 
  • Kenaikan harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin telah mendorong terjadinya perubahan imbal hasil yang terbatas berkisar antara 1 - 4 bps dengan rata - rata mengalami kenaikan sebesar 1 bps dimana kenaikan imbal hasil yang cukup besar didapati pada tenor panjang. 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) terlihat mengalami perubahan berkisar antara 1 - 3 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 5 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) terlihat mengalami perubahan terbatas hingga sebesar 2 bps didorong oleh adanya kenaikan harga yang perubahan harga hingga sebesar 8 bps. Sedangkan imbal hasil dari Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) ditutup dengan perubahan imbal hasil yang berkisar antara 1 - 4 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 25 bps. 
  • Keputusan lembaga pemeringkat Japan Credit Rating (JCR) untuk meningkatkan prospek Sovereign Credit Rating Republik Indonesia dari BBB-/Outlook positif menjadi BBB/Outlook stabil direspon positif oleh pelaku pasar namun dibatasi oleh nilai tukar rupiah yang masih mengalami pelemahan sehingga mendorong harga Surat Utang Negara bergerak terbatas. Dalam siaran pers-nya, JCR menyatakan bahwa faktor kunci yang mendukung kenaikan SCR Indonesia adalah upaya sinergi Pemerintah dalam melakukan reformasi struktural untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Hal ini berdampak positif tercermin dari kondisi iklim investasi yang semakin kondusif didorong berbagai Paket Kebijakan Ekonomi, menguatnya momentum pembangunan infrastruktur melalui inisiatif Proyek Strategis Nasional, dan melambatnya pertumbuhan utang luar negeri korporasi sebagai dampak penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan Utang Luar Negeri korporasi yang diatur Bank Indonesia sehingga meningkatkan ketahanan sektor eksternal Indonesia. JCR sebelumnya memperbaiki outlook SCR Republik Indonesia dari Stable menjadi Positive, sekaligus mengafirmasi rating pada BBB- (Investment Grade) pada 7 Maret 2017. 
  • Secara keseluruhan, pergerakan harga Surat Utang Negara yang mengalami perubahan yang bervariasi pada perdagangan kemarin juga mendorong terjadinya perubahan arah yang bervariasi namun imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan bergerak terbatas dengan tenor 5 tahun, 15 tahun dan 20 tahun masing - masing ditutup terbatas kurang dari 1 bps di level 5,772%, 6,780% dan 7,054%. Adapun untuk tenor 10 tahun, imbal hasilnya turun terbatas kurang dari 1 bps di level 6,328%. 
  • Dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya cenderung mengalami kenaikan seiring dengan kenaikan imbal hasil surat utang global dan regional. Imbal hasil dari INDO-23 ditutup naik sebesar 7,5 bps di level 3,390% didorong oleh koreksi harga sebesar 30 bps dan INDO-28 mengalami kenaikan sebesar 8,5 bps di level 3,865% setelah mengalami koreksi harga sebesar 65 bps. Sementara itu imbal hasil dari INDO-38 mengalami kenaikan sebesar 3 bps di level 4,601% didorong koreksi harga sebesar 45 bps. Adapun imbal hasil INDO-48 ditutup naik sebesar 4,5 bps di level 4,564% setelah mengalami koreksi harga sebesar 75 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp14,94 triliun dari 34 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp3,24 triliun. Obligasi Negara seri FR0064 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp2,10 triliun dari 42 kali transaksi di harga rata - rata 98,42% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0074 senilai Rp1,57 triliun dari 50 kali transaksi di harga rata - rata 105,53%. 
  • Adapun dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp699,83 miliar dari 31 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan I Maybank Finance Tahap IV Tahun 2017 Seri A (BIIF01ACN4) dan Obligasi Berkelanjutan III FIF Tahap II Tahun 2017 Seri A (FIFA03ACN2) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, dimana masing - masing keduanya ditarnsaksikan dengan volume transaksi senilai Rp150 miliar dari 2 kali transaksi dengan harga rata - rata sebesar 100,03% dan volume transaksi senilai Rp100 miliar dari 3 kali transaksi dengan harga rata - rata sebesar 100,37%. 
  • Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup dengan pelemahan sebesar 51,00 pts (0,37%) di level 13605,00 per dollar Amerika setelah bergerak cukup berfluktuasi pada rentang perubahan yang berkisar 13584,00 hingga 13641,00 per dollar Amerika. Seluruh mata uang regional pada perdagangan kemarin ditutup mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika, dimana pelemahan terhadap mata uang dollar Amerika diantaranya didapati pada Baht Thailand (THB) dan Yuan China (CNY). Adapun mata uang yang mengalami penguatan terbatas hanya Rupee India (INR). 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan kembali berpeluang untuk mengalami kenaikan di tengah katalis positif dari keputusan lembaga pemeringkat JCR yang menaikkan peringkat surat utang Indonesia. Namun adanya potensi koreksi harga juga dapat terjadi didorong oleh masih berlanjutnya pelemahan nilai tukar rupiah serta surat utang global yang masih cenderung mengalami kenaikan imbal hasil. Adapun Bank of England memperingkatkan kenaikan suku bunga untuk Inggris juga akan menjadi katalis negatif pada perdagangan hari ini. Adapun pada pekan depan pemerintah akan mengadakan lelang penjualan Surat Utang Negara yang akan mendorong terbatasnya volume perdagangan pada perdagangan hari ini. 
  • Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup turun terbatas pada level 2,828% dari posisi penutupan sebelumnya di kisaran 2,836% sementara itu imbal hasil US Treasury dengan tenor 30 tahun ditutup naik di level 3,130%. Imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama ditutup naik masing - masing di level 0,759% dan 1,624% di tengah Bank of England memperingkatkan akan menaikkan suku bunga acuannya. Hal tersebut kami perkirakan akan berdampak negatif terhadap pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini. 
  • Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara juga masih menunjukkan tren penurunan, sehingga membuka peluang terjadinya koreksi harga Surat Utang Negara dalam jangka pendek. Adapun harga Surat Utang Negara masih bergerak di area konsolidasi, kami perkirakan akan membatasi pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini. 
  • Rekomendasi : Dengan beberapa faktor tersebut, maka kami masih menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pegerakan harga Surat Utang Negara. Di tengah masih berfluktuasinya pergerakan harga Surat Utang Negara, kami menyarankan kepada investor untuk melakukan strategi trading dengan memanfaatkan momentum kenaikan harga dalam jangka pendek, dengan pilihan pada seri FR0069, FR0053, FR0061, FR0073, FR0058, ORI013, FR0074, FR0068 dan FR0072. 
  • Rencana Lelang Surat Utang Negara seri SPN03180514 (New Issuance), SPN12190214 (New Issuance), FR0064 (Reopening), FR0065 (Reopening) dan FR0075 (Reopening) pada hari Selasa, tanggal 13 Februari 2018. 
  • PT Pemeringkat Efek Indonesia menurunkan peringkat PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk menjadi idCCC dan mempertahankan “Credit Watch dengan implikasi negatif”

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group