Beranda

RESEARCH

Company Update

09 Juni 2017

Fixed Income Notes 09 Juni 2017

  •   Kenaikan cadangan devisa mendorong terjadinya  penurunan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Kamis, 8 Juni 2017. 
  •   Perubahan tingkat imbal hasil Surat Utang Negara yang terjadi pada perdagangan kemarin berkisar antara 1 - 2 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 1 bps dengan penurunan imbal hasil yang cukup besar didapati pada tenor pendek. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 1 - 2 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 2 bps. Sedangkan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 1 - 2 bps yang didorong olah adanya kenaikan harga yang berkisar antara 2 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) bergerak dengan kecenderungan mengalami penurunan hingga sebesar 2 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga yang berkisar antara 10 bps. 
  •   Penurunan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin turut dipengaruhi oleh data cadangan devisa di akhir Mei 2017. Bank Indonesia menyatakan bahwa posisi cadangan devisa Indonesia akhir Mei 2017 tercatat sebesar US$124,95 miliar, lebih tinggi dibandingkan dengan posisi akhir April 2017 yang sebesar US$123,25 miliar. Peningkatan tersebut terutama dipengaruhi oleh penerimaan devisa, antara lain berasal dari penerimaan pajak dan devisa ekspor migas bagian pemerintah serta hasil lelang Surat Berharga Bank Indonesia (SBBI) valas. Penerimaan devisa tersebut melampaui kebutuhan devisa untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah dan SBBI valas jatuh tempo. 
  •   Pelaku pasar merespon positif terhadap data cadangan devisa tersebut, karena dengan posisi cadangan devisa tersebut akan memberikan ruang bagi Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Cadangan devisa per akhir Mei 2017 tersebut cukup untuk membiayai 8,9 bulan impor atau 8,6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan. 
  •   Secara keseluruhan, penurunan imbal hasil kemarin juga menjadi katalis positif pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun mengalami kenaikan terbatas sebesar 1 bps di level 6,664% dan tenor 10 tahun turun sebesar 1 bps di level 6,909%. Adapun untuk tenor 15 tahun turun sebesar 1 bps di level 7,369% dan untuk tenor 20 tahun naik terbatas sebesar 1 bps di level 7,579%. 
  •   Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya kembali ditutup dengan mengalami kenaikan seiring dengan kenaikan imbal hasil dari US Treasury di tengah melemahnya peluang kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika. Imbal hasil dari INDO-20 dan INDO-27 ditutup dengan kenaikan sebesar 1 bps masing - masing di level 2,318% dan 3,659% setelah mengalami penurunan harga sebesar 1,5 bps dan 25 bps. Adapun imbal hasil dari INDO-47 ditutup naik sebesar 1 bps di level 4,599% setelah mengalami penurunan harga sebesar 20 bps. 
  •   Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp12,74 triliun dari 29 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan senilai Rp6,69 triliun. Obligasi Negara seri FR0053 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp2,24 triliun dari 25 kali transaksi di harga rata - rata 105,19% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0059 senilai Rp2,21 triliun dari 121 kali transaksi di harga rata - rata 100,80%. 
  •   Adapun dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp460 miliar dari 21 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Volume Obligasi Berkelanjutan I Bank Mandiri Tahap I Tahun 2016 Seri A (BMRI01ACN1) dan Obligasi Subordinasi II Bank CIMB Niaga Tahun 2010 (BNGA02SB) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, dimana keduanya ditransaksikan dengan volume transaksi senilai Rp135 miliar dari 5 kali transaksi dengan harga rata - rata sebesar 100,53% untuk BMRI01ACN1 dan Rp69,3 miliar dari 12 kali transaksi dengan harga rata - rata sebesar 105,16% untuk BNGA02SB. 
  •   Sementara itu nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup menguat sebesar 5 pts di level 13298,00 per dollar Amerika setelah bergerak terbatas pada kisaran 13293,00 hingga 13325,00 per dollar Amerika. Penguatan nilai tukar rupiah tersebut terjadi di tengah pelemahan mata uang regional terhadap dollar Amerika. Mata uang Yen Jepang (JPY) memimpin pelemahan mata uang regional, sementara itu mata uang Won Korea Selatan (KRW) memimpin penguatan mata uang regional terhadap dollar Amerika. 
  •   Pada perdagangan hari ini, kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan berpeluang mengalami kenaikan dengan masih didukung oleh kenaikan cadangan devisa serta stabilnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika. Kenaikan cadangan devisa di bulan Mei 2017 masih akan menjadi katalis positif bagi perdagangan Surat Utang Negara di pasar sekunder jelang pelaksanaan Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika. 
  •   Hanya saja, kenaikan harga Surat Utang Negara masih akan dibatasi oleh faktor eksternal dimana imbal hasil dari US Treasury yang kembali mengalami kenaikan jelang pelaksanaan Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika. Imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun pada perdagangan kemarin ditutup naik pada level 2,19% dari posisi penutupan sebelumnya di level 2,18%. Sementara itu imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) mengalami penurunan sebesar 1 bps di level 0,25% dan imbal hasil dari surat utang Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama justru mengalami kenaikan di level 1,03%. 
  •   Sedangkan secara teknikal, harga Surat Utang Negara sudah mulai menjauhi area jenuh beli dengan adanya sinyal tren kenaikan harga pada beberapa seri khususnya tenor panjang, sehingga akan membuka peluang terjadinya kenaikan harga dalam jangka pendek. 
  •   Rekomendasi, Dengan kondisi tersebut kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara dengan memanfaatkan momentum kenaikan harga untuk melakukan strategi trading dengan pilihan pada seri FR0066, FR0048, FR0069, FR0036, FR0045, FR0050, FR0057, FR0062 dan FR0067. Adapun dibandingkan dengan seri FR0036, ORI013 menawarkan imbal hasil yang lebih tinggi dengan tenor yang sama sehingga kami menyarankan investor untuk mempertimbangkan ORI013 sebagai instrumen investasi jangka pendek. 
  •   Penawaran Umum Obligasi Berkelanjutan I Global Mediacom Tahap I Tahun 2017 dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Global Mediacom Tahap I Tahun 2017. 
  •   Rencana Lelang Surat Berharga Syariah Negara atau Sukuk Negara seri SPN-S 01122017 (reopening), PBS011 (reopening), PBS012 (reopening), PBS013 (reopening), dan PBS014 (reopening) pada hari Selasa tanggal 13 Juni 2017. 

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group