Beranda

RESEARCH

Company Update

09 Oktober 2017

Fixed Income Notes 09 Oktober 2017

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Jumat, 6 Oktober 2017 ditutup dengan mengalami kenaikan didorong oleh pelaku pasar yang melakukan aksi ambil untung di tengah kembali melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 5 bps dengan rata - rata mengalami kenaikan sebesar 2 bps dimana perubahan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada Surat Utang Negara bertenor menengah dan panjang. 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek mengalami perubahan berkisar antara 1 - 5 bps setelah didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 20 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) ditutup dengan kenaikan yang berkisar antara 2 - 5 bps setelah mengalami penurunan harga sebesar 25 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang bergerak bervariasi dengan kecenderungan mengalami kenaikan berkisar antara 1 - 5 bps setelah mengalami koreksi harga hingga sebesar 40 bps. 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada awal perdagangan sempat mengalami penurunan, didorong oleh katalis positif dari pasar surat utang global dimana pada perdagangan di akhir pekan ditutup dengan kecenderungan mengalami kenaikan. Hanya saja, aksi ambil untung pelaku pasar di tengah pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika mendorong terjadinya penurunan harga Surat Utang Negara sehingga di akhir sesi perdagangan, imbal hasil Surat Utang Negara mengalami kenaikan dibandingkan dengan posisi penutupan sebelumnya. 
  • Sehingga secara keseluruhan, koreksi harga pada perdagangan kemarin mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun dan 15 tahun mengalami kenaikan sebesar 3,5 bps masing - masing di level 6,145% dan 7,089%. Adapun imbal hasil seri acuan dengan tenor 10 tahun mengalami kenaikan sebesar 3 bps di level 6,494%. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 20 tahun mengalami kenaikan sebesar 4 bps di level 7,292%. 
  • Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi dollar Amerika, mengalami kenaikan pada sebagian besar seri, seiring dengan pergerakan imbal hasil surat utang global yang ditutup dengan mengalami kenaikan di akhir pekan. Imbal hasil dari INDO-20, INDO-37, dan INDO-47 mengalami kenaikan terbatas kurang dari 1 bps masing - masing di level 2,113%; 4,479%; 4,470% setelah mengalami koreksi harga sebesar 1 bps, 6,5 bps, 13,5 bps. Sementara itu imbal hasil dari INDO-27 terlihat mengalami kenaikan sebesar 1,5 bps di level 3,554% setelah mengalami koreksi harga sebesar 10 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan di hari akhir pekan kemarin terlihat mengalami penurunan dibandingkan volume perdagangan di hari Kamis, senilai Rp7,28 triliun dari 35 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan, dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp2,93 triliun. Obligasi Negara seri FR0070 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp981,5 miliar dari 33 kali transaksi di harga rata - rata 109,61% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0061 senilai Rp940 miliar dari 27 kali transaksi di harga rata - rata 103,34%. 
  • Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,04 triliun dari 33 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan III Waskita Karya Tahap I Tahun 2017 Seri A (WSKT03ACN1) masih menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp321,7 miliar dari 10 kali transaksi di harga rata - rata 100,01% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi II Intiland Development Tahun 2016 Seri A (DILD02A) senilai Rp138 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 100,00%. 
  • Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika kembali ditutup melemah, pada level 13519,00 per dollar Amerika, mengalami pelemahan sebesar 55,00 pts (0,40%) dibandingkan dengan level penutupan sebelumnya. Bergerak dengan mengalami pelemahan sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13469,00 hingga 13521,00 per dollar Amerika, pelemahan nilai tukar rupiah seiring dengan pergerakan mata uang regional yang juga cenderung mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika. Mata uang Rupiah Indonesia (IDR) memimpin pelemahan mata uang regional diikuti oleh pelemahan mata uang Peso Philippina (PHP) dab Rupee India (INR). 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder akan masih bergerak dengan kecenderungan mengalami penurunan didorong oleh naiknya imbal hasil US Treasury serta belum terlihat adanya katalis positif penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika. 
  • Imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun pada akhir pekan kemarin ditutup mengalami kenaikan di level 2,361% seiring dengan imbal hasil US Treasury dengan tenor 30 tahun pada level 2,896%. Adapun imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dengan tenor 10 tahun ditutup naik di level 0,465% Sedangkan imbal hasil dari surat utang Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama justru mengalami penurunan di level 1,391%. 
  • Sementara itu secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih bergerak pada area konsolidasi dengan beberapa seri Surat Utang Negara terlihat masih mengalami tren penurunan harga sehingga dalam jangka pendek harga Surat Utang Negara masih akan bergerak mengalami penurunan. 
  • Rekomendasi : Kami masih menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara dengan melakukan strategi trading di tengah harga Surat Utang Negara yang masih bergerak berfluktuasi. Kami juga masih merekomendasikan seri - seri Surat Utang Negara dengan tenor pendek dan menengah sebagai pilihan di tengah kondisi pasar yang masih berfluktuasi, yaitu seri FR0069, FR0053, FR0070, FR0071, FR0073, FR0065, FR0068 dan FR0072.
  • Pada sepekan kedepan terdapat tiga surat utang yang akan jatuh tempo senilai Rp1,36 triliun.
  • Pencatatan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan I Bank Mayapada Tahap I Tahun 2017 pada tanggal 4 Oktober 2017.
  • Pencatatan Obligasi Berkelanjutan III Waskita Karya Tahap I Tahun 2017 pada tanggal 9 Oktober 2017.

bond

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group