Beranda

RESEARCH

Company Update

10 April 2018

Fixed Income Notes 10 April 2018

  • Jelang pelaksanaan lelang, harga Surat Utang Negara pada perdagangan Senin, 9 April 2018 masih bergerak terbatas dengan arah perubahan imbal hasil cenderung mengalami kenaikan. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 2 bps dengan rata - rata mengalami kenaikan sebesar 1 bps dimana kenaikan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada tenor 6 - 13 bps. 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek mengalami perubahan terbatas berkisar antara 1 - 2 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 2 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami kenaikan berkisar antara 1 - 2 bps dengan didorong oleh adanya koreksi harga yang berkisar antara 1 - 15 bps. Adapun untuk Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) imbal hasilnya cenderung bergerak dengan mengalami perubahan hingga sebesar 2 bps yang didorong oleh adanya koreksi harga hingga sebesar 20 bps. 
  • Perubahan harga Surat Utang Negara yang cenderung mengalami penurunan pada perdagangan kemarin masih didorong oleh aksi jual Surat Utang Negara oleh investor jelang pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara yang akan dilaksanakan pada hari ini. Namun demikian, koreksi harga yang terjadi pada perdagangan kemarin relatif terbatas, di tengah meredanya tekanan terhadap perang dagang oleh Amerika dan China serta volume perdagangan yang tidak begitu besar. 
  • Secara keseluruhan, koreksi harga yang terjadi pada perdagangan kemarin mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 15 tahun dan 20 tahun mengalami perubahan terbatas kurang dari 1 bps masing - masing di level 6,841% dan 7,246%. Sementara imbal hasil seri acuan dengan tenor 5 tahun dan 10 tahun relatif tidak bergerak dibandingkan perdagangan sebelumnya di level 5,942% dan 6,601%. 
  • Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang asing, perubahan tingkat imbal hasilnya masih mengalami penurunan seiring dengan penurunan US Treasury di akhir pekan. Imbal hasil dari INDO-23 mengalami penurunan sebesar 5 bps di level 3,628% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 20 bps. Adapun imbal hasil dari INDO-28 mengalami penurunan sebesar 4,5 di level 3,956% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 35 bps. Sementara itu imbal hasil INDO-38 mengalami penurunan sebesar 1,5 bps di level 4,708% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 20 bps dan imbal hasil dari INDO-48 mengalami penurunan sebesar 2 bps di level 4,577% didorong kenaikan harga sebesar 30 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp6,64 triliun dari 39 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan, dimana untuk seri acuan, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,45 triliun. Obligasi Negara seri FR0064 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp924 miliar dari 21 kali transaksi di harga rata - rata 97,06% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0059 senilai Rp883 miliar dari 22 kali transaksi di harga rata - rata 102,58%. 
  • Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp290 miliar dari 26 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Subordinasi Berkelanjutan I Bank Bukopin Tahap I Tahun 2012 (BBKP01SBCN1) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp89 miliar dari 16 kali transaksi di harga rata - rata 102,22% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Subordinasi II Bank Permata Tahun 2011 (BNLI02SB) senilai Rp46 miliar dari 3 kali transaksi di harga rata - rata 90,55%. 
  • Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika pada perdagangan kemarin ditutup menguat sebesar 17,00 pts (0,12%) di level 13764,00 per dollar Amerika setelah bergerak dengan mengalami penguatan sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13750,00 hingga 13780,00 per dollar Amerika. Penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika terjadi di tengah pergerakan mata uang regional yang cenderung mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika di tengah menguatnya mata uang dollar terhadap mata uang utama dunia. Penguatan mata uang regional pada perdagangan kemarin dipimpin oleh Won Korea Selatan (KRW) yang diikuti oleh Rupiah Indonesia (IDR) dan Dollar Singapura (SGD). Adapun pelemahan mata uang regional pada perdagangan kemarin dipimpin oleh Baht Thailand (THB) yang diikuti oleh Yuan China (CNY) dan Yen Jepang (JPY). 
  • Pada perdagangan hari kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan cenderung bergerak terbatas jelang pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara serta rilisnya data neraca perdagangan pada pekan ini. Pemerintah pada hari ini berencana untuk mengadakan lelan penjualan Surat Utang Negara dengan target penerbitan senilai Rp17 triliun dari lima seri Surat Utang Negara yang ditawarkan kepada investor. Arah pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini akan ditentukan oleh hasil dari pelaksanaan lelang. 
  • Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup naik terbatas pada level 2,781% begitu pula dengan imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dengan tenor yang sama, ditutup naik pada level 0,503% dan surat utang Inggris (Gilt) dengan tenor 10 tahun juga ditutup naik terbatas di level 1,401%. 
  • Dengan pelaku pasar yang masih akan mencermati beberapa agenda ekonomi dalam sepekan kedapan, maka kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan cenderung bergerak dalam rentang perubahan harga yang terbatas. Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara secara keseluruhan masih berada pada tren kenaikan, sehingga hal tersebut akan membatasi peluang terjadinya penurunan harga dalam jangka pendek. 
  • Rekomendasi : Dengan kondisi tersebut kami menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara. Bagi investor dengan horizon investasi jangka panjang dapat mengikuti lelang penjualan Surat Utang Negara dimana pemerintah menawarkan dua seri Surat Utang Negara dengan tenor panjang yaitu FR0064 (15 Mei 2028) dan FR0065 (15 Mei 2033). 
  • Rencana Lelang Surat Utang Negara seri SPN 12180712 (Reopening), SPN 12190411 (New Issuance), FR0063 (Reopening), FR0064 (Reopening), FR0065 (Reopening) pada hari Selasa, tanggal 10 April 2018.

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group