Beranda

RESEARCH

Company Update

13 Desember 2018

Fixed Income Notes 13 Desember 2018

*Meredanya tekanan terhadap nilai tukar Rupiah, dukung kenaikan harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari Rabu, 12 Desember 2018. *

Kenaikan harga yang terjadi hingga mencapai 65 bps sehingga mendorong terjadinya penurunan tingkat imbal hasil hingga sebesar 9 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 4,5 bps. Harga Surat Utang Negara dengan tenor pendek mengalami kenaikan hingga sebesar 8 bps yang menyebabkan terjadinya penurunan tingkat imbal hasilnya yang berkisar antara 1 bps hingga 5 bps. Adapun kenaikan harga hingga sebesar 35 bps didapati pada Surat Utang Negara bertenor menengah yang mendorong terjadinya penurunan tingkat imbal hasilnya hingga sebesar 7,5 bps. Sementara itu perubahan harga hingga sebesar 65 bps didapati pada Surat Utang Negara bertenor panjang dimana hal tersebut menyebabkan penurunan tingkat imbal hasil hingga sebesar 9 bps. Kenaikan harga juga didapati pada Surat Utang Negara seri acuan, dimana kenaikan harga yang terjadi hingga sebesar 50 bps yang menyebabkan terjadinya penurunan imbal hasil hingga sebesar 8 bps. Imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun mengalami penurunan sebesar 2 bps di level 8,06% setelah mengalami kenaikan harga terbatas sebesar 5 bps. Sementara itu kenaikan harga sebesar 50 bps dan 40 bps telah mendorong terjadinya penurunan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan tenor 10 tahun dan 15 tahun masing - masing sebesar 8 bps dan 5,5 bps di level 8,156% dan 8,305%. Adapun seri acuan dengan tenor 20 tahun mengalami kenaikan harga sebesar 25 bps yang mendorong terjadinya penurunan imbal hasil sebesar 3 bps di level 8,472%.

Meredanya tekanan terhadap nilai tukar Rupiah menjadi faktor yang mendorong terjadinya kenaikan harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin. Dibuka menguat terhadap Dollar Amerika sejak awal perdagangan, pergerakan nilai tukar Rupiah tersebut menjadi katalis positif bagi perdagangan Surat Utang Negara. Setelah mengalami tren penurunan harga sejak awal bulan Desember seiring dengan keluarnya investor asing dari pasar Surat Utang Negara, pelaku pasar kembali melakukan akumulasi pembelian pada perdagangan kemarin walaupun belum didukung oleh meningkatnya volume perdagangan. Data kepemilikan Surat Berharga Negara yang dapat diperdagangkan menunukkan bahwa per tanggal 11 Desember 2018 investor asing tercatat melakukan penjualan bersih (net sell) Surat Berharga Negara senilai Rp4,28 triliun di sepanjang bulan Desember 2018 dengan total kepemilikan senilai Rp896,31 triliun dari total outstanding Surat Berharga Negara yang dapat diperdagangkan yang nilainya mencapai Rp2374,45 triliun.

Seiring dengan membaiknya persepsi risiko dan juga stabilnya pergerakan imbal hasil US Treasury, harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika pada perdagangan kemarin ditutup dengan kecenderungan mengalami kenaikan yang didapati pada hampir keseluruhan seri Surat Utang Negara.  Harga dari INDO23 mengalami kenaikan sebesar 8 bps yang mendorong terjadinya penurunan tingkat imbal hasilnya sebesar 2 bps di level 4,248%. Sementara itu kenaikan harga sebesar 30 bps dari INDO28 mendorong terjadinya penurunan imbal hasilnya sebesar 4 bps di level 4,658%. Sedangkan penurunan imbal hasil sebesar 3 bps didapati pada INDO43 di level 5,278% idorong oleh adanya kenaikan harga sebesar 38 bps. 

Volume perdagangan Surat Berharga Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp7,52 triliun dari 33 seri Surat Berharga Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp1,65 triliun. Obligasi Negara seri FR0059 menjadi Surat Utang negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,982 triliun dari 49 kali transaksi di harga rata - rata 92,38% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0064 senilai Rp1,495 triliun dari 44 kali transaksi di harga rata - rata 87,01%. Adapun Project Based Sukuk seri PBS016 menjadi Sukuk Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp370,00 miliar dari 5 kali transaksi di harga rata - rata 98,43% yang diikuti oleh perdagangan Sukuk Negara Ritel seri SR008 senilai Rp179,52 miliar dari 12 kali transaksi di harga rata - rata 100,07%.

Volume perdagangan surat utang korporasi yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp764,78 miliar dari 29 seri surat utang korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan II Indomobil Finance Tahap III Tahun 2016 Seri B (IMFI02BCN3) menjadi surat utang korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp180,00 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 93,00% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan II Batavia Prosperindo Finance Tahap I Tahun 2018 (BPFI02CN1) senilai Rp80,00 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 94,00%. Adapun Sukuk Ijarah Berkelanjutan II XL Axiata Tahap I Tahun 2018 Seri E (SIEXCL02ECN1) menjadi sukuk korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp46,00 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 103,36% yang diikuti oleh perdagangan Sukuk Ijarah Berkelanjutan II XL Axiata Tahap I Tahun 2018 Seri A (SIEXCL02ACN1) senilai Rp18,00 miliar dari 5 kali transaksi di harga rata - rata 100,18%. 

Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika ditutup dengan mengalami penguatan terbatas, sebesar 10,00 pts (0,07%) di level 14597,50 per Dollar Amerika. Bergerak dengan mengalami penguatan sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 14574,00 hingga 14604,00 per Dollar Amerika, penguatan nilai tukar Rupiah sejalan dengan pergerakan mata uang regional yang juga cenderung mengalami penguatan terhadap Dollar Amerika. Mata uang Yuan China (CNY) memimpin penguatan mata uang regional, sebesar 0,15% yang diikuti oleh Won Korea Selatan (KRW) sebesar 0,11% didukung oleh sinyal positif dari tarif dagang antara China dengan Amerika Serikat.  Sementara itu mata uang Rupee India (INR) dan Yen Jepang (JPY) terlihat mengalami pelemahan terbatas terhadap Dollar Amerika, masing - masing sebesar 0,09% dan 0,08%.

Imbal hasil surat utang global pada perdagangan kemarin ditutup dengan arah perubahan yang bervariasi seiring beragamnya sentimen yang ada di pasar surat utang global. Imbal hasil surat utang Inggris dan Jerman ditutup dengan mengalami kenaikan, masing - masing di level 1,28% dan 0,288%. Adapun imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun dan 30 tahun ditutup dengan perubahan yang relaitif terbatas,  masing - masing di level 2,89% dan 3,13% setelah data inflasi Amerika pada bulan November 2018 tidak mengalami perubahan dibandingkan dengan posisi di akhir bulan oktober 2018. Sedangkan imbal hasil surat utang India dan Malaysia ditutup dengan mengalami penurunan di level 7,420% dan 4,085% sebagaimana yang dialami oleh Surat Utang Negara.

Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara akan bergerak bervariasi dengan perubahan harga yang cenderung terbatas di tengah pelaku pasar yang masih menahan diri untuk melakukan transaksi. Pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika masih akan menjadi faktor yang mempengaruhi pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder di tangah potensi menguatnya mata uang Dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia di tengah ekspektasi kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika yang akan ditentukan pada FOMC Meeting pekan depan. Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih bergerak pada tren penurunan harga sehingga akan membatasi potensi kenaikan harga di pasar sekunder, terlebih dengan investor asing yang masih terlihat melakukan penjualan di pasar sekunder. 

*Rekomendasi :*

Di tengah pelaku pasar yang masih menahan diri untuk melakukan transaksi serta pergerakan harga yang kemungkinan akan beregrak dengan arah bervariasi, kami menyarankaj kepada investor untuk fokus pada Surat Utang Negara yang menawakan tingkat imbal hasil yang menarik serta harga yang relatif lebih murah dibandingkan dengan seri lainnya dengan tenor yang sama. Beberapa seri yang dapat dicermati adalah sebagai berikut ini :  *FR0061, FR0043, FR0063,  FR0070, FR0056, FR0042, FR0073, FR0058, FR0074, FR0068 dan FR0072. *

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group