Beranda

RESEARCH

Company Update

13 Februari 2018

Fixed Income Notes 13 Februari 2018

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Senin, 12 Februari 2018 kembali bergerak dengan arah perubahan yang bevariasi di tengah pelaku pasar yang menahan diri untuk melakukan transaksi jelang pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 10 bps dengan rata - rata mengalami kenaikan sebesar 1,7 bps dimana imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor 26 - 30 tahun yang cenderung mengalami penurunan dan imbal hasil tenor di bawah 25 tahun yang cenderung mengalami kenaikan. 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) bergerak bervariasi dengan mengalami naik berkisar antara 1 - 3 bps didorong oleh adanya koreksi harga hingga sebesar 8 bps. Sedangkan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) cenderung mengalami perubahan sebesar 1 - 7 bps yang didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 50 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) bergerak dengan kecenderungan mengalami kenaikan berkisar antara 1 - 10 bps dengan didorong oleh adanya koreksi harga hingga sebesar 120 bps. 
  • Terbatasnya perubahan tingkat imbal hasil pada perdagangan kemarin dipengaruhi oleh pelaku pasar yang masih menahan diri untuk melakukan transaksi di pasar sekunder jelang pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara yang akan diadakan pada hari ini serta rilisnya data neraca perdagangan pada hari Kamis. Hal tersebut juga tercermin pada volume perdagangan yang tidak begitu besar dan mengalami penurunan dibandingkan dengan volume perdagangan sebelumnya. 
  • Dengan terbatasnya perubahan imbal hasil pada perdagangan kemarin, maka imbal hasil dari Surat Utang Negara dengan tenor 10 tahun ditutup naik kurang dari 1 bps di level 6,346% dan 15 tahun ditutup naik sebesar 1,5 bps pada level 6,799% serta seri acuan dengan tenor 20 tahun mengalami kenaikan imbal hasil sebesar 2,5 bps di level 7,101%. Sementara itu imbal hasil seri acuan dengan tenor 5 tahun ditutup dengan mengalami penurunan sebesar 1 bps di level 5,757%. 
  • Dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya mengalami kenaikan seiring dengan kenaikan imbal hasil surat utang global. Kenaikan imbal hasil tersebut juga terlihat pada imbal hasil dari INDO-23 dan INDO-48 yang mengalami kenaikan sebesar 10 bps masing - masing di level 3,616% dan 4,802% setelah mengalami koreksi harga sebesar 45 bps dan 155 bps. Adapun imbal hasil INDO-28 ditutup naik sebesar 8,5 bps di level 4,094% didorong oleh koreksi harga sebesar 65 bps. Adapun INDO-38 yang mengalami kenaikan sebesar 9,5 bps di level 4,830% didorong oleh koreksi harga sebesar 135 bps.
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp8,93 triliun dari 40 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangans eri acuan yang dilaporkan senilai Rp2,99 triliun. Obligasi Negara seri FR0064 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp2,02 triliun dari 51 kali transaksi di harga rata - rata 103,8% dan diiktui oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0074 senilai Rp984 miliar dari 63 kali transaksi di harga rata - rata 104,05%. 
  • Adapun Volume perdagangan Project Based Sukuk yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp226 miliar dari 2 seri Project Based Sukuk yang diperdagangkan. Project Based Sukuk seri PBS002 menjadi Surat Berharga Syariah Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp168 miliar dari 8 kali transaksi di harga rata - rata 98,78% diikuti oleh Project Based Sukuk seri PBS012, senilai Rp58 miliar dari 9 kali transaksi di harga rata - rata 115,26%. 
  • Dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai RP586 miliar dari 28 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan I Sarana Multi Infrastruktur Tahap II Tahun 2017 Seri B (SMII01BCN2) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp135 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 102,05% dan diikuti oleh perdagangan Sukuk Ijarah Berkelanjutan II PLN Tahap II Tahun 2017 Seri C (SIPPLN02CCN2) senilai Rp60 miliar dari 6 kali transaksi di harga rata - rata 104,7%. 
  • Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika kembali ditutup dengan mengalami pelemahan, sebesar 23,00 pts (0,16%) pada level 13628,00 per dollar Amerika setelah bergerak dengan mengalami penguatan di sesi  pertama sebelum akhirnya berbalik arah di akhir sesi perdagangan di kisaran 13609,00 hingga 13657,00 per dollar Amerika. Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika terjadi seiring dengan pergerakan mata uang regional yang juga mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika di tengah melemahnya mata uang dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia. Mata uang Peso Phillipina (PHP) memimpin pelemahan mata uang regional yang diikuti oleh Yuan China (CNY) dan Rupiah Indonesia (IDR). 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara akan cenderung bergerak terbatas di awal perdagangan jelang pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara. 
  • Menjelang lelang, harga Surat Utang Negara akan cenderung bergerak terbatas dikarenakan investor yang masih akan menantikan hasil dari pelaksanaan lelang dimana arah pergerakan harga akan dipengaruhi oleh hasil dari pelaksanaan lelang. Pada hari ini pemerintah berencana untuk mengadakan lelang penjualan Surat Utang Negara dengan target penerbitan senilai Rp18 triliun dari lima seri Surat Utang Negara yang ditawarkan kepada investor. 
  • Selain lelang, pergerakan harga Surat Utang Negara juga akan dipengaruhi oleh pergerakan imbal hasil surat utang global, dimana pada perdagangan kemarin kembali ditutup dengan kecenderungan mengalami kenaikan. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup naik pada level 2,858%. Sementara itu imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama juga ditutup dengan kenaikan masing - masing di level 0,755% dan 1,609%. 
  • Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara secara umum masih berada pada area konsolidasi, sehingga pergerakan harga dalam jangka pendek akan cenderung beregrak terbatas dengan arah pergerakan tren penurunan yang masih terjadi pada keseluruhan tenor.  
  • Rekomendasi : Dengan kondisi tersebut, maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder dengan fokus pada pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara. Bagi investor yang membutuhkan Surat Utang Negara dengan tenor panjang dapat mengikuti lelang dimana pemerintah menawarkan tiga seri Surat Utang Negara dengan tenor panjang, yaitu seri FR0064 (2028), FR0065 (2033) dan FR0075 (2038). 
  • Rencana Lelang Surat Utang Negara seri SPN03180514 (New Issuance), SPN12190214 (New Issuance), FR0064 (Reopening), FR0065 (Reopening) dan FR0075 (Reopening) pada hari Selasa, tanggal 13 Februari 2018.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group