Beranda

RESEARCH

Company Update

13 Juni 2017

Fixed Income Notes 13 Juni 2017

  •          Meningkatnya tekanan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika jelang pelaksanaan Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika dukung kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Senin, 12 Juni 2017. 
  •          Perubahan tingkat imbal hasil bervariasi, berkisar antara 1 - 4 bps dengan rata - rata mengalami kenaikan sebesar 1 bps dimana kenaikan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada tenor 1 - 5 tahun. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami kenaikan berkisar antara 1 - 4 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 4 bps. Adapun pada tenor menengah (5-7 tahun), imbal hasilnya mengalami perubahan berkisar antara 1 - 2 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga yang berkisar antara 1 - 4 bps. Sedangkan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) bergerak bervariasi dengan kecenderungan mengalami penurunan yang berkisar antara 1 - 3 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 20 bps. 
  •          Pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin cukup berfluktuasi, dimana pada awal perdagangan imbal hasil dari beberapa seri Surat Utang Negara terlihat masih mengalami penurunan dibandingkan dengan level penutupan di akhir pekan. Namun demikian, seiring dengan aksi jual Surat Utang Negara yang dilakukan oleh investor, harga dari beberapa seri Surat Utang Negara mengalami penurunan sehingga mendorong kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara. Aksi jual oleh investor tersebut didukung oleh meingkatkan tekanan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika jelang pelaksanaan Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika pada hari ini. 
  •          Kami melihat bahwa investor masih cenderung menahan diri untuk melakukan transaksi di pasar sekunder, dimana kondisi tersebut tercermin pada volume perdagangan yang tidak begitu besar. 
  •          Secara keseluruhan, pergerakan harga Surat Utang Negara yang cenderung mengalami penurunan pada perdagangan kemarin telah mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun, 15 tahun, dan 20 tahun mengalami kenaikan sebesar 1 bps masing - masing pada level 6,648%, 7,360%, dan 7,567%. Hanya tenor 10 tahun yang mengalami perunurunan sebesar 1 bps di level 6,870%. 
  •          Sebaliknya, penurunan imbal hasil terlihat pada perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, dimana pada perdagangan kemarin sebagian besar seri mengalami penurunan imbal hasil seiring dengan penurunan imbal hasil yang terjadi pada surat utang global. Imbal hasil dari INDO-20 ditutup dengan mengalami penurunan sebesar 1 bps di level 2,299% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 1 bps. Adapun imbal hasil dari INDO-27 mengalami penurunan sebesar 1 bps di level 3,651% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 1 bps dan imbal hasil dari INDO-47 yang mengalami penurunan sebesar 1 bps di level 4,595% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 1 bps. 
  •          Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp6,44 triliun dari 35 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp1,99 triliun. Obligasi Negara seri FR0059 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp899 miliar dari 70 kali transaksi di harga rata - rata 100,5% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Ritel seri ORI013 senilai Rp734 miliar dari 38 kali transaksi di harga rata - rata 98,76%.
  •          Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp2,12 triliun dari 47 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan II Indosat Tahap I Tahun 2017 Seri A (ISAT02ACN1) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp524 miliar dari 28 kali transaksi di harga rata - rata 99,99%yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan I Bank Permata Tahap II Tahun 2012 (BNLI01SBCN2) senilai Rp174 miliar dari 20 kali transaksi di harga rata - rata 101,34%. 
  •          Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup melemah sebesar 17,00 pts di posisi 13308,00 per dollar Amerika setelah bergerak dengan mengalami melemah sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13286,00 hingga 13317,00 per dollar Amerika. Pelemahan nilai tukar rupiah tersebut sejalan dengan pelemahan yang terjadi pada mata uang regional di tengah melemahnya dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia jelang pelaksanaan Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika. Mata uang Won Korea Selatan (KRW) memimpin pelemahan mata uang regional terhadap dollar Amerika yang diikuti oleh Rupee India (INR) dan Dollar Taiwan (TWD). 
  •          Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara akan cenderung bergerak terbatas di awal perdagangan jelang pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara yang juga akan diikuti oleh pelaksanaan Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika. 
  •          Menjelang lelang, haga Surat Utang Negara relatif bergerak terbatas dikarenakan pelaku pasar akan fokus pada pelaksanaan lelang, dimana pemerintah berencana untuk menerbitkan Surat Berharga Syariah Negara senilai Rp5 triliun dari lima seri Surat Berharga Syariah Negara yang ditawarkan kepada investor. Pada lelang sebelumnya, pemerintah meraup dana senilai Rp4,08 triliun dari total penawaran yang masuk senilai Rp11,06 triliun. 
  •          Sementara itu dari faktor eskternal, imbal hasil dari US Treasury ditutup dengan kenaikan jelang pelaksanaan Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup di level 2,21% dan untuk tenor 30 tahun juga ditutup naik pada level 2,86%. Imbal hasil dari surat utang Inggris (Gilt) dengan tenor 10 tahun juga ditutup turun pada level 0,96%. Adapun imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) ditutup turun di level 0,25%. Tidak bergeraknya imbal hasil dari US Treasury tersebut kami perkirakan akan berdampak terhadap potensi penurunan harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika setelah pada perdagangan di akhir pekan ditutup dengan mengalami kenaikan harga. 
  •          Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara berada pada area overbought sehingga perubahan harganya masih akan  dengan kecenderungan bergerak menurun. 
  •          Rekomendasi : Dengan kombinasi dari beberapa faktor tersebut maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara dengan melakukan strategi trading di tengah masih berfluktuasinya pergerakan harga Surat Utang Negara jelang pelaksanaan Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika. Beberapa seri yang cukup menarik untuk diperdagangkan diantaranya adalah FR0066, FR0048, FR0069, FR0036, FR0045, FR0050, FR0057, FR0062 dan FR0067. 
  •          Penawaran Umum Obligasi Berkelanjutan I Global Mediacom Tahap I Tahun 2017 dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Global Mediacom Tahap I Tahun 2017.
  •          Rencana Lelang Surat Berharga Syariah Negara atau Sukuk Negara seri SPN-S 01122017 (reopening), PBS011 (reopening), PBS012 (reopening), PBS013 (reopening), dan PBS014 (reopening) pada hari Selasa tanggal 13 Juni 2017.

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group