Beranda

RESEARCH

Company Update

15 Agustus 2017

Fixed Income Notes 15 Agustus 2017

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Senin, 14 Agustus 2017 bergerak terbatas dengan kecenderungan mengalami kenaikan di tengah meredanya tekanan terhadap nilai tukar rupiah jelang disampaikannya data neraca perdagangan bulan Juli 2017. 
  • Perubahan imbal hasil yang terjadi pada perdagangan kemarin cukup terbatas berkisar antara 1 - 4 bps dengan rata - rata mengalami kenaikan sebesar 1 bps dimana perubahan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada tenor 4 - 11 tahun. 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) bergerak terbatas dengan mengalami perubahan hingga sebesar 2 bps di tengah perubahan harga yang hanya berkisar antara 1 - 5 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) terlihat mengalami kenaikan berkisar antara 1 - 4 bps dengan didorong oleh adanya koreksi harga hingga sebesar 20 bps dan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) yang juga cenderung bergerak bervariasi dengan adanya perubahan terbatas sebesar 2 bps didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 20 bps. 
  • Setelah bergerak dengan kecenderungan mengalami kenaikan imbal hasil sejak akhir pekan kemarin, imbal hasil Surat Utang Negara mulai menunjukkan adanya penurunan meskipun penurunan imbal hasil tersebut masih terbatas untuk beberapa seri Surat Utang Negara. Penurunan imbal hasil pada perdagangan kemarin didukung oleh meredanya tekanan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika, meskipun di saat yang sama dollar Amerika menunjukkan penguatan terhadap mata uang utama dunia. 
  • Adapun kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin   didorong oleh kenaikan imbal hasil dari surat utang global serta meningkatnya permintaan safe haven asset di tengah berlanjutnya ketegangan antara Amerika dan Korea Utara. Namun kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara kemarin dibatasi oleh besarnya volume perdagangan, mengindikasikan bahwa pelaku pasar masih menilai prospek pasar utang di Indonesia cukup baik dengan didorong kenaikan peringkat Indonesia oleh lembaga S&P pada bulan Mei lalu. Hal tersebut juga tercermin dari dana asing yang masuk pada surat berharga negara hingga 11 Agutus 2017 sebesar Rp 6,19 triliun dibandingkan dengan akhir bulan Juni 2017.    
  • Sehingga secara keseluruhan, perubahan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin hanya mendorong terjadinya penurunan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun sebesar 2 bps di level 6,606%. Adapun seri acuan dengan tenor 15 tahun dan 20 tahun imbal hasilnya mengalami penurunan sebesar 1 bps masing - masing di level 7,303% dan 7,553%. Sedangkan imbal hasil seri acuan dengan tanor 10 tahun mengalami kenaikan sebesar 1 bps di level 6,881%. 
  • Dari perdagangan Surat Utang Negara dengan demominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan harganya cenderung mengalami kenaikan yang terjadi pada sebagian besar seri Surat Utang Negara sehingga mendorong terjadinya penurunan imbal hasil. Penurunan imbal hasil hingga sebesar 3,5 bps dimana tenor panjang mengalami penurunan yang lebih besar dibandingkan dengan yang didapati pada tenor pendek. Imbal hasil dari INDO-27 mengalami penurunan sebesar 3,5 bps di level 3,625% didorong oleh adanya kenaikan harga sebesar 30 bps dan imbal hasil dari INDO-47 yang ditutup dengan mengalami penurunan sebesar 3 bps di level 4,574% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 50 bps.  Adapun imbal hasil dari INDO-37 ditutup dengan mengalami kenaikan sebesar 1 bps di level 4,555% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 20 bps. Sedangkan imbal hasil dari INDO-20 relatif tidak banyak mengalami perubahan di level 2,139%. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp11,29 triliun dari 35 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp4,59 triliun. Obligasi Negara seri FR0059 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,98 triliun dari 70 kali transaksi di harga rata -rata 100,48% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0072 senilai Rp1,89 triliun dari 85 kali transaksi di harga rata - rata 107,06%. 
  • Sedangkan dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,05 triliun dari 23 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi II Intiland Development Tahun 2016 Seri A (DILD02A) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp158 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 100,00% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan I Agung Podomoro Land Tahap I Tahun 2013 (APLN01CN1) senilai Rp146 miliar dari 13 kali transaksi di harga rata - rata 99,86%. 
  • Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika pada perdagangan kemarin ditutup menguat sebesar pts 12,00 pts (0,08%) pada level 13349,00 per dollar Amerika setelah mengalami pelemahan berturut - turut dalam tiga hari terakhir. Bergerak dengan mengalami penguatan terhadap dollar Amerika sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13339,00 hingga 13355,00 per dollar Amerika, penguatan nilai tukar rupiah ditengah pergerakan mata uang regional yang bervariasi. Penguatan mata uang regional dipimpin oleh mata uang Won Korea Selatan (KRW) diikuti oleh Dollar Taiwan serta Rupiah Indonesia (IDR). 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan bergerak terbatas dengan kecenderungan mengalami penurunan dengan didorong oleh kenaikan imbal hasil surat utang global di tengah pelaku pasar yang masih menantikan disampaikannya data neraca perdagangan pada hari ini. 
  • Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun pada perdagangan kemarin ditutup naik di level 2,224% dibandingkan pada perdagangan kemarin yang sebesar 2,191%. Adapun imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) masing - masing juga ditutup naik pada level 0,414% dan 1,066% yang ditengah kekhawatiran investor terhadap ketegangan yang terjadi antara Amerika Serikat dengan Korea Utara di semenanjung korea mendorong investor untuk melakukan pembelian aset yang lebih aman (safe haven asset). Dengan pergerakan imbal hasil surat utang global yang bergerak naik maka akan berpeluang untuk mendorong terjadinya penurunan harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika. 
  • Adapun harga Surat Utang Negara dengan denomiansi mata uang rupiah kami perkiarakan masih akan bergerak terbatas dalam jangka pendek, dimana secara teknikal sebagian besar seri Surat Utang Negara berada pada area jenuh beli. Hal tersebut kami perkirakan akan berdampak terhadap terbatasnya pergerakan harga Surat Utang Negara di tengah pelaku pasar yang masih akan mencermati beberapa data dari dalam dan luar negeri sebelum kembali melakukan akumulasi pembelian Surat Utang Negara. 
  • Rekomendasi : Dengan kondisi tersebut kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara dengan melakukan strategi trading memanfaatkan momentum fluktuasi harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Kami masih merekomendasikan Surat Utang Negara sebagai portofolio trading seperti seri FR0069, FR0053, FR0061, FR0070, FR0065, FR0068 serta ORI013. 
  • Rencana Lelang Surat Berharga Syariah Negara atau Sukuk Negara seri SPN-S 02022018 (reopening), PBS011 (reopening), PBS012 (reopening), PBS013 (reopening), dan PBS014 (reopening) pada hari Selasa tanggal 15 Agustus 2017.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group