Beranda

RESEARCH

Company Update

15 Juni 2017

Fixed Income Notes 15 Juni 2017

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Rabu, 14 Juni 2017 kembali mengalami penurunan di tengah masih berlanjutnya kenaikan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil yang terjadi pada perdagangan kemarin berkisar antara 1 - 4 bps dengan rata - rata mengalami penurunan imbal hasil sebesar 1 bps dimana penurunan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada tenor 6 - 12 tahun. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) cenderung mengalami penurunan sebesar berkisar antara 1 - 2 bps setelah mengalami kenaikan harga hingga sebesar  5 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 1 - 4 bps setelah mengalami kenaikan harga yang berkisar antara 10 - 20 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) bergerak bervariasi dengan kecenderungan mengalami penurunan berkisar antara 1 - 4 bps dengan adanya kenaikan harga hingga sebesar 35 bps. 
  • Penurunan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin masih didorong oleh adanya kenaikan harga Surat Utang Negara di tengah penurunan imbal hasil surat utang global seiring dengan semakin besarnya peluang kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika di bulan Mei 2017. Pelaku pasar merespon kondisi tersebut dengan melakukan wait and see pada Surat Utang Negara di pasar sekunder, menyebabkan dalam beberapa hari ini volume perdagangan di pasar sekunder terlihat tidak terlalu besar. 
  • Meredanya tekanan terhadap nilai tukar rupiah mendorong terjadinya kenaikan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Hanya saja, kami melihat kenaikan harga pada perdagangan kemarin tidak diikuti oleh volume perdagangan yang besar, mengindikasikan bahwa pelaku pasar cenderung menahan diri guna melihat hasil rapat dewan Amerika Serika (FOMC). 
  • Dengan adanya kenaikan harga yang terjadi pada perdagangan kemarin, imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 10 tahun dan 15 tahun mengalami penurunan masing - masing sebesar 1 bps pada level 6,865% dan 7,346%, adapun untuk tenor 20 tahun mengalami penurunan sebesar 1,5 bps di level 7,546% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 15 bps. Sedangkan untuk tenor 5 tahun mengalami kenaikan sebesar 1 bps pada level 6,639%.. 
  • Dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya masih cenderung mengalami penurunan seiring dengan penurunan imbal hasil surat utang global di tengah berlanjutnya aksi jual oleh investor jelang berakhirnya pelaksanaan Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika. Penurunan imbal hasil terjadi pada sebagian besar seri Surat Utang Negara berdenominasi mata uang dollar dengan imbal hasil dari INDO-20 tidak bergerak dari perdagangan sebelumnya di level 2,288%. Sementara itu imbal hasil dari INDO-27 dan INDO-47 masing - masing mengalami penurunan sebesar 1 bps di level 3,644% dan 4,586% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 6,5 bps dan 2,5 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp8,43 triliun dari 37 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp3,71 triliun. Obligasi Negara seri FR0074 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senila Rp1,47 triliun dari 81 kali transaksi di harga rata - rata 102,41% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0072 senilai Rp1,35 triliun dari 83 kali transaksi di harga rata - rata 106,88%. 
  • Dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp757 miliar dari 34 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan II SAN Finance Tahap II Tahun 2017 Seri A (SANF02ACN2)menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp120 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 100,71% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Indofood Sukses Makmur VIII Tahun 2017 (INDF08) senilai Rp100 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 99,91%. 
  • Sementara itu nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup menguat terbatas sebesar 14,00 pts di level 13277,00 per dollar Amerika. Bergerak berfluktuasi pada kisaran 13272,00 hingga 13293,00 per dollar Amerika, penguatan nilai tukar rupiah terjadi di tengah penguatan mata uang regional terhadap dollar Amerika. Mata uang Won Korea Selatan (KRW) memimpin penguatan mata uang regional yang diikuti oleh Ringgit Malaysia (MYR) dan Dollar Singapura (SGD). sedangkan mata uang uang Yen Jepang (JPY) memimpin pelemahan mata uang regional yang diikuti oleh Dollar Hong Kong (HKD). 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih kembali berpeluang untuk mengalami kenaikan setelah data inflasi kemarin memperkuat sinyal kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika. Data inflasi  Amerika untuk periode Mei 2017 yang disampaikan pada hari Rabu menunjukkan bahwa terjadi penurunan dibandingkan dengan periode sebelumnya yang nilai inflasinya per bulan mencapai 0,2% sedangkan untuk bulan Mei -0,1%. Meskipun demikian, data inflasi di bulan Mei 2017 tersebut masih akan menjadi pertimbangan bagi Bank Sentral Amerika untuk menaikkan suku bunga acuannya pada pertemuannya yang akan berakhir pada hari Rabu waktu setempat. Dampaknya, Imbal hasil dari US Treasury mengalami penurunan pada sesi perdagangan kemarin, dimana untuk tenor 10 tahun imbal hasilnya berada pada level 2,15% dan untuk tenor 30 tahun turun ke level 2,79%. Sedangkan imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor 10 tahun ditutup turun masing - masing di level 0,22% dan 0,92%. 
  • Sementara itu dari dalam negeri, pelaku pasar masih akan menantikan pelaksanaan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia yang diadakan pada hari ini. Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih menjauhi area jenuh beli (overbought) dengan adanya sinyal tren kenaikan khususnya pada tenor panjang, mengindikasikan bahwa harga Surat Utang Negara akan berpeluang mengalami kenaikan harga dalam jangka pendek. 
  • Rekomendasi : Dengan kombinasi dari beberapa faktor tersebut, maka kami menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Peluang adanya kenaikan harga jelang pelaksanaan Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika dapat dimanfaatkan oleh investor dengan horizon investasi jangka panjang untuk melakukan pembelian secara bertahap terhadap Surat Utang Negara dengan seri FR0066, FR0048, FR0069, FR0036, FR0045, FR0050, FR0057, dan FR0062. Adapun ORI013 lebih menarik dibandingkan FR0036 dengan tenor yang sama sehingga dapat dijadikan bahan perbandingan investor.
  • Penawaran Umum Obligasi Berkelanjutan I Global Mediacom Tahap I Tahun 2017 dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Global Mediacom Tahap I Tahun 2017. 
  • Pencatatan Obligasi Berkelanjutan II Medco Energi Internasional Tahap V Tahun 2017 PT Medco Energi Internasional Tbk pada tanggal 15 Juni 2017.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group