Beranda

RESEARCH

Company Update

16 April 2019

Fixed Income Notes 16 April 2019

Harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin, tanggal 15 April 2019 bergerak dengan kecenderungan mengalami kenaikan yang terbatas di tengah jelang diselenggarakannya Pemilihan Umum dan masih dipengaruhi oleh faktor nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika.

Pada perdagangan kemarin kenaikan harga hingga sebesar 27 bps yang  mendorong terjadinya penurunan tingkat imbal hasil Surat Utang Negara yang mencapai 4 bps. Harga Surat Utang Negara dengan tenor pendek mengalami perubahan hingga sebesar 11 bps yang berdampak pada perubahan tingkat imbal hasil yang mencapai 3 bps. Sementara itu harga Surat Utang Negara dengan tenor menengah mengalami rata-rata kenaikan sebesar 9 bps yang mengakibatkan  terjadinya penurunan tingkat imbal hasil yang berkisar antara 0,3 bps hingga 4 bps. Adapun harga Surat Utang Negara dengan tenor panjang bergerak dengan kecenderungan mengalami kenaikan hingga sebesar 11,2 bps yang mendorong adanya penurunan tingkat imbal hasil yang mencapai 3 bps. Adapun dari Surat Utang Negara seri acuan, kenaikan harga terjadi pada seluruh seri hingga 27 bps yang memicu terjadinya penurunan imbal hasil mencapai 3 bps.

Jelang diselenggarakannya Pemilihan Umum, pada perdagangan kemarin hari Senin, tanggal 15 April 2019, perubahan harga Surat Utang Negara bergerak dengan kecenderungan mengalami kenaikan yang terbatas yang dipicu oleh faktor menguatnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika akibat rilisnya data ekonomi domestik. Badan Pusat Statistik melaporkan bahwa neraca perdagangan Indonesia periode Maret 2019 menunjukan surplus sebesar USD0,54 miliar yang diakibatkan oleh neraca ekspor sebesar USD14,03 miliar lebih tinggi dibandingkan dengan neraca impornya sebesar USD13,49 miliar. Hal tersebut menjadi katalis positif bagi pergerakan harga Surat Utang Negara dimana dengan adanya surplustersebut akan mendukung peningkatan cadangan devisa sehingga akan menambah kemampuan Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah gejolak perekonomian global.

Harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika  menunjukkan penurunan yang terjadi pada sebagian besar seri Surat Utang Negara. Harga dari INDO24 dan INDO29 mengalami penurunan sebesar 1,9 bps dan 19,2 bps yang mengakibatkan naiknya imbal hasil sebesar 0,4 bps di level 3,491% dan 2,28 bps di level 3,920%. Sementara itu untuk seri INDO44 dan INDO49 mengalami penurunan harga masing-masing sebesar 16,4 bps dan 31,8 bps yang berdampak pada kenaikan imbal hasil sebesar 1 bps di level 4,803% dan 1,8 bps di level 4,676.

Volume perdagangan Obligasi Negara pada perdagangan kemarin dilaporkan mengalami penurunan dibandingkan dengan volume perdagangan sebelumnya, yaitu senilai Rp8,73 triliun dari 36 seri Obligasi Negara dengan volume perdagangan seri acuan senilai Rp4,54 triliun. Obligasi Negara seri FR0078 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,78 triliun dari 83 transaksi yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0077 senilai Rp964,48 miliar dari 36 kali transaksi. Adapun Project Based Sukuk seri PBS013 menjadi Sukuk Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp220,00 miliar dari 9 kali transaksi diikuti perdagangan Sukuk Negara Ritel seri SR009 senilai Rp49,83 miliar dari 17 kali transaksi.

Adapun volume perdagangan surat utang korporasi yang dilaporkan lebih besar dibandingkan dengan perdagangan sebelumnya, yaitu senilai Rp964,36 miliar dari 42 seri surat utang korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan II Indosat Tahap III Tahun 2018 Seri A (ISAT02ACN3) menjadi surat utang korporasi dengan volume perdagangan terbesar senilai Rp140,00 miliar dari 2 kali transaksi yang diikuti oleh perdagangan Sukuk Mudharabah Lontar Papyrus Pulp & Paper Industry I Tahun 2018 Seri B (SMLPPI01B) senilai Rp130,90 miliar dari 3 kali transaksi. Adapun volume dari Obligasi Berkelanjutan IV Astra Sedaya Finance Tahap II Tahun 2019 Seri A (ASDF04ACN2) sebesar Rp120,00 miliar dari 6 kali transaksi yang diikuti oleh perdagangan Obligasi PLN XII Tahun 2010 Seri B (PPLN12B) senilai Rp100,00 miliar dari 5 kali transaksi.

Sementara itu nilai tukar Rupiah ditutup menguat sebesar 35,00 pts (0,25%) di level 14060,00 per Dollar Amerika. Pergerakan nilai tukar Rupiah tersebut menguat sepanjang sesi perdagangan dan bergerak di kisaran antara 14060 hingga 14095.Adapun penguatan nilai tukar rupiah tersebut terjadi ditengah menguatnya sebagian besar mata uang regional. Mata uang Won Korea Selatan (KRW) memimpin penguatan mata uang regional sebesar 0,56% yang diikuti oleh mata uang Rupiah Indonesia (IDR) dan Peso Filipina (PHP) masing-masing sebesar 0,25% dan 0,23%.Sementara itu, mata uang yang mengalami pelemahan tertinggi didapati pada mata uang Rupee India (INR) sebesar 0,35% dilanjutkan dengan pelemahan mata uang Renminbi China (CNY) sebesar 0,05%.

Imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun dan 30 tahun ditutup dengan mengalami kenaikan masing-masing di level 2,554% dan 2,968%. Sedangkan untuk pergerakan indeks saham utamanya mengalami penurunan dimana pada indeks NASDAQ dan indeks DJIA turun sebesar 10 bps dan masing-masing berada di level 7976,01 dan 26384,77. Adapun imbal hasil surat utang Inggris (Gilt) mengalami kenaikan untuk tenor 10 tahun dan 30 tahun di level 1,222% dan 1,726%, sementara itu untuk surat utang Jerman (Bund) pada tenor 10 dan 30 tahun juga mengalami kenaikan masing-masing di level 0,057% dan 0,719%

Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan bergerak beragam dan berpotensi mengalami kenaikan ditengah jelang diselenggarakannya Pemilihan umum pada esok hari tanggal 17 April 2019, serta akibat surplusnya neraca perdagangan Indonesia untuk periode Maret 2019. Akibat dari adanya surplus neraca perdagangan ini, akan menambah cadangan devisa negara sehingga menambah kemampuan Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah gejolak perekonomian global sehingga para pelaku pasar cenderung akan lebih optimis untuk menginvestasikan dananya ke Indonesia.

Rekomendasi

Dari beberapa faktor tersebut maka kami perkirakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini akan cenderung mengalami kenaikan. Kami masih menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara dengan fokus kepada pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika serta melakukan strategi trading di tengah harga Surat Utang Negara yang masih bergerak berfluktuasi. Kami juga masih merekomendasikan seri - seri Surat Utang Negara dengan tenor pendek dan menengah sebagai pilihan di tengah kondisi pasar saat ini, yaitu seri: FR0053, FR0070, FR0056, FR0071 dan FR0073.

Rencana Lelang Surat Berharga Syariah Negara atau Sukuk Negara seri SPN-S 03102019 (Reopening), PBS014 (Reopening), PBS019 (Reopening), PBS021 (Reopening), PBS022 (Reopening) dan PBS015 (Reopening) pada hari Selasa tanggal 16 April 2019.

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group