Beranda

RESEARCH

Company Update

18 Agustus 2017

Fixed Income Notes 18 Agustus 2017

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Rabu, 16 Agustus 2017 kembali bergerak terbatas dengan arah perubahan yang bervariasi jelang libur nasional dalam rangka hari Kemerdekaan Indonesia. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 3 bps dimana Surat Utang Negara dengan tenor pendek dan panjang yang cenderung bergerak dengan mengalami penurunan, sementara itu pada tenor menengah lebih banyak mengalami kenaikan. 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1 - 4 tahun) cenderung bergerak dengan mengalami penurunan dengan perubahan yang terbatas berkisar antara 1 - 2 bps yang didorong oleh adanya kenaikan harga terbatas sebesar 1 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami kenaikan terbatas kurang dari 1 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga yang juga terbatas kurang dari 1 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) juga mengalami perubahan berkisar antara 1 - 3 bps yang didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 35 bps. 
  • Meskipun bergerak cukup bervariasi, perubahan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan di hari Rabu kemarin lebih cenderung mengalami penurunan didorong oleh tenor panjang. Penurunan imbal hasil tersebut turut dipengaruhi oleh aksi beli oleh investor jelang libur nasional dalam rangka hari kemerdekaan Indonesia. Selain itu, pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara yang cenderung mengalami penurunan juga dipengaruhi pergerakan imbal hasil surat utang global yang juga bergerak dengan mengalami penurunan di tengah pelaku pasar global yang menantiksn FOMC Minutes serta perkembangan tingkat pengangguran di Amerika. 
  • Sehingga secara keseluruhan, pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan di hari Rabu telah mendorong terjadinya pergerakan yang bervariasi pada imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dimana tenor 5 tahun dan 15 tahun mengalami kenaikan terbatas kurang dari 1 bps masing - masing di level 6,606% dan 7,309%. Sedangkan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 10 tahun dan 20 tahun yang juga mengalami perubahan yang terbatas dengan kecenderungan mengalami penurunan kurang dari 1 bps masing - masing di level 6,880% dan 7,535%.  
  • Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya justru terlihat mengalami kenaikan, dimana kenaikan imbal hasil tersebut terjadi pada hampir keseluruhan seri Surat Utang Negara. Imbal hasil dari INDO-20, INDO-27, dan INDO-37 mengalami kenaikan yang terbatas kurang dari 1 bps di level 2,125%, 3,623%, dan 4,545% setelah mengalami koreksi harga yang berkisar antara 1 - 10 bps. Sementara itu imbal hasil dari INDO-47 terlihat mengalami kenaikan sebesar 1,5 bps di level 4,574% didorong koreksi harga sebesar 20 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan di hari Rabu, mengalami peningkatan dibandingkan dengan volume perdagangan sebelumnya seiring dengan pelaksanaan lelang, yaitu senilai Rp15,94 triliun dari 40 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp4,68 triliun. Obligasi Negara Seri FR0056 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp4,32 triliun dari 43 kali transaksi di harga rata - rata 109,03% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0059 senilai Rp2,01 triliun dari 51 kali transaksi di harga rata - rata 100,75%.
  • Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp921,15 miliar dari 34 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan I Sarana Multi Infrastruktur Tahap I Tahun 2016 Seri A (SMII01ACN1) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp200 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 100,71% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan III Adira Finance Tahap II Tahun 2015 Seri B (NISP01CCN2) senilai Rp60 miliar dari 1 kali transaksi di harga rata - rata 102,6%. 
  • Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika kembali ditutup melemah sebesar 18,00 pts (0,13%) pada level 13378,00 per dollar Amerika setelah bergerak dalam rentang 13360,00 hingga 13383,00 per dollar Amerika. Pelemahan nilai tukar rupiah terjadi di tengah mata uang regional yang juga  bergerak dengan kecenderungan mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika. Mata uang Dollar Taiwan (TWD) memimpin pelemahan mata uang regional terhadap dollar Amerika pada perdagangan di hari Rabu, dengan diikuti oleh mata uang Won Korea Selatan (KRW) dan Rupiah Indonesia (IDR). Sedangkan hanya Baht Thailand (THB) dan Dollar Hongkong (HKD) yang mengalami penguatan terbatas terhadap dollar Amerika. 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara akan bergerak dengan kecenderungan mengalami kenaikan dengan didorong oleh penurunan imbal hasil dari US Treasury serta adanya kejelasan dari bank sentral Amerika mengenai rencana pengurangan neracanya yang akan disampaikan pada Rapat Dewan Gubernur Amerika Serikat pada bulan September. Adapun harga Surat Utang Negara kami perkirakan mengalami kenaikan di dorong oleh  meredanya ketegangan antara Amerika Serikat dan Korea Utara sehingga akan meningkatkan daya tarik aset beresiko. 
  • Adanya kejelasan dari rencanya bank sentral Amerika mendorong penurunan US Treasury dengan tenor 10 tahun di level 2,185% seiring dengan US Treasury dengan tenor 30 tahun yang juga mengalami penurunan di level 2,847%. Adapun imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dengan tenor 10 tahun juga mengalami penurunan di level 0,436%. Sedangkan imbal hasil dari surat utang Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama justru mengalami kenaikan di level 1,081%. 
  • Adapun dari faktor domestik, investor masih akan menantikan hasil dari pelaksanaan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia yang akan di adakan pada pekan depan, dimana analis memperkirakan bahwa Bank Indonesia masih akan mempertahankan suku bunga acuan di level 4,75%. Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara dengan tenor pendek masih terlihat mengalami tren kenaikan namun harga Surat Utang Negara yang sudah memasuki area jenuh beli (overbought) kami perkirakan pergerakan harga Surat Utang Negara masih akan bergerak terbatas dalam jangka pendek. 
  • Rekomendasi : Dengan beberapa kondisi tersebut, kami menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara. Hingga pelaksanan FOMC Meeting di bulan September 2017, kami perkirakan pasar akan cenderung bergerak berfluktuasi sehingga kami menyarankan strategi trading guna mengoptimalkan portofolio investasi dengan pilihan masih pada seri FR0069, FR0053, FR0070, FR0071, ORI013, FR0065 dan FR0068.
  • Rencana Lelang Surat Utang Negara seri SPN03171123 (New Issuance), SPN12180511 (Reopening), FR0059 (Reopening), FR0074 (Reopening) dan FR0075 (New Issuance) pada hari Selasa, tanggal 22 Agustus 2017.
  • PT Pemeringkat Efek Indonesia mengafirmasi peringkat    “idAA-” kepada PT Pupuk Sriwidjaja Palembang.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group