Beranda

RESEARCH

Company Update

19 April 2018

Fixed Income Notes 19 April 2018

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Rabu, 18 April 2018 masih melanjutkan tren kenaikan didorong oleh berlanjutnya akumulasi penjualan oleh investor asing di tengah terbatasnya perubahan harga yang terjadi di pasar sekunder. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil yang terjadi pada perdagangan kemarin berkisar antara 1 - 5 bps dengan rata - rata mengalami kenaikan imbal hasil sebesar 1,1 bps dimana Surat Utang Negara dengan tenor panjang mengalami kenaikan imbal hasil lebih besar dibandingkan dengan yang didapati pada tenor pendek. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami kenaikan berkisar antara 1 - 2 bps dengan didorong oleh adanya koreksi harga hingga sebesar 3 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) dan panjang (di atas 7 tahun) mengalami perubahan berkisar antara 1 - 5 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 55 bps. 
  • Berlanjutnya kenaikan tingkat imbal hasil Surat Utang Negara hingga perdagangan kemarin masih didukung oleh akumulasi penjualan Surat Utang Negara oleh investor asing. Berdasarkan data kepemilikan Surat Berharga Negara yang dapat diperdagangkan per tanggal 17 April 2018, walaupun investor asing masih mencatatkan peningkatan kepemilikan di Surat Berharga Negara senilai Rp13,71 triliun dibandingkan dengan posisi di akhir Maret 2018 namun beberapa hari terakhri investor asing terlihat melakukan aksi ambil untung yang mendorong kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara. 
  • Namun demikian, kenaikan imbal hasil yang terjadi pada perdagangan kemarin masih terlihat terbatas, terutama yang didapati pada Surat Utang Negara dengan tenor menengah dan panjang. Terbatasnya perubahan harga pada tenor tersebut turut mempengaruhi terbatasnya perubahan tingkat imbal hasilnya. Dengan posisi harga Surat Utang Negara yang cukup tinggi, serta didukung oleh faktor teknikal, dimana harga Surat Utang Negara terlihat mengalami tren penurunan harga turut mempengaruhi terbatasnya kenaikan harga Surat Utang Negara yang terjadi pada perdagangan kemarin. Kondisi tersebut juga didukung oleh volume perdagangan yang tidak begitu besar. 
  • Secara keseluruhan, kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara yang terjadi pada perdagangan kemarin telah mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan masing - masing sebesar 1 bps untuk tenor 5 tahun dan 20 tahun masing - masing di level 6,011% dan 7,285% serta naik sebesar 2 bps untuk tenor 10 tahun di level 6,606%. Adapun untuk seri acuan dengan tenor 15 tahun mengalami kenaikan sebesar 2,5 bps di level 6,891%. 
  • Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, perubahan imbal hasilnya juga cenderung mengalami penurunan yang relatif terbatas di tengah kenaikan imbal hasil dari US Treasury. Imbal hasil dari INDO-27, INDO-28, INDO-38, dan INDO-48 mengalami perubahan yang relatif terbatas kurang dari 1 bps masing - masing di level 3,645%, 4,062%, 4,731%, 4,606% setelah mengalami perubahan harga sebesar 1 bps, 5 bps, 4 bps, dan 5 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp7,34 triliun dari 32 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp1,23 triliun. Obligasi Negara seri FR0068 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,81 triliun dari 10 kali transaksi di harga rata - rata 110,0% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0053 senilai Rp1,06 triliun dari 25 kali transaksi di harga rata - rata 106,5%. 
  • Dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp670 miliar dari 37 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan I WOM Finance Tahap IV Tahun 2015 Seri B (WOMF01BCN4) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp110 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 102,52% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan II Bank OCBC NISP Tahap IV Tahun 2018 Seri A (NISP02ACN4) senilai Rp100 miliar dari 1 kali transaksi di harga rata - rata 100,07%. 
  • Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika kembali ditutup melemah terbatas sebesar 10,00 pts (0,07%) pada level 13776,00 per dollar Amerika. Bergerak terbatas pada kisaran 13767,00 - 13778,00 per dollar Amerika, pelemahan nilai tukar rupiah pada perdagangan kemarin terjadi di tengah kecenderungan mata uang regional yang juga mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika. Mata uang Yen Jepang (JPY) memimpin pelemahan mata uang regional setelah investor asing melakukan penjualan Surat Utang negara tersebut, diikuti oleh mata uang Won Korea Selatan (KRW). Sedangkan mata uang Dollar Singapura (SGD) merupakan mata uang regional yang terlihat menguat terhadap dollar Amerika. 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara akan kembali bergerak terbatas di tengah minimnya katalis dari dalam dan luar negeri. Dari luar negeri, pergerakan imbal hasil surat utang global pada perdagangan kemarin bergerak cukup bervariasi namun dengan mengalami perubahan imbal hasil yang relatif terbatas. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun diperdagangkan pada kisaran 2,875% dan imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 30 tahun yang diperdagangkan pada kisaran 3,061% terlihat mengalami kenaikan dibandingkan dengan level penutupan sebelumnya. Adapun imbal hasil dari surat tang Jerman (Bund) dengan tenor 10 tahun ditutup naik pada level 0,532% sementara itu untuk surat utang Inggris (Gilt) ditutup  turun pada level 1,410%. Kondisi pergerakan surat utang global tersebut kami perkirakan juga akan mempengaruhi arah pergerakan harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika pada perdagangan hari ini. 
  • Adapun dari faktor domestik, pelaku pasar masih akan menantikan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia. Dengan minimnya katalis domestik, kami perkirakan pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini akan lebih dipengaruhi oleh pergerakan aliran modal asing yang keluar di pasar Surat Utang Negara. 
  • Sementara itu secara teknikal, harga Surat Utang Negara yang berada pada area konsolidasi masih akan membatasi pergerakan harga Surat Utang Negara meskipun harga Surat Utang Negara masih bergerak pada tren penurunan harga. 
  • Rekomendasi : Dengan kondisi tersebut maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Dengan belum adanya sinyal pembalikan arah pergerakan harga serta keluarnya aliran modal asing dari pasar Surat Utang Negara, maka kami melihat bahwa harga Surat Utang Negara masih berpeluang mengalami kenaikan dalam jangka pendek. Beberapa seri Surat Utang Negara yang cukup menarik untuk ditransaksikan diantaranya adalah FR0069, FR0053, ORI013, FR0073, FR0058, FR0074, FR0068, FR0072 dan FR0075. 
  • Pencatatan Obligasi Berkelanjutan II Bank Panin Tahap IV Tahun 2018. 
  • Pencatatan Obligasi II Oto Multiartha Tahun 2018.

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group