Beranda

RESEARCH

Company Update

19 Juli 2018

Fixed Income Notes 19 Juli 2018

  • Pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Rabu, 18 Juli 2018 kembali mengalami kenaikan  seiring dengan pelemahan nilai tukar rupiah di tengah menguatnya dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 17 bps dengan rata - rata mengalami kenaikan sebesar 6,2 bps dimana kenaikan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada tenor 1 - 10 tahun. 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami kenaikan hingga sebesar 9 bps setelah mengalami koreksi harga yang berkisar antara 5 - 20 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) ditutup dengan mengalami kenaikan berkisar antara 5 - 17 bps setelah mengalami koreksi harga sebesar 20 - 85 bps dan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) yang meskipun ditutup dengan perubahan yang bervariasi namun cenderung mengalami kenaikan hingga sebesar 13 bps setelah mengalami adanya koreksi harga hingga sebesar 100 bps. 
  • Pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara yang cenderung mengalami kenaikan pada perdagangan kemarin turut dipengaruhi oleh faktor kembali melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika dalam tiga hari berturut - turut di tengah pelaku pasar yang menahan diri jelang Jerome Powell yang melakukan pernyataan di depan Komite Perbankan mengenai pertumbuhan ekonomi Amerika pada kuartal I dan kedepannya serta mendorong naiknya imbal hasil US Treasury.  
  • Dengan koreksi harga yang terjadi pada perdagangan kemarin, maka imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun ditutup dengan mengalami kenaikan sebesar 5 bps di level 7,540% dan imbal hasil seri acuan dengan tenor 10 tahun ditutup dengan mengalami kenaikan sebesar 9 bps di level 7,635%. Adapun imbal hasil dari seri acuan dengan tenor 15 tahun ditutup dengan mengalami kenaikan sebesar 4 bps di level 7,850% dan imbal hasil seri acuan dengan tenor 20 tahun mengalami kenaikan sebesar 8,5 bps di level 8,082%. 
  • Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, imbal hasilnya justru mengalami penurrunan ditengah imbal hasil US Treasury yang mengalami kenaikan. Dari beberapa seri yang diperdagangkan terlihat mengalami penurunan imbal hasil dibandingkan dengan level penutupan sebelumnya. Imbal hasil dari INDO-23 ditutup dengan kenaikan sebesar 1,5 bps di level 3,935% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 5 bps. Sementara itu imbal hasil dari INDO-28, INDO-43I, dan INDO-48 yang juga ditutup dengan kenaikan namun relatif terbatas kurang dari 1 bps masing - masing di level 4,208%, 4,847%, dan 4,692% setelah mengalami kenaikan harga yang berkisar antara 1 bps - 11 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp7,80 triliun dari 30 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp3,66 triliun. Obligasi Negara seri FR0075 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,61 triliun dari 214 kali transaksi di harga rata - rata 95,70% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0063 senilai Rp1,08 triliun dari 35 kali transaksi di harga rata - rata 92,35%. 
  • Sedangkan dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp853 miliar dari 47 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan II Bank Panin Tahap III Tahun 2018 (PNBN02CN3) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp80 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 97,38% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan III Waskita Karya Tahap II Tahun 2018 Seri B (WSKT03BCN2) senilai Rp65 miliar dari 13 kali transaksi di harga rata - rata 98,38%. 
  • Sementara itu nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika kembali ditutup dengan mengalami pelemahan yang merupakan pelemahan dalam tiga hari berturut - turut di level 14414,00 per dollar Amerika, mengalami pelemahan sebesar 37,00 pts (0,25%) dibandingkan dengan level penutupan sebelumnya. Bergerak melemah sepanjang  sesi perdagangan pada kisaran 14392,00 hingga 14418,00 per dollar Amerika, melemahnya nilai tukar rupiah seiring dengan pelemahan mata uang regional di tengah menguatnya dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia. Mata uang Won Korea Selatan (KRW) memimpin pelemahan mata uang regional terhadap dollar Amerika dan diikuti oleh mata uang Ringgit Malaysia (MYR). 
  • Pada perdagangan hari kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih berpeluang untuk mengalami penurunan di tengah tren pelemahan mata uang rupiah terhadap dollar Amerika seiring dengan menguatnya dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia jelang dimulainya Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia yang diperkirakan akan menetapkan suku bunga acuan masih berada di  level 5,25%. 
  • Sementara itu dari perdagangan surat utang global, pada perdagangan kemarin pergerakan imbal hasilnya ditutup dengan mengalami kenaikan. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup naik pada level 2,882% setelah sempat menyentuh level 2,890% dari level penutupan sebelumnya di kisaran 2,866%. Imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama juga ditutup dengan mengalami kenaikan masing - masing di level 0,344% dan 1,223%. Kenaikan imbal hasil tersebut kami perkirakan juga akan berdampak terhadap pergerakan harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika. 
  • Sedangkan secara teknikal, harga Surat Utang Negara secara umum masih bergerak pada area konsolidasi dengan masih pada tren naik pada Surat Utang Negara dengan keseluruhan tenor tahun dimana hal tersebut akan membuka peluang terjadinya kenaikan harga pada tenor - tenor tersebut. 
  • Rekomendasi : Dengan pertimbangan beberapa faktor tersebut, maka kami menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Kami masih merekomendasikan strategi trading jangka pendek di tengah pergerakan harga Surat Utang Negara yang masih berfluktuasi. Adpaun seri - seri yang dapat diperdagangkan diantaranya adalah seri FR0069, FR0073, FR0058, FR0074, ORI013, FR0068, FR0072, FR0075 dan FR0067. 
  • Peringkat Bank Mayapada ditegaskan di “idA-”. 
  • Pencatatan Obligasi Berkelanjutan I Sinar Mas Multifinance Tahap I Tahun 2018.

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group