Beranda

RESEARCH

Company Update

20 Juni 2019

Fixed Income Notes 20 Juni 2019

Harga Surat Berharga Negara pada perdagangan hari Rabu, tanggal 19 Juni 2019 bergerak dengan kecenderungan mengalami kenaikan yang didorong oleh penguatan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika akibat adanya sentimen domestik dan global.
 
Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 11–33 bps dimana Surat Utang Negara dengan tenor pendek dan tenor menengah terlihat mengalami penurunan imbal hasil yang terbatas, sementara itu pada tenor panjang cenderung mengalami kenaikan. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami perubahan imbal hasil yang berkisar antara 0,5 - 6 bps dengan didorong oleh adanya rata-rata perubahan harga sebesar 9 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami perubahan sebesar 3 - 11 bps yang didorong oleh adanya kenaikan harga yang bergerak pada kisaran 13 bps hingga 47 bps dan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) yang bergerak naik hingga sebesar 32 bps dengan didorong oleh adanya rata-rata penurunan harga sebesar 5 bps. 
 
Pada perdagangan hari Rabu, tanggal 19 Juni 2019 pergerakan harga Surat Utang Negara bergerak dengan mengalami kenaikan pada sebagian besar serinya, yang kembali didorong oleh faktor nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika, dimana perubahan nilai tukar tersebut akan lebih banyak dipengaruhi oleh faktor eksternal dibandingkan dengan faktor domestik. Dari faktor domestik pergerakan harga Surat Utang Negara dipengaruhi oleh prediksi Bank Indonesia yang akan tetap mempertahankan suku bunga acuannya di level 6,00%. Hanya saja, apabila mempertimbangkan inflasi yang rendah serta pertumbuhan ekonomi maka ada kemungkinan Bank Indonesia untuk menurunkan suku bunga acuannya. Sementara itu, dari faktor eksternal datang dari sentimen perang dagang antara Amerika dan China serta jelang disampaikannya hasil FOMC Meeting. Sentimen tersebut berdampak pada aksi para investor dimana mereka cenderung wait and see terhadap kondisi pasar saat ini. Hal ini terindikasi dari akumulasi volume perdagangan SUN pekan ini yang mengalami penurunan dibandingkan dengan akumulasi volume perdagangan pekan sebelumnya, walaupun sebenarnya pelaku pasar memprediksi bahwa The Fed akan tetap mempertahankan suku bunga acuannya dilevel 2,25% hingga 2,50%. 
  
Berlanjutnya kenaikan harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin juga berdampak terhadap perubahan imbal hasil dari Surat Utang Negara seri acuan. Imbal hasil dari Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun dan 10 tahun ditutup dengan penurunan masing - masing sebesar 11,4 bps di level 6,978% dan 7,531%. Adapun untuk tenor 15 tahun mengalami penurunan sebesar 9 bps pada level 7,909% dan untuk tenor 20 tahun mengalami perubahan sebesar 5 bps di level 8,088%. 
 
Sedangkan dari perdagangan Surat Berharga Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, tingkat imbal hasilnya ditutup dengan arah perubahan yang mengalami penurunan pada semua serinya. Perubahan harga dari Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika cenderung didapati tren naik sehingga berpengaruh terhadap perubahan tingkat imbal hasilnya. Tren kenaikan harga tersebut dipengaruhi setelah adanya kenaikan peringkat surat utang Indonesia yang disampaikan oleh S&P yang semula “BBB-” menjadi “BBB”. Adapun imbal hasil dari INDO24 ditutup pada level 3,063% dan INDO29 pada level 3,432% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 30 bps. Adapun imbal hasil dari INDO49 ditutup pada level 4,241% dengan mengalami penurunan sebesar 5,4 bps.
 
Volume perdagangan Obligasi Negara yang dilaporkan pada perdagangan di hari Rabu cukup besar dibandingkan dengan volume perdagangan yang dilaporkan di hari Selasa, senilai Rp25,48  triliun dari 48 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp12,95 triliun. Obligasi Negara seri FR0078 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp7,09 triliun dari 230 kali transaksi di harga rata - rata 104,56% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0068 senilai Rp3,32 miliar dari 136 kali transaksi di harga rata - rata 103,15%. Sementara itu, dari Surat Berharga Syariah Negara dengan volume terbesar didapati pada Project Based Sukuk seri PBS006 senilai Rp905,88 miliar dari 5 kali transaksi dan diikuti oleh volume Sukuk Ritel Negara dengan seri SR011 sebesar Rp890,10 miliar untuk 105 kali pedagangan. 
 
Sedangkan dari perdagangan obligasi korporasi, terjadi kenaikan volume perdagangan dari pelaporan sebelumnya, yaitu senilai Rp1,09 triliun dari 62 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Sumberdaya Sewatama I Tahun 2012 Seri B (SSMM01B) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp142,01 miliar dari  4 kali transaksi di harga rata - rata 100,01% yang diikuti oleh perdagangan  Obligasi Berkelanjutan I Semen Indonesia Tahap II Tahun 2019 Seri A (SMGR01ACN2) senilai Rp140,15 miliar dari 19 kali transaksi di harga rata - rata 101,13%. 
 
Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup menguat di level 14270,00 per dollar Amerika, mengalami penguatan sebesar 57,00 pts (0,39%) dibandingkan dengan level penutupan sebelumnya. Bergerak pada kisaran 14262,00 hingga 14277,00 per dollar Amerika, penguatan nilai tukar rupiah tersebut terjadi di tengah menguatnya sebagian besar arah pergerakan nilai tukar mata uang regional terhadap dollar Amerika. Mata uang Won Korea Selatan (KRW) memimpin penguatan mata uang regional sebesar 0,82% yang diikuti oleh mata uang Dollar Taiwan (TWD) sebesar 0,58%. Sedangkan mata uang Rupee India (INR) memimpin pelemahan mata uang regional sebesar 0,07% yang kemudian diikuti oleh mata uang Dollar Singapura (SGD) sebesar 0,06% dan mata uang Renminbi China (CNY) sebesar 0,01% terhadap Dollar Amerika. 
 
Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan bergerak positif melanjutkan tren yang terjadi selama beberapa hari terakhir. Selain itu, hasil FOMC Meeting yang dirilis pagi ini menyatakan bahwa The Fed tetap mempertahankan suku bunga acuannya pada level 2,25% hingga 2,50%. Hal ini akan berdampak pada melemahnya nilai tukar Dollar Amerika terhadap berbagai mata uang utama dunia, sehingga mengakibatkan harga Surat Utang Negara akan cenderung mengalami kenaikan.

Disamping itu, masih tingginya aliran modal asing yang masuk di pasar Surat Utang Negara, akan menjadi katalis positif bagi pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Berdasarkan data kepemilikan Surat Berharga Negara yang dapat diperdagangkan per tanggal 13 Juni 2019, investor asing mencatatkan pembelian bersih senilai Rp2,04 triliun dibandingkan dengan posisi di tanggal 12 Juni 2019.  
 Sementara itu dari perdagangan surat utang global, imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup mengalam penurunan di level 2,032% serta tenor 30 tahun ikut ditutup menurun pada level 2,547%. Kenaikan tingkat imbal hasil tersebut seiring dengan penguatan indeks saham utamanya dimana untuk indeks NASDAQ didapati menguat sebesar 42 bps di level 7987,32 dan indeks DJIA menguat sebesar 15 bps di level 26504,00. Sementara itu imbal hasil dari surat utang Inggirs (Gilt) juga terpantau mengalami kenaikan pada tenor 10 tahun dan 30 tahunnya masing-masing di level 0,866% dan 1,46%. Sedangkan untuk surat utang Jerman (Bund) mengalami penurunan tingkat imbal hasil pada tenor 10 tahun dan 30 tahunnya yang masing-masing berada di level –0,291% dan 0,296%.
 
Rekomendasi
Dengan pertimbangan beberapa faktor tersebut kami menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Kami melihat beberapa seri Surat Utang Negara yang masih cukup menarik untuk diperdagangkan di tengah kenaikan pergerakan harga Surat Utang Negara, yaitu seri FR0053, FR0061, FR0063, FR0070, FR0056, FR0059, FR0064, FR0071, FR0073 dan FR0058. 
 
Peringkat PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) ditegaskan di “idAA” untuk Obligasi seri XIV JM-10 Tahun 2010 dan Obligasi Berkelanjutan I Tahap II Tahun 2014.

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group