Beranda

RESEARCH

Company Update

20 Maret 2019

Fixed Income Notes 20 Maret 2019

Harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari Selasa, tanggal 19 Maret 2019 kembali bergerak dengan mengalami kenaikan di tengah sentimen global yang berdampak pada menguatnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika.

Perubahan harga Surat Utang Negara yang terjadi hingga sebesar 52 bps yang berdampak terhadap adanya perubahan rata-rata tingkat imbal hasil mengalami penurunan sebesar 2 bps. Harga Surat Utang Negara dengan tenor pendek mengalami rata-rata kenaikan terbatas sebesar 6 bps yang mendorong terjadinya rata-rata penurunan imbal hasil sebesar 2,4 bps. Adapun harga Surat Utang Negara dengan tenor menengah mengalami kenaikan yang berkisar antara 1,7 bps hingga 52 bps yang berdampak terhadap penurunan imbal hasil berkisar antara 0,5 bps hingga 9,7 bps. Sedangkan untuk Surat Utang Negara dengan tenor panjang mengalami pergerakan harga yang cenderung mengalami kenaikan hingga sebesar 50 bps sehingga mengalami rata-rata penurunan imbal hasil sebesar 2 bps.

Pada perdagangan hari Selasa, tanggal 19 Maret 2019 pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara bergerak dengan mengalami penurunan kembali didorong oleh faktor pergerakan nilai tukar rupiah yang mengalami penguatan terhadap Dollar Amerika. Rupiah terapresiasi disebabkan dari sentimen global ditengah penantian hasil FOMC Meeting yang sedang berlangsung pada tanggal 19-20 Maret 2019. Para pelaku pasar memprediksi bahwa Bank Sentral Amerika akan tetap mempertahankan suku bunga acuannya pada level 2,25% hingga 2,50%. Hal ini memberikan sinyal positif bagi pasar keuangan negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Selain itu, kondisi ekonomi Indonesia yang stabil seiring dengan dirilisnya surplus neraca perdagangan bulan Februari 2019 membuat para investor lebih optimis. 

Harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika pada perdagangan kemarin kembali ditutup dengan mengalami kenaikan di tengah menurunnya persepsi risiko yang tercermin pada penurunan angka Credit Default Swap (CDS). Harga dari INDO24 mengalami kenaikan harga sebesar 3,2 bps yang mendorong terjadinya penurunan tingkat imbal hasil sebesar 0,7 bps di level 3,580%. Adapun harga dari INDO29 mengalami kenaikan harga sebesar 21,8 bps yang berdampak pada penurunan imbal hasil sebesar 2,6 bps di level 4,041% Sementara itu, untuk harga INDO44 naik sebesar 22,3 bps yang mengakibatkan turunnya tingkat imbal hasil sebesar 1,3 bps di level 4,924% yang diikuti oleh INDO49 yang mengalami kenaikan harga sebesar 36,40 bps yang mendorong penurunan tingkat imbal hasil sebesar 2,2 bps di level 4,804%.

Volume perdagangan Obligasi Negara yang dilaporkan pada perdagangan hari Selasa, tanggal 19 Maret 2019 senilai Rp14,41 triliun dari 40 seri Obligasi Negara yang diperdagangkan. Adapun Obligasi Negara pada seri FR0077 menjadi Obligasi Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp4,05 triliun dari 47 kali transaksi dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0078 senilai Rp2,33 triliun dari 69 kali transaksi. Sementara itu, untuk perdagangan Sukuk Negara, Project Based Sukuk seri PBS014 menjadi Sukuk Negara dengan volume terbesar, yaitu sebesar Rp2,10 triliun dari 36 kali transaksi kemudian diiringi oleh Project Based Sukuk seri  PBS013 dengan volume sebesar Rp257,00 miliar untuk 6 kali transaksi.

Volume perdagangan obligasi korporasi yang dilaporkan senilai Rp1,05 triliun dari 61 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Adapun untuk Obligasi Berkelanjutan IV Adira Finance Tahap III Tahun 2018 Seri A (ADMF04ACN3) menjadi obligasi koporasi dengan volume perdagangan terbesar senilai Rp120,00 miliar dari 2 kali transaksi dan diikuti oleh Obligasi Berkelanjutan II Adhi Karya Tahap I Tahun 2017 (ADHI02CN1) senilai Rp98,00 miliar dari 17 kali perdagangan. Selanjunya, untuk obligasi korporasi dengan volume Rp80,00 miliar dari 2 kali transaksi didapati pada perdagangan Obligasi Berkelanjutan I Aneka Gas Industri Tahap III Tahun 2019 Seri A (AGII01ACN3).

Pada perdagangan hari Selasa, tanggal 19 Maret 2019, nilai tukar Rupiah mengalami penguatan terbatas sebesar 7 pts (0,05%) di level 14232. Adapun pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika terjadi pada kisaran 14219 hingga 14238. Penguatan Rupiah tersebut terjadi sepanjang sesi perdagangan dan diikuti oleh sebagian besar penguatan nilai tukar mata uang regional. Adapun yang memimpin penguatan nilai tukar mata uang regional didapati pada mata uang Won Korea Selatan (KRW) sebesar 0,13% yang diikuti oleh mata uang Baht Thailand (THB) dan Yen Jepang (JPY) masing-masing sebesar 0,07% dan 0,05%. Sedangkan mata uang regional yang mengalami pelemahan terbesar didapati pada nilai tukar mata uang Rupee India (INR) sebesar 0,63% dan selanjutnya juga dialami oleh mata uang Peso Filipina (PHP) sebesar 0,36% terhadap Dollar Amerika.

Imbal hasil US Treasury pada perdagangan kemarin, hari Selasa, tanggal 19 Maret 2019 ditutup dengan mengalami kenaikan di semua tenornya, untuk tenor 10 tahun dan 30 tahun ditutup dengan kenaikan masing - masing di level 2,61% dan 3,02%. Hal yang sama juga didapati pada imbal hasil dari surat utang Inggris (Gilt) untuk tenor 10 tahun dan 30 tahun yang mengalami kenaikan masing-masing di level 1,18% dan 1,67%. Sementara itu, surat utang Jerman (Bund) dengan tenor 10 tahun mengalami kenaikan di level 0,105% sedangkan untuk bertenor 30 tahun mengalami penurunan di level 0,756%.

Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan cenderung bergerak terbatas di tengah pelaku pasar yang masih menantikan keputusan dari FOMC Meeting. Bank Sentral yang dimulai pada tanggal 19 hingga 20 Maret 2019 diperkirakan akan tetap menahan suku bunga acuannya di level 2,25—2,50%. Selain itu, pergerakan harga Surat Utang Negara juga masih dipengaruhi oleh keadaan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika. 

Rekomendasi

Dengan kombinasi dari beberapa faktor tersebut, maka kami menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara. Peluang kenaikan harga di pasar sekunder dapat dimanfaatkan oleh investor untuk melakukan strategi trading dengan pilihan masih pada Surat Utang Negara dengan tenor pendek dan menengah seperti seri FR0069, FR0053, FR0061, FR0056, FR0059, FR0068, FR0071, FR0073 dan FR0058.  

Pemerintah meraup dana senilai Rp8,98 triliun melaksanakan lelang Surat Berharga Syariah Negara pada tanggal 19 Maret 2019 untuk seri SPNS20092019 (new issuance), PBS014 (reopening) PBS019 (reopening), PBS021 (reopening), PBS022 (reopening), PBS015 (reopening).

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group