Beranda

RESEARCH

Company Update

21 Juni 2017

Fixed Income Notes 21 Juni 2017

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Selasa, 20 Juni 2017 bergerak dengan kecenderungan mengalami      kenaikan di tengah minimnya katalis dari dalam dan luar negeri. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil yang terjadi pada perdagangan kemarin berkisar antara 1 - 8 bps dengan rata - rata mengalami kenaikan sebesar 1 bps dimana penurunan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada tenor 1 - 7 tahun. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) terlihat mengalami kenaikan hingga sebesar 8 bps dengan adanya penurunan harga terbatas hingga sebesar 10 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami kenaikan hingga sebesar 3 bps yang didorong oleh adanya penurunan harga hingga sebesar 10 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) cenderung mengalami kenaikan berkisar antara 1 - 3 bps dengan adanya perubahan harga hingga sebesar 25 bps. 
  • Terbatasnya perubahan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin turut dipengaruhi oleh minimnya katalis dari dalam dan luar negeri yang mempengaruhi perdagangan Surat Utang Negara. Hanya saja, meskipun pergerakan imbal hasil yang terjadi relatif terbatas, investor cukup aktif melakukan transaksi di pasar sekunder yang tercermin pada volume perdagangan yang besar. Setelah mengalami kenaikan harga yang cukup besar pada se-pekan sebelumnya, harga Surat Utang Negara cenderung bergerak terbatas seiring dengan harga Surat Utang Negara yang secara teknikal telah berada pada area jenuh beli (overbought). Pelaku pasar mencoba mencari katalis lain yang mampu menjadi faktor pendorong kenaikan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. 
  • Dengan adanya penurunan imbal hasil pada perdagangan kemarin, imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor 5 tahun ditutup pada level 6,631% (+2,5 bps), tenor 10 tahun ditutup pada level 6,748% (-1,0 bps), tenor 15 tahun ditutup pada level 7,332% (+2,0 bps) dan tenor 20 tahun ditutup pada level 7,516% (+1,5 bps). 
  • Sedangkan dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan harganya terlihat terbatas yang berdampak terhadap minimya perubahan tingkat imbal hasilnya. Perubahan imbal hasil yang terjadi rata - rata kurang dari 2 bps dimana untuk INDO-20 imbal hasilnya ditutup pada level 2,262% dan imbal hasil dari INDO-27 ditutup pada level 3,624%. Adapun untuk imbal hasil dari INDO-47 ditutup pada level 4,564%. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp27,53 triliun dari 46 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp17,85 triliun. Obligasi Negara seri FR0074 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar senilai Rp5,92 triliun dari 210 kali transaksi di harga rata - rata 101,98% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0072 senilai Rp5,39 triliun dari 178 kali transaksi di harga rata - rata 107,05. Kedua seri Obligasi Negara tersebut juga menjadi Surat Utang Negara yang paling sering diperdagangkan. 
  • Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,46 triliun dari 51 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan.   Obligasi Berkelanjutan II Mandiri Tunas Finance Tahap I Tahun 2015 Seri A (TUFI02ACN1) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp131,3 miliar dari 8 kali transaksi di harga rata - rata 103,15% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan II Waskita Karya Tahap II Tahun 2016 (WSKT02CN2) senilai Rp120 miliar dari 8 kali transaksi di harga rata - rata 98,58%.
  • Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup melemah di level 13292,00 per dollar Amerika, mengalami pelemahan sebesar 10,00 dibandingkan dengan level penutupan sebelumnya. Bergerak terbatas pada kisaran 13279,00 hingga 13312,00 per dollar Amerika, pelemahan nilai tukar rupiah terjadi di tengah melemahnya mata uang regional terhadap dollar Amerika. Mata uang Peso Philippina (PHP) memimpin pelemahan mata uang regional diikuti oleh Won Korea Selatan (KRW) dan Baht Thailand (THB). Sementara itu Yen Jepang (JPY) dan Dollar Hongkong (HKD) memimpin penguatan mata uang regional terhadap dollar Amerika di tengah peluang terjadinya penguatan terhadap mata uang dollar Amerika. 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan bergerak terbatas dengan masih berpeluang untuk mengalami kenaikan didorong oleh katalis dari pasar surat utang global. Imbal hasil dari surat utang global kembali mengalami penurunan. 
  • Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup turun di level 2,16% begitu pula dengan tenor 30 tahun yang ditutup turun pada level 2,74%. Sedangkan imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor 10 tahun masing - masing ditutup turun pada level 0,26% dan 0,99%. Penurunan imbal hasil surat utang global tersebut kami perkirakan akan berdampak positif terhadap pergerakan harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika. 
  • Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih berada pada tren kenaikan. Hal tersebut dalam jangka pendek masih akan menjadi katalis yang mendorong kenaikan harga di pasar sekunder. Hanya saja, kami melihat bahwa kenaikan harga Surat Utang Negara akan didorong oleh kondisi harga Surat Utang Negara yang sudah mulai menjauhi area jenuh beli (overbought) setelah bergerak dalam tren kenaikan sejak akhir bulan Mei 2017 khusunya untuk tenor panjang. 
  • Rekomendasi : Dengan pertimbangan tersebut maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder dengan strategi trading jangka pendek di tengah mulai terbatasnya tren kenaikan harga. Beberapa seri Surat Utang Negara yang kami lihat relatif lebih mahal dibandingkan dengan seri lainnya dengan tenor yang mendekati sama dan relatif masih memberikan imbal hasil yang menarik seperti seri FR0066, FR0048, FR0069, FR0036, FR0031, FR0045, FR0050, FR0057, FR0062, dan FR0067 serta ORI013.
  • Pemerintah meraup dana senilai Rp14,65 triliun dari lelang penjualan Surat Utang Negara seri SPN03170921 (New Issuance), SPN12180301 (Reopening), FR0061 (Reopening), FR0072 (Reopening) dan FR0074 (Reopening) pada hari Selasa, tanggal 20 Juni 2017. 

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group