Beranda

RESEARCH

Company Update

22 April 2019

Fixed Income Notes 22 April 2019

Menutup perdagangan pekan lalu, hari Kamis, tanggal 18 April 2019, pergerakan harga Surat Utang Negara mengalami kecenderungan kenaikan yang di dorong oleh menguatnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika di tengah beberapa sentimen positif yang terjadi di domestik.

Kenaikan harga yang terjadi pada perdagangan kemarin hingga mencapai 75 bps yang terjadi pada hampir keseluruhan seri Surat Utang Negara sehingga mendorong terjadinya penurunan imbal hasil hingga 10 bps dengan rata - rata penurunan imbal hasil sebesar 2 bps. Kenaikan harga yang terjadi pada perdagangan kemarin juga mendorong terjadinya penurunan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun sebesar 2 bps di level 7,060% dan tenor 10 tahun di level 7,560%. Sedangkan untuk seri acuan dengan tenor 15 tahun mengalami penurunan imbal hasil sebesar 2 bps di level 7,994% dan tenor 20 tahun mengalami penurunan imbal hasil sebesar 3 bps di level 8,126%.

Pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin tanggal 18 April 2019 mengalami kenaikan yang terbatas yang didukung oleh menguatnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika. Pergerakan tersebut didorong oleh beberapa sentimen positif di dalam negeri diantaranya ialah hasil perhitungan cepat Pemilihan Presiden 2019 dan kondisi fundamental domestik Indonesia yang masih dalam kondisi baik sehingga membuat para pelaku pasar lebih optimis. Adanya hasil perhitungan cepat (Quick Count) akan memberikan indikasi kepada pasangan calon incumbent, meskipun hasil akhir dari keputusan Komite Pemilihan Umum (KPU) baru akan disampaikan pada pertengahan Mei 2019 mendatang. Disamping itu, kondisi perekonomian domestik yang baik juga akan menurunkan persepsi risiko yang tercermin pada penurunan angka CDS (Credit Default Swap). Hanya saja, para pelaku pasar akan menantikan diselenggarakannya lelang Surat Utang Negara pada pekan ini sehingga volume perdagangan kemarin didapati lebih kecil daripada perdagangan sebelumnya.

Kenaikan harga juga didapati pada Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika didukung oleh membaiknya persepsi risiko yang tercermin pada penurunan angka Credit Default Swap (CDS). Harga dari INDO24 dan INDO29 masing - masing mengalami kenaikan sebesar 12,6 bps dan 24,1 bps yang menyebabkan terjadinya penurunan imbal hasil masing - masing sebesar 2,8 bps di level 3,436% dan 3,873%. Adapun harga INDO44 mengalami kenaikan sebesar 46 bps yang menyebabkan penurunan imbal hasilnya sebesar 2,7 bps di level 4,749%. Sementara itu, INDO49 juga mengalami kenaikan harga sebesar  49 bps sehingga berdampak pada penurunan imbal hasil sebesar 2,8 bps di level 4,619%

Volume perdagangan Surat Berharga Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin menurun dibandingkan dengan perdagangan sebelumnya yaitu senilai Rp12,82 triliun dari 39 seri Surat Berharga Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan senilai Rp7,58 triliun. Obligasi Negara seri FR0078 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp3,49 triliun dari 114 kali transaksi di harga rata - rata 104,67% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0068 senilai Rp2,44 triliun dari 72 kali transaksi di harga rata - rata 102,38%. Sedangkan Project Based Sukuk seri PBS022 menjadi Sukuk Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp202,61 miliar dari 3 kali transaksi di harga rata - rata 102,12% yang diikuti oleh perdagangan Project Based Sukuk seri PBS015 senilai Rp127,09 miliar dari 6 kali transaksi di harga rata - rata 92,02%.

Sementara itu dari perdagangan surat utang korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp487,69 triliun dari 33 seri surat utang korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan III Waskita Karya Tahap I Tahun 2017 Seri B (WSKT03BCN1) menjadi surat utang korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp136,00 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 97,00% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan I Telkom Tahap I Tahun 2015 Seri A (TLKM01ACN1) senilai Rp68,00 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 104,15%.  

Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika ditutup menguat sebesar 40,00 (0,28%) di level 14045,00 setelah bergerak pada kisaran 14000,00 hingga 14053,00 per Dollar Amerika dengan mengalami penguatan sepanjang sesi perdagangan. Penguatan nilai tukar Rupiah tersebut terjadi di tengah beragamnya arah pergerakan nilai tukar mata uang regional terhadap Dollar Amerika. Adapun yang memimpin penguatan mata uang regional yaitu mata uang Rupee India (INR) sebesar 0,36% yang diikuti oleh penguatan mata uang Rupiah Indonesia (IDR) dan Yen Jepang (JPY) masing-masing sebesar 0,28% dan 0,15%. Sedangkan untuk mata uang regional yang mengalami pelemahan tertinggi didapati pada mata uang Renminbi China sebesar 0,27% dan diikuti oleh Dollar Singapura (SGD) sebesar 0,21% terhadap Dollar Amerika.

Sementara itu, untuk US Treasury dengan tenor 10 tahun mengalami kecenderungan penurunan imbal hasil masing-masing di level 2,56%. Adapun untuk tenor 30 tahun tingkat imbal hasil juga ikut mengalami penurunan di level 2,96%. Penurunan tingkat imbal hasil pada US Treasury tersebut tidak seiiring dengan perubahan yang dialami oleh saham utamanya dimana indeks saham DJIA terpantau mengalami kenaikan sebesar 40 bps di level 26559,54 dan indeks NASDAQ juga mengalami kenaikan sebesar 2,5 bps di level 7998,06. Adapun untuk imbal hasil dari surat utang Inggris terlihat mengalami kenaikan di level 1,199% dan surat utang Jerman ditutup dengan penurunan terbatas untuk tenor 10 tahunnya yaitu di level 0,023%. 

Kami perkirakan perdagangan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder pada hari ini masih akan berpeluang mengalami kenaikan yang dipicu oleh sentimen positif dari pelaksanaan Pemilihan Presiden 2019. Hasil perhitungan cepat dari Pemilihan Presiden 2019 telah memberikan indikasi kepada pasangan calon incumbent, meskipun hasil akhir dari keputusan Komite Pemilihan Umum (KPU) baru akan disampaikan pada pertengahan Mei 2019 mendatang. Disamping itu, para pelaku pasar juga akan menantikan disampaikannya kebijakan Bank Indonesia lewat Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada pertengahan pekan ini, dimana kami mengestimasikan bahwa Bank Indonesia akan mempertahankan suku bunga acuannya di level 6,75%.

Rekomendasi

Dari beberapa kondisi diatas, maka kami menyarankan untuk fokus kepada surat utang dengan tenor menengah dan panjang untuk memanfaatkan momentum kenaikan harga di tengah beberapa sentimen positif yang terjadi, serta para pelaku pasar kami sarankan untuk tetap mencermati perubahan harga surat utang dengan memperhatikan perubahan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika selama sesi perdagangan hari ini. Beberapa seri yang kami lihat cukup berpotensi untuk diperdagangkan diantaranya adalah : FR053, FR061, FR0063, FR0070, FR0056, dan FR0071.

Pada sepekan kedepan terdapat dua surat utang yang akan jatuh tempo senilai Rp372 miliar.  

PT Pemeringkat Efek Indonesia memberikan peringkat “idBBB+” untuk Medium Term Note (MTN) Perumnas

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group