Beranda

RESEARCH

Company Update

22 Juni 2017

Fixed Income Notes 22 Juni 2017

Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Rabu, 22 Juni 2017 ditutup dengan arah perubahan yang bervariasi dengan kecenderungan mengalami penurunan di tengah minimnya volume perdagangan.

 

*     Perubahan imbal hasil yang terjadi berkisar antara 1 - 2 bps dimana Surat Utang Negara cenderung masih terlihat mengalami penurunan imbal hasil meskipun penurunan yang terjadi terbatas. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami perubahan terbatas, berkisar antara 1 - 2 bps dengan didorong oleh perubahan harga yang sebesar 2 bps. Adapun imbal hasil dari Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) terlihat mengalami perubahan berkisar antara 1 - 2 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga yang berkisar antara 1 - 2 bps dan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang yang mengalami perubahan berkisar antara 1 - 2 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 40 bps.

 

*     Terbatasnya pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan di akhir pekan kemarin dipengaruhi oleh pelaku pasar yang masih mencermati beberapa data ekonomi yang akan di sampaikan pada pekan ini yang berasal dari luar negeri serta menjelang libur nasional. Kondisi pelaku pasar yang cenderung menahan diri tersebut tercermin pada volume perdagangan Surat Utang Negara yang tidak begitu besar.

 

*     Sehingga di tengah terbatasnya pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan di akhir pekan kemarin turut mempengaruhi terbatasnya perubahan imbal hasil dari Surat Utang Negara seri acuan di pasar sekunder dimana untuk seri acuan dengan tenor 5 tahun, 15 tahun dan 20 tahun mengalami perubahan masing - masing sebesar 1 bps di level 6,633%, 7,346% dan 7,527% sementara itu untuk tenor 10 tahun imbal hasilnya mengalami perubahan sebesar 5 bps di level 6,797%.

 

*     Hingga bulan Juni 2017, Indeks Total Return Obligasi Negara telah tumbuh sebesar 9,20% dan Indeks Total Return Obligasi Korporasi tumbuh sebesar 7,21% dengan Indeks Total Return Obligasi sebesar 9,05%. Namun kinerja di pasar obligasi tersebut belum dapat melampaui kinerja pasar saham yang tumbuh sebesar 9,98% sejak awal tahun 2017.

 

*     Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, tingkat imbal hasilnya pada perdagangan di akhir pekan kemarin ditutup dengan kecenderungan mengalami kenaikan. Imbal hasil dari INDO-27 dan INDO-47 masing - masing ditutup dengan mengalami kenaikan imbal hasil sebesar 1 bps di level 3,637% dan 4,573% setelah mengalami penurunan harga sebesar 10 bps dan 20 bps. Adapun tigkat imbal hasil dari INDO-20 ditutup turun terbatas di level 2,260%.

 

*     Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan di hari Rabu kemarin senilai Rp9,33 triliun dari 41 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan sebesar Rp4,39 triliun. Obligasi Negara seri FR0072 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,48 triliun dari 63 kali transaksi di harga rata - rata 106,33% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0074 senilai Rp1,31 triliun dari 86 kali transaksi di harga rata - rata 102,41%.

 

*     Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp912,88 miliar dari 42 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan I Batavia Propertindo Finance Tahap II Tahun 2017 (BPFI01CN2) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp412 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 100,00% dan diikuti oleh perdagangan  Obligasi Sinar Mas Multifinance III Tahun 2016 (SMMF03) senilai Rp86 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 100,00%.

 

*     Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup melemah sebesar 26,00 pts di level 13318,00 per dollar Amerika setelah bergerak melemah dari awal perdagangan pada kisaran 13297,00 hingga 13338,00 per dollar Amerika. Melemahnya pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika pada perdagangan kemarin terjadi di tengah melemahnya mata uang regional terhadap dollar Amerika. Mata uang Won Korea Selatan (KRW) memimpin pelemahan mata uang regional yang diikuti oleh Peso Philippina (PHP) dan Rupiah Indonesia (IDR).

 

*     Sementara itu dalam sepekan terakhir, mata uang regional juga terlihat melemah dimana dalam sepekan mata uang Won Korea Selatan (KRW) mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika paling besar dan diikuti oleh Peso Philippina (PHP). Sedangkan mata uang rupiah relatif tidak banyak mengalami perubahan dalam sepekan terakhir dengan kecenderungan bergerak mendatar (sideways).

 

*     Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara akan bergerak terbatas di tengah pelaku pasar yang masih menantikan beberapa data ekonomi yang akan disampaikan pada pekan ini. Serta menjelang libur nasioal menyebabkan terbatasnya volume perdagangan.

 

*     Dari faktor eksternal, pergerakan imbal hasil surat utang global yang juga cenderung bergerak terbatas pada pedagangan kemarin juga akan membatasi pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup tidak bergerak pada level 2,404% sedangkan untuk tenor 30 tahun ditutup dengan penurunan di level 2,73% di tengah pelaku pasar yang juga menantikan beberapa data ekonomi yang akan disampaikan pada pekan ini diantaranya adalah data sektor tenaga kerja Amerika serta data produksi Amerika. Sementara itu imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dengan tenor 10 tahun ditutup tidak bergerak di level 0,26% dan imbal hasil dari surat utang Inggris (Gilt) yang ditutup naik pada level 1,03%.

 

*     Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih berada pada tren kenaikan harga namun sudah mulai terbatas khusunya untuk tenor panjang, sedangkan pada tenor pendek cenderung mengalami tren konsolidasi. Sehingga membuka peluang untuk mengalami kenaikan untuk jangka pendek, namun akan dibatasi oleh kenaikan imbal hasil dari surat utang global dan pelemahan nilai rupiah.

 

*     Rekomendasi : Dengan kombinasi dari beberapa faktor tersebut kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder dengan strategi trading dengan memanfaatkan momentum kenaikan harga. Beberapa seri Surat Utang Negara yang masih cukup menarik untuk diperdagangkan diantaranya adalah  FR0066, FR0048, FR0069, FR0036, FR0031, dan FR0062, serta ORI013.

 

*     Kepemilikan investor asing di Surat Berharga Negara di akhir bulan Juni 2017 mengalami kenaikan senilai Rp8,35 triliun dibandingkan posisi akhir Mei 2017.

 

*     Rencana Lelang Surat Berharga Syariah Negara atau Sukuk Negara seri SPN-S 05012017 (new issuance), PBS011 (reopening), PBS012 (reopening), PBS013 (reopening), dan PBS014 (reopening) pada hari Selasa tanggal 4 Juli 2017. 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group