Beranda

RESEARCH

Company Update

22 Mei 2018

Fixed Income Notes 22 Mei 2018

  • Jelang pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara, imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Senin, 21 Mei 2018 cenderung mengalami kenaikan. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 25 bps dengan rata - rata mengalami kenaikan sebesar 3,5 bps dimana perubahan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada tenor menengah dan panjang. 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami perubahan berkisar antara 5 - 10 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga yang berkisar antara 10 - 25 bps. Sementara itu mbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) terlihat mengalami kenaikan berkisar antara 4 - 8 bps dengan didorong oleh adanya koreksi harga yang berkisar antara 20 - 40 bps dan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) ditutup dengan cukup bervariasi dengan perubahan imbal hasil yang terbatas berkisar antara 1 - 25 bps dengan adanya perubahan harga hingga sebesar 150  bps. 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara yang cenderung bergerak dengan mengalami kenaikan pada perdagangan kemarin terjadi di tengah minimnya katalis jelang pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara yang akan diadakan pada hari ini. Terbatasnya perubahan imbal hasil juga didukung oleh volume perdagangan yang tidak begitu besar mengindikasikan bahwa pelaku pasar menahan diri untuk melakukan transaksi menjelang lelang, dimana pemerintah mentargetkan penerbitan Surat Utang Negara senilai Rp10 triliun dari enam seri Surat Utang Negara yang akan ditawarkan kepada investor. 
  • Selain itu investor juga masih mencermati pergerakan nilai tukar rupiah yang masih cenderung menngalami tren penurunan. Adapun nilai tukar rupiah yang mengalami pelemahan seiring dengan mata uang regional yang juga cenderung mengalami penguatan. 
  • Secara keseluruhan, terbatasnya perubahan imbal hasil pada perdagangan kemarin juga berdampak terhadap terbatasnya perubahan tingkat imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan, dimana untuk 5 tahun mengalami kenaikan sebesar 4 bps di level 6,986% dan 10 tahun mengalami kenaikan sebesar 8,5 bps di level 7,428% sementara itu untuk seri acuan dengan tenor 15 tahun mengalami kenaikan 9 bps dilevel 7,835% dan untuk seri acuan dengan tenor 20 tahun mengalami kenaikan sebesar 13,5 bps di level 7,995%. 
  • Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya ditutup dengan kecenderungan mengalami penurunan seiring dengan tren penurunan imbal hasil surat utang global. Imbal hasil dari INDO-28 dan INDO-38 mengalami penurunan yang relatif terbatas kurang dari 1 bps masing - masing di level 4,584% dan 5,221% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 6 bps dan 11 bps sementara itu imbal hasil dari INDO-48 ditutup dengan penurunan sebesar 1,5 bps di level 5,092% didorong oleh adanya kenaikan harga sebesar 20 bps. Adapun imbal hasil dari INDO-23 justru ditutup naik sebesar 1 bps di level 4,164%. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin mengalami penurunan dibandingkan dengan volume perdagangan di akhir pekan, senilai Rp12,62 triliun dari 38 seri Surat Utang Negara dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp5,79 triliun. Obligasi Negara seri FR0075 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,98 triliun dari 213 kali transaksi di harga rata - rata 97,2% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0064 senilai Rp1,52 triliun dari 31 kali transaksi di harga rata - rata 91,85%. 
  • Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp2,00 triliun dari 52 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi II Bussan Auto Finance Tahun 2018 Seri A (BAFI02A) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp458 miliar dari 17 kali transaksi di harga rata - rata 100,00% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan I Maybank Finance Tahap II Tahun 2016 Seri A (BIIF01ACN2) senilai Rp215 miliar dari 14 kali transaksi di harga rata - rata 101,89%. 
  • Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup melemah sebesar 35,00 pts (0,24%) di level 14190,00 per dollar Amerika setelah bergerak dengan mengalami pelemahan sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 14175,00 hingga 14203,00 per dollar Amerika. Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika seiring dengan pergerakan mata uang regional yang cenderung mengalami pelemahan di tengah menguatnya dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia. Mata uang Won Korea Selatan (KRW) memimpin pelemahan mata uang regional yang diikuti oleh Dollar Taiwan (TWD) dan Yen Jepang (JPY). 
  • Pada perdagangan hari ini, kami perkirakan harga Surat Utang Negara akan cenderung bergerak terbatas jelang pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara. 
  • Pada hari ini pemerintah berencana untuk mengadakan lelang penjualan Surat Utang Negara dengan target penerbitan senilai Rp10 triliun dari enam seri Surat Utang Negara yang ditawarkan kepada investor. Pada lelang dua pekan sebelumnya, pemerintah meraup dana senilai Rp0 triliun dari total penawaran yang masuk senilai Rp7,18 triliun. Kami perkirakan pelaku pasar masih akan mencermati pelaksanaan lelang sebelum kembali melakukan transaksi di pasar sekunder. 
  • Adapun pergerakan harga Surat Utang Negara kami perkirakan akan berpotensi untuk mengalami kenaikan di tengah pergerakan imbal hasil surat utang global yang cenderung mengalami kenaikan walaupun terbatas karna pekan lalu sudah naik cukup tinggi. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun pada perdagangan kemarin ditutup turun pada level 3,058% dari posisi penutupan di akhir pekan pada level 3,060%. Imbal hasil surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama juga terlihat mengalami penurunan dibandingkan dengan posisi penutupan di akhir pekan masing - masing di level 0,522% dan 1,476%. Hal tersebut kami perkirakan akan berdampak terhadap pergerakan harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika yang telah mengalami kenaikan dalam beberapa hari terakhir. 
  • Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih berada pada area konsolidasi, sehingga kami perkirakan pergerakan harganya akan cenderung terbatas dengan arah pergerakan yang cenderung mendatar (sideways). 
  • Rekomendasi : Dengan kondisi tersebut maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Bagi investor dengan horizon jangka panjang dapat mengiktui lelang penjualan Surat Utang Negara, dimana pemerintah menawarkan Surat Utang Negara dengan tenor panjang, yaitu FR0064 (2028), FR0065 (2033) dan FR0075 (2038). 
  • Rencana Lelang Surat Utang Negara seri SPN 03180823 (New Issuance), SPN 12190214 (Reopening), FR0064 (Reopening), FR0065 (Reopening), FR0075 (Reopening) pada hari Selasa, tanggal 22 Mei 2018.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group