Beranda

RESEARCH

Company Update

23 Maret 2018

Fixed Income Notes 23 Maret 2018

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Kamis, 22 Maret 2018 ditutup dengan arah perubahan yang bervariasi dengan kecenderungan mengalami kenaikan di tengah minimnya volume perdagangan. 
  • Perubahan imbal hasil yang terjadi berkisar antara 1 - 5 bps dimana Surat Utang Negara dengan tenor panjang masih terlihat mengalami penurunan imbal hasil meskipun penurunan yang terjadi mulai terbatas. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami kenaikan terbatas, berkisar antara 1 - 2 bps dengan didorong oleh koreksi harga yang sebesar 10 bps. Adapun imbal hasil dari Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) terlihat mengalami perubahan berkisar antara 1 - 3 bps dengan didorong oleh adanya koreksi harga yang berkisar antara 2 - 20 bps dan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang yang mengalami perubahan berkisar antara 1 - 5 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 40 bps. 
  • Terbatasnya pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin dipengaruhi oleh pelaku pasar yang masih mencermati Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia yang memutuskan untuk mempertahankan BI 7-day Reverse Repo Rate tetap sebesar 4,25%, dengan suku bunga Deposit Facility tetap sebesar 3,50% dan Lending Facility tetap sebesar 5,00% Kebijakan tersebut konsisten dengan upaya menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan serta turut mendukung pemulihan ekonomi domestik. maupun FOMC yang masing - masing keputusannya sesuai dengan perkirakan pelaku pasar. Kondisi pelaku pasar yang cenderung menahan diri tersebut tercermin pada volume perdagangan Surat Utang Negara yang tidak begitu besar. 
  • Sehingga di tengah terbatasnya pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin turut mempengaruhi terbatasnya perubahan imbal hasil dari Surat Utang Negara seri acuan di pasar sekunder dimana untuk seri acuan dengan tenor 5 tahun dan 15 tahun mengalami kenaikan masing - masing kurang dari 1 bps di level 5,949% dan 6,967% sementara itu untuk tenor 10 tahun mengalami kenaikan sebesar 1 bps di level 6,748% dan 20 tahun imbal hasilnya ditutup mengalami kenaikan sebesar 2,5 bps di level 7,350%. 
  • Dalam sepekan terakhir, imbal hasil Surat Utang Negara rata - rata mengalami kenaikan sebesar 1,4 bps dengan kenaikan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada tenor di atas 7 tahun dan di sepanjang bulan Maret 2018 mengalami kenaikan imbal hasil dengan rata - rata sebesar 15 bps. Aliran modal asing yang keluar di pasar Surat Berhara Negara di bulan Maret 2018 yang mencapai Rp6,13 triliun di tengah ekpektasi kenaikan suku bunga The Fed sebanyak tiga kali lagi pada tahun 2018. 
  • Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, tingkat imbal hasilnya pada perdagangan kemarin ditutup dengan kecenderungan mengalami penurunan seiring dengan imbal hasil US Treasury yang mengalami penurunan jelang berakhirnya FOMC pada bulan Maret 2018. Imbal hasil dari INDO-23 ditutup turun sebesar 3,5 bps di level 3,748% didorong kenaikan harga sebesar 15 bps dan INDO-28 ditutup dengan mengalami penurunan imbal hasil sebesar 5 bps di level 4,094% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 40 bps. Adapun tigkat imbal hasil dari INDO-38 ditutup turun sebesar 2 bps di level 4,785% setelah mengalami kenaikan sebesar 30 bps. Adapun imbal hasil INDO-48 ditutup turun sebesar 4,5 bps di level 4,710% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 65 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan di hari Kamis kemarin senilai Rp8,29 triliun dari 42 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan sebesar Rp1,45 triliun. Surat Perbendaharaan Negara Syariah seri SPNS10072018 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp900 miliar dari 1 kali transaksi di harga rata - rata 98,5% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0070 senilai Rp668 miliar dari 6 kali transaksi di harga rata - rata 110,66%. 
  • Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp822,83 miliar dari 44 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan I Pupuk Indonesia Tahap II Tahun 2017 Seri A (PIHC01ACN2) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp165 miliar dari 10 kali transaksi di harga rata - rata 100,76% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan Indonesia Eximbank III Tahap VI Tahun 2018 Seri B (BEXI03BCN6) senilai Rp120 miliar dari 3 kali transaksi di harga rata - rata 100,00%. 
  • Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup menguat terbatas sebesar 7,00 pts (0,05%) di level 13755,00 per dollar Amerika setelah bergerak terbatas pada kisaran 13728,00 hingga 13755,00 per dollar Amerika. Terbatasnya pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika pada perdagangan kemarin terjadi di tengah bervariasinya arah pergerakan mata uang regional terhadap dollar Amerika. Mata uang Yen Jepang (JPY) memimpin penguatan mata uang regional terhadap dollar Amerika yang diikuti oleh mata uang Ringgit Malaysia (MYR) dan Rupee India (INR). Adapun mata uang Dollar Singapura (SGD) memimpin pelemahan mata uang regional yang diikuti oleh mata uang Baht Thailand (THB) dan Yuan China (CNY). 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara akan bergerak mengalami kenaikan didorong oleh adanya penurunan imbal hasil surat utang global jelang berakhirnya Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika. Adapun nilai tukar rupiah yang diperkirakan menguat juga akan menjadi katalis positif pada perdagangan hari ini. Namun, kenaikan harga SUN pada hari ini akan dibatasi oleh adanya lelang penjualan SUN pada pekan depan. 
  • Sedangkan dari faktor eksternal, pergerakan imbal hasil surat utang global yang juga bergerak mengalami penurunan imbal hasilnya akan memepengaruhi harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup turun sebesar 2,823% begitu juga untuk tenor 30 tahun ditutup dengan turun di level 3,058% di tengah kenaikan suku bunga acuan The Fed. Sementara itu imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dengan tenor 10 tahun ditutup turun di level 0,531% dan imbal hasil dari surat utang Inggris (Gilt) yang juga ditutup turun pada level 1,434%. 
  • Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih berada pada tren kenaikan harga sehingga dalam jangka pendek kami perkirakan masih terbuka peluang untuk mengalami kenaikan harga di pasar sekunder walaupun sudah mulai terlihat mengalami perubahan tren menjadi tren sideways. Terlebih dengan didukung dengan cukup stabilnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika di tengah mulai menguatnya dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia. Hanya saja kenaikan harga Surat Utang Negara juga masih akan dibatasi oleh faktor pergerakan harga Surat Utang Negara yang mendekati area jenuh beli (overbought). 
  • Rekomendasi : Dengan kombinasi dari beberapa faktor tersebut kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Beberapa seri Surat Utang Negara yang masih cukup menarik untuk diperdagangkan diantaranya adalah ORI013, FR0069, FR0053, FR0073, FR0058, FR0074, FR0068, FR0072, dan FR0075. 
  • Rencana Lelang Surat Utang Negara seri SPN 03180628 (New Issuance), SPN 12190314 (Reopening), FR0064 (Reopening), FR0065 (Reopening), FR0075 (Reopening) pada hari Selasa, tanggal 27 Maret 2018. 
  • Peringkat PT Sunprima Nusantara Pembiayaan ditetapkan di “idA”

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group