Beranda

RESEARCH

Company Update

24 April 2018

Fixed Income Notes 24 April 2018

  • Jelang pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara, imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Senin, 23 April 2018 cenderung mengalami kenaikan. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 2 - 25 bps dengan rata - rata mengalami kenaikan sebesar 8,7 bps dimana perubahan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada tenor pendek dibandingkan tenor panjang. 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami kenaikan berkisar antara 8 - 25 bps dengan didorong oleh adanya penurunan harga yang berkisar antara 25 - 40 bps. Sementara itu mbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) terlihat mengalami kenaikan berkisar antara 7 - 15 bps dengan didorong oleh adanya koreksi harga yang berkisar antara 35 - 80 bps dan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) ditutup dengan kenaikan dengan perubahan imbal hasil berkisar antara 2 - 25 bps dengan adanya perubahan harga hingga sebesar 120 bps. 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara yang cenderung bergerak dengan mengalami kenaikan pada perdagangan kemarin terjadi di tengah berlanjutnya tren pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika jelang pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara yang akan diadakan pada hari ini. Besarnya perubahan imbal hasil juga didukung oleh volume perdagangan yang cukup besar mengindikasikan bahwa pelaku pasar cuku aktif untuk melakukan transaksi menjelang lelang, dimana pemerintah mentargetkan penerbitan Surat Utang Negara senilai Rp17 triliun dari enam seri Surat Utang Negara yang akan ditawarkan kepada investor. 
  • Secara keseluruhan, perubahan imbal hasil pada perdagangan kemarin yang cukup besar juga berdampak terhadap besarnya perubahan tingkat imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan, dimana untuk 5 tahun mengalami kenaikan sebesar 15,5 bps di level 6,278% dan 10 tahun mengalami perubahan sebesar 9,5 bps di level 6,864%. Sementara itu untuk seri acuan dengan tenor 15 tahun mengalami kenaikan sebesar 13 bps dilevel 7,135% dan untuk seri acuan dengan tenor 20 tahun mengalami kenaikan sebesar 9 bps di level 7,457%. 
  • Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya ditutup dengan kecenderungan mengalami kenaikan seiring dengan tren kenaikan imbal hasil surat utang global. Imbal hasil dari INDO-23 mengalami kenaikan sebesar 7 bps di level 3,792% setelah mengalami koreksi harga sebesar 30 bps dan imbal hasil dari INDO-28 ditutup dengan kenaikan sebesar 13,5 bps di level 4,275% didorong oleh adanya koreksi harga sebesar 101 bps. Adapun imbal hasil dari INDO-38 ditutup naik sebesar 9 bps di level 4,896% setelah mengalami koreksi harga sebesar 125 bps. Adapun imbal hasil dari INDO-48 mengalami kenaikan sebesar 11 bps di level 4,809% setelah mengalami koreksi harga sebesar 165 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin mengalami kenaikan dibandingkan dengan volume perdagangan di akhir pekan, senilai Rp17,20 triliun dari 38 seri Surat Utang Negara dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp5,79 triliun. Obligasi Negara seri FR0064 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp4,23 triliun dari 102 kali transaksi di harga rata - rata 95,4% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0061 senilai Rp2,31 triliun dari 38 kali transaksi di harga rata - rata 101,9%. 
  • Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp2,19 triliun dari 36 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan III FIF Tahap III Tahun 2018 Seri A (FIFA03ACN3) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,06 triliun dari 43 kali transaksi di harga rata - rata 99,98% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan II PNM Tahap II Tahun 2018 Seri A (PNMP02ACN2) senilai Rp141 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 100,05%. 
  • Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup melemah sebesar 83,00 pts (0,59%) di level 13975,00 per dollar Amerika setelah bergerak dengan mengalami pelemahan sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13886,00 hingga 13982,00 per dollar Amerika. Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika seiring dengan pergerakan mata uang regional yang cenderung mengalami pelemahan di tengah menguatnya dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia. Mata uang Baht Thailand (THB) memimpin pelemahan mata uang regional yang diikuti oleh Yen Jepang (JPY) dan Dollar Singapura (SGD). 
  • Pada perdagangan hari ini, kami perkirakan harga Surat Utang Negara akan cenderung bergerak terbatas jelang pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara dengan arah perubahan yang cenderung mengalami koreksi harga ditengah masih berlanjutnya pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika. 
  • Pada hari ini pemerintah berencana untuk mengadakan lelang penjualan Surat Utang Negara dengan target penerbitan senilai Rp17 triliun dari lima seri Surat Utang Negara yang ditawarkan kepada investor. Pada lelang dua pekan sebelumnya, pemerintah meraup dana senilai Rp21,85 triliun dari total penawaran yang masuk senilai Rp37,72 triliun. Kami perkirakan pelaku pasar masih akan mencermati pelaksanaan lelang sebelum kembali melakukan transaksi di pasar sekunder. 
  • Adapun pergerakan harga Surat Utang Negara kami perkirakan akan berpotensi untuk mengalami penurunan di tengah pergerakan imbal hasil surat utang global yang cenderung mengalami kenaikan jelang Rapat Dewan Gubernur Amerika di bulan Mei. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun pada perdagangan kemarin ditutup naik pada level 2,977% dari posisi penutupan di akhir pekan pada level 2,960%. Imbal hasil surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama juga terlihat mengalami kenaikan dibandingkan dengan posisi penutupan di akhir pekan masing - masing di level 0,630% dan 1,525%. Hal tersebut kami perkirakan akan berdampak terhadap pergerakan harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika yang telah mengalami kenaikan dalam beberapa hari terakhir. 
  • Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih berada pada area jenuh jual, namun masih mengalami tren penurunan harga sehingga kami perkirakan pergerakan harganya akan cenderung mengalami koreksi harga namun akan dibatasi oleh harga yang telah memasuki area jenuh jual. 
  • Rekomendasi : Dengan kondisi tersebut maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Bagi investor dengan horizon jangka panjang dapat mengiktui lelang penjualan Surat Utang Negara, dimana pemerintah menawarkan Surat Utang Negara dengan tenor panjang, yaitu FR0063 (2023), FR0064 (2028) dan FR0075 (2038). 
  • Rencana Lelang Surat Utang Negara seri SPN 12190131 (Reopening), SPN 03180725 (New Issuance), FR0063 (Reopening), FR0064 (Reopening), FR0075 (Reopening) pada hari Selasa, tanggal 24 April 2018.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group