Beranda

RESEARCH

Company Update

24 November 2017

Fixed Income Notes 24 November 2017

  • Berlanjutnya akumulasi pembelian Surat Berharga Negara di tengah membaiknya persepsi resiko serta menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika menjadi katalis positif bagi perdagangan Surat Utang Negara pada perdagangan di hari Kamis, 23 November 2017. 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara bergerak dengan kecenderungan mengalami penurunan, berkisar antara 1 - 6 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 1,4 bps dimana penurunan imbal hasil terjadi pada sebagian besar seri Surat Utang Negara. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami perubahan berkisar antara 1 - 2 bps didorong oleh adanya perubahan harga terbatas sebesar 2 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 1 - 5 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 20 bps dan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang yang juga mengalami penurunan berkisar antara 1 - 6 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 45 bps. 
  • Pergerakan harga Surat Utang Negara yang mengalami kenaikan pada perdagangan kemarin didukung oleh masih berlanjutnya aksi pembelian surat berharga negara oleh investor asing di tengah membaiknya persepsi resiko Surat Utang Indonesia. Angka CDS 5 tahun yang mencerminkan persepsi resiko pada perdagangan di hari Kamis berada pada kisaran 97 bps, terlihat mengalami penurunan dibandingkan dengan posisi di saat nilai tukar rupiah yang mengalami pelemahan berturut - turut dalam beberapa hari pada pekan kemarin. Selain itu, menguatnya nilai tukar rupiah pada perdagangan kemarin di tengah melemahnya dollar Amerika jelang libur Thanksgiving di Amerika juga menjadi katalis positif bagi pasar Surat Utang Negara. Investor juga terlihat aktif melakukan perdagangan yang tecermin pada cukup tingginya volume perdagangan yang dilaporkan. 
  • Dengan adanya kenaikan harga tersebut, maka telah mendorong penurunan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan masing - masing sebesar 5 bps di level 6,106% untuk tenor 5 tahun, sebesar 2 bps di level 6,545% untuk tenor 10 tahun. Sementara itu tenor 15 tahun dan tenor 20 tahun relatif ditutup terbatas kurang dari 1 bps masing - masing di level 7,047% dan 7,2367%. 
  • Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, tingkat imbal hasilnya terlihat tidak mengalami perubahan pada sebagian besar Surat Utang Negara didorong oleh pasar utang Amerika yang libur pada perdagangan kemarin. Imbal hasil dari Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika tersebut bergerak dengan kecenderungan mengalami penurunan yang terjadi sebagian besar seri Surat Utang Negara. Imbal hasil dari INDO-20 dan INDO-27 ditutup relatif tidak mengalami perubahan dibandingkan perdagangan sebelumnya masing - masing di level 2,248% dan 3,606% setelah mengalami kenaikan harga yang juga terbatas kurang dari 1 bps. Sementara itu imbal hasil dari INDO-37 dan INDO-47 mengalami penurunan sebesar 1 bps masing - masing di level 4,455% dan 4,516% didorong oleh adanya kenaikan harga sebesar 18 bps dan 20 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan di akhir pekan senilai Rp11,38 triliun dari 41 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan, dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp7,00 triliun. Obligasi Negara seri FR0061 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp2,72 triliun dari 72 kali transaksi di harga rata - rata 103,51% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0059 senilai Rp2,48 triliun dari 98 kali transaksi di harga rata - rata 103,40%. 
  • Sementara itu volume perdagangan obligasi korporasi yang dileporkan senilai Rp933,5 miliar dari 58 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan di akhir pekan. Obligasi Berkelanjutan II Medco Energi Internasional Tahap VI Tahun 2017 Seri A (MEDC02ACN6) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp119 miliar dari 3 kali transaksi di harga rata - rata 100,18% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Subordinasi II Bank CIMB Niaga Tahun 2010 (BNGA02SB) senilai Rp60 miliar dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 106,91%. 
  • Adapun nilai tukar rupiah terhadap Dollar Amerika ditutup pada level 13511,00 per dollar Amerika, mengalami penguatan sebesar 12,00 pts (0,08%) setelah bergerak pada kisaran 13493,00 hingga 13517,00 per dollar Amerika mengalami penguatan sepanjang sesi perdagangan. Penguatan nilai tukar rupiah tersebut terjadi di tengah arah pergerakan nilai tukar mata uang regional terhadap dollar Amerika yang juga mengalami penguatan. Yuan China (CNY) memimpin penguatan mata uang regional yang diikuti oleh Rupee India (INR) dan Won Korea Selatan (KRW). Sementara itu mata uang Peso Philippina (PHP) dan Yen Jepang (JPY) terlihat mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika pada perdagangan kemarin. 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih berpeluang untuk mengalami kenaikan seiring dengan masih adanya aliran modal investor asing yang melakukan akumulasi pembelian Surat Utang Negara serta penguatan nilai tukar rupiah seiring dengan pelemahan dollar Amerika. 
  • Berdasarkan data kepemilikan Surat Berharga Negara yang dapat diperdagangkan per tanggal 22 November 2017, kepemilikan investor asing di Surat Berharga Negara senilai Rp823,24 triliun atau setara dengan 38,94% dari total outstanding Surat Berharga Negara yang dapat diperdagangkan. Kepemilikan oleh investor asing tersebut mengalami peningkatan senilai Rp27,04 triliun di bulan November 2017 dan sebesar Rp157,43 triliun di tahun 2017. Akumulasi oleh investor asing tersebut menjadi katalis positif bagi pasar Surat Utang Negara sehingga turut menjadi faktor yang mendorong penurunan imbal hasil Surat Utang Negara di tahun 2017. Pembelian Surat Utang Negara oleh investor asing tersebut memudarkan kekhawatiran pelaku pasar bahwa investor asing akan meninggalkan pasar Surat Utang Negara di tengah semakin mengecilnya kemungkinan Bank Sentral Amerika untuk menaikkan suku bunga acuannya didorong oleh tingkat inflasi yang masih kecil. 
  • Adapun dari pergerakan imbal hasil surat utang global, imbal hasil dari US Treasury pada perdagangan kemarin ditutup tidak mengalami perubahan ditengah liburnya perdagangan di Amerika dimana untuk tenor 10 tahun di level 2,321% dan tenor 30 tahun di level 2,740%. Sementara itu imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dengan tenor 10 tahun ditutup naik terbatas di level 0,349% dan imbal hasil surat utang Inggris (Gilt) dengan tenor 10 tahun ditutup dengan penurunan 1,250%. Pergerakan imbal hasil dari surat utang global tersebut kami perkirakan juga akan membatasi pergerakan harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika pada perdagangan hari ini. 
  • Rekomendasi : Dengan kondisi tersebut maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder dengan memanfaatkan momentum kenaikan harga Surat Utang Negara untuk melakukan strategi trading. Beberapa seri Surat Utang Negara yang masih cukup menarik untuk diakumulasi adalah FR0069, FR0053, FR0070, FR0071, FR0073, FR0065, FR0068, ORI013, dan FR0072. 
  • PT Pemeringkat Efek Indonesia menetapkan peringkat “idA-” kepada PT Pindad (Persero) dan MTN

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group