Beranda

RESEARCH

Company Update

29 November 2017

Fixed Income Notes 29 November 2017

  • Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Selasa, 28 November 2017 bergerak dengan kecenderungan mengalami penurunan di tengah minimnya katalis dari dalam dan luar negeri. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil yang terjadi pada perdagangan kemarin berkisar antara 1 - 4 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 1 bps dimana penurunan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada tenor 1 - 9 tahun. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) terlihat mengalami penurunan hingga sebesar 3 bps dengan adanya kenaikan harga terbatas hingga sebesar 2 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami penurunan hingga sebesar 3 bps yang didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 10 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) cenderung mengalami penurunan berkisar antara 1 - 2 bps dengan adanya kenaikan harga hingga sebesar 15 bps. 
  • Terbatasnya perubahan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin turut dipengaruhi oleh minimnya katalis dari dalam dan luar negeri yang mempengaruhi perdagangan Surat Utang Negara. Adapun pergerakan imbal hasil yang terjadi relatif terbatas terlihat investor juga tidak cukup aktif melakukan transaksi di pasar sekunder yang tercermin pada volume perdagangan yang tidak cukup besar. Setelah mengalami kenaikan harga yang cukup besar pada pekan kemarin, harga Surat Utang Negara cenderung bergerak terbatas seiring dengan harga Surat Utang Negara yang secara teknikal masih berada di area konsolidasi sehingga dalam jangka pendek harga Surat Utang Negara masih akan bergerak terbatas. Pelaku pasar mencoba mencari katalis lain yang mampu menjadi faktor pendorong kenaikan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder.
  • Dengan adanya penurunan imbal hasil pada perdagangan kemarin, imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor 5 tahun ditutup pada level 6,089% (-2,0 bps), dan tenor 20 tahun ditutup pada level 7,289% (+1,0 bps). Sementara itu imbal hasil seri acuan untuk tenor 10 tahun dan 15 tahun relatif tidak mengalami perubahan dibandingkan perdagangan sebelumnya masing - masing di level 6,565% dan 7,076%.    
  • Sedangkan dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan harganya terlihat terbatas yang berdampak terhadap minimya perubahan tingkat imbal hasilnya serta didorong terbatasnya pergerakan imbal hasil US Treasury. Perubahan imbal hasil pada tenor jangka pendek cenderung mengalami kenaikan sementara untuk tenor jangka panjang lebih cenderung mengalami penurunan, dimana untuk INDO-20 imbal hasilnya ditutup naik sebesar 6 bps pada level 2,326% setelah mengalami koreksi harga sebesar 15 bps. Sementara itu imbal hasil INDO-27, INDO-37, dan INDO-47 cenderung mengalami penurunan namun realtif terbatas kurang dari 1 bps masing - masing di level 3,613%, 4,450%, dan 4,511% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 2 bps, 7 bps, dan 12 bps. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp8,21 triliun dari 38 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp4,17 triliun. Obligasi Negara seri FR0059 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar senilai Rp1,81 triliun dari 46 kali transaksi di harga rata - rata 103,43% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0074 senilai Rp1,55 triliun dari 39 kali transaksi di harga rata - rata 103,66%.
  • Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,37 triliun dari 45 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan.  Obligasi Berkelanjutan II Lautan Luas Tahap II Tahun 2017 Seri A (LTLS02ACN2) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp350 miliar dari 5 kali transaksi di harga rata - rata 100,13% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan II Summarecon Agung Tahap II Tahun 2017 (SMRA02CN2) senilai Rp267 miliar dari 5 kali transaksi di harga rata - rata 100,00%. 
  • Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup melemah terbatas di level 13510,00 per dollar Amerika, mengalami pelemahan sebesar 2,00 (0,01%) dibandingkan dengan level penutupan sebelumnya. Bergerak berfluktuasi pada kisaran 134963,00 hingga 13531,00 per dollar Amerika, penguatan nilai tukar rupiah terjadi di tengah mata uang regional yang cenderung mengalami penguatan terhadap dollar Amerika. Mata uang Won Korea Selatan (KRW) memimpin penguatan mata uang regional diikuti oleh Peso Philippina (PHP) dan Ringgit Malaysia (MYR). Sementara itu Yen Jepang (JPY) dan Dollar Hongkong (HKD) memimpin pelemahan mata uang regional terhadap dollar Amerika di tengah dollar Amerika yang melemah terhadap mata uang utama dunia didorong oleh adanya debat mengenai pajak Amerika. 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan bergerak terbatas dengan arah yang bervariasi dengan berpeluang untuk mengalami penurunan didorong oleh nilai tukar rupiah yang terlihat belum ada katalis positif untuk menguat pada perdagangan hari ini serta volume perdagangan yang terlihat masih cukup kecil mendorong harga Surat Utang Negara kami perkirakan masih akan bergerak terbatas. 
  • Sementara itu imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup turun  terbatas di level 2,326% begitu pula dengan tenor 30 tahun yang ditutup turun pada level 2,756%. Adapun surat utang Inggris (Gilt) dengan tenor 10 tahun ditutup turun pada level 1,253%, sedangkan imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dengan tenor yang sama justru mengalami kenaikan di level 0,348%. Penurunan imbal hasil surat utang global yang cenderung mengalami penurunan tersebut kami perkirakan akan berdampak positif terhadap pergerakan harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika. 
  • Adapun secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih berada pada tren kenaikan untuk tenor pendek. Hal tersebut dalam jangka pendek masih akan menjadi katalis yang mendorong kenaikan harga di pasar sekunder. Hanya saja, kami meliat bahwa kenaikan harga Surat Utang Negara pada tenor panjang sudah mulai mengalami perubahan tren dari tren kenaikan menjadi tren sideways, sehingga harga Surat Utang Negara dengan tenor panjang masih akan bergerak terbatas. 
  • Rekomendasi : Dengan pertimbangan tersebut maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder dengan strategi trading jangka pendek di tengah mulai terbatasnya tren kenaikan harga. Beberapa seri Surat Utang Negara yang kami masih menarik  untuk diperdagangkan seperti seri FR0069, FR0053, FR0070, FR0071, FR0073, FR0065, FR0068, dan FR0072. 
  • Pembatalan jadwal pelaksanaan Lelang Surat Berharga Negara (SBN) di pasar Perdana domestik tanggal 5 dan 12 Desember 2017.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group