Beranda

RESEARCH

Company Update

30 April 2019

Fixed Income Notes 30 April 2019

Harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari Senin, 29 April 2019 bergerak bervariasi di tengah minimnya sentimen dari dalam dan luar negeri. Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 3 bps dimana arah pergerakan imbal hasil yang cukup bervariasi di sepanjang tenor Surat Utang Negara.

Imbal hasil dari Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) dan menengah (5-7 tahun) mengalami perubahan berkisar antara 1 - 3 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga 16 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) mengalami perubahan berkisar antara 1 - 12 bps dengan adanya perubahan harga yang berkisar antara 2 - 120 bps.

Perubahan harga Surat Utang Negara yang cukup bervariasi pada perdagagan kemarin turut dipengaruhi oleh minimnya katalis dari dalam dan luar negeri. Salah satu faktor yang mempengaruhi pergerakan harga Surat Utang Negara yang cenderung mengalami penurunan pada perdagangan kemarin yaitu perubahan nilai tukar mata Rupiah terhadap mata uang Dollar Amerika yang berfluktuatif.  Dari dalam negeri, para pelaku pasar akan menantikan rilisnya data inflasi untuk bulan April yang akan dirilis Badan Pusat Statistik pada pekan ini. Sementara itu, dari sisi faktor eksternal, para pelaku pasar akan menantikan rilisnya data ekonomi dari negara Amerika, Eropa dan Cina yang dapat menjelaskan kondisi pertumbuhan ekonomi global. Para pelaku pasar juga khawatir tentang likuiditas yang mulai menipis akibat para pelaku pasar yang juga cenderung mengamankan portofolionya dengan menjual sebagian surat berharga mereka untuk melakukan aksi ambil untung (profit taking). 

Secara keseluruhan, bervariasinya arah pergerakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder pada perdagangan kemarin juga berdampak terhadap perubahan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan, dimana untuk tenor 5, 15, dan 20 tahun tahun imbal hasilnya mengalami kenaikan masing - masing sebesar 2 bps, 0,7 bps dan 0,8 bps di level 7,206%, 8,210%, dan 8,317%. Adapun untuk tenor 15 tahun imbal hasilnya mengalami penurunan sebesar 0,3 bps di level 7,748%.

Sementara itu, dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, perubahan tingkat imbal hasil cenderung mengalami penurunan yang terjadi pada keseluruhan seri Surat Utang Negara di tengah imbal hasil surat utang global yang juga mengalami penurunan. Imbal hasil dari INDO24 mengalami penurunan sebesar 3 bps di level 3,363% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 15 bps. Sedangkan imbal hasil dari INDO29 dan INDO44 masing - masing mengalami penurunan sebesar 3,5 bps dan 1,5 bps di level 3,849% dan 4,692% setelah mengalami kenaikan harga hingga sebesar 26 bps.

Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin mengalami penurunan dibandingkan dengan volume perdagangan sebelumnya, senilai Rp8,71 triliun dari 39 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan, dengan volume perdagangan seri acuan senilai Rp2,77 triliun. Obligasi Negara seri FR0068 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp987,38 miliar dari 26 kali transaksi di harga rata - rata 102,30% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0053 dengan volume sebesar Rp704,46 miliar dari 7 kali transaksi di harga 102,50% dan Obligasi Seri FR0077 sebesar Rp694,11 dari 17 kali perdagangan di harga 103,76%. Adapun untuk Surat Berharga Syariah Negara dengan volume tertinggi didapati pada Project Based Sukuk seri PBS013 sebesar Rp1,01 triliun dari 11 kali transaksi yang diiringi dengan seri PBS014 sebesar Rp303,00 miliar dari 10 kali perdagangan.

Adapun dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp2,99 triliun dari 50 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan IV Adira Finance Tahap V Tahun 2019 Seri A (ADMF04ACN5) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp855,00 miliar dari 41 kali transaksi di harga rata - rata 99,98% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan IV Sarana Multigriya Finansial Tahap VIII Tahun 2019 Seri B (SMFP04BCN8) senilai Rp745,00 miliar dari 11 kali transaksi di harga rata - rata 100,20%.

Sementara itu nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika pada perdagangan kemarin ditutup melemah sebesar 19,00 pts (0,13%) pada level 14209,00 per dollar Amerika. Bergerak pada kisaran 14183,00 hingga 14215,00 per dollar Amerika dengan kecenderungan mengalami penguatan pada awal hingga pertengahan sesi perdagangan yang kemudian mengalami pelemahan hingga akhir sesi perdagangan. Pelemahan mata uang Rupiah tersebut terjadi di tengah beragamnya arah pergerakan mata uang regional. Adapun yang memimpin penguatan mata uang regional yaitu mata uang Won Korea Selatan (KRW) sebesar 0,20% dan diikuti oleh mata uang Peso Filipina (PHP) sebesar 0,14% dan mata uang Baht Thailand (THB) sebesar 0,13%. Sedangkan untuk mata uang yang mengalami pelemahan tertinggi didapati pada mata uang Yen Jepang (JPY) sebesar 0,14% yang diiringi dengan mata uang Rupiah Indonesia (IDR) sebesar 0,13% dan mata uang Ringgit Malaysia (MYR) sebesar 0,05% terhadap mata uang Dollar Amerika.

Perubahan harga surat utang global pada perdagangan hari Senin, mendorong terjadinya penurunan imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun di level 2,527% dan untuk tenor 30 tahun di level 2,955%. Sementara itu, imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) keduanya mengalami kenaikan masing - masing di level 0,007% dan 1,16%. Perubahan imbal hasil surat utang global tersebut kami perkirakan akan berdampak positif terhadap pergerakan harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika yang melanjutkan tren kenaikan pada perdagangan kemarin.

Pada perdagangan hari ini, para pelaku pasar akan mencermati pelaksanaan lelang penjualan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara, dimana pemerintah mentargetkan penerbitan SBSN senilai Rp6 triliun dari lima seri SBSN yang ditawarkan kepada investor. Bagi investor yang ingin menempatkan dananya pada instrumen Syariah dapat mengikuti lelang tersebut di tengah terbatasnya likuiditas Surat Berharga Syariah Negara di pasar sekunder.

Rekomendasi

Dengan demikian kami menyarankan kepada investor untuk melakukan strategi trading di tengah harga Surat Utang Negara yang kami perkirakan masih akan bergerak berfluktuasi. Beberapa seri yang cukup menarik untuk diperdagangkan diantaranya adalah seri FR0034, FR0053, FR0061, FR0063, FR0046, FR0070, FR0056, FR0059, FR0064, FR0073 dan FR

Rencana Lelang Surat Berharga Syariah Negara seri SPNS01112019 (new issuance), PBS014 (reopening), PBS019 (reopening), PBS021 (reopening), PBS022 (reopening), PBS015 (reopening) pada hari ini, Selasa, tanggal 30 April 2019. 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group