Beranda

RESEARCH

Company Update

30 Juli 2019

Fixed Income Notes 30 Juli 2019

Jelang lelang, harga Surat Utang Negara mengalami penurunan seiring dengan pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika pada perdagangan hari Senin, tanggal 29 Juli 2019.
 
Imbal hasil Surat Utang Negara bergerak dengan kecenderungan mengalami kenaikan, berkisar antara 2 - 11 bps dengan rata - rata mengalami kenaikan sebesar 6 bps dimana kenaikan imbal hasil terbesar terjadi pada Surat Utang Negara dengan tenor pendek. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami perubahan berkisar antara 2 - 10,8 bps didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 32 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami kenaikan berkisar antara 2 - 7,8 bps dengan didorong oleh adanya penurunan harga hingga sebesar 43 bps dan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang yang juga mengalami perubahan berkisar antara 1,7 - 9 bps dengan didorong oleh adanya penurunan harga hingga sebesar 100 bps. 

Pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin dipengaruhi oleh melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika ditengah pelaku pasar yang melakukan aksi wait and see jelang diselenggarakannya FOMC Meeting  pada tanggal 30 dan 31 Juli 2019 waktu setempat. Sementara itu, para pelaku pasar juga menantikan diselenggarakannya lelang pada hari ini dimana pemerintah akan menawarkan tujuh seri Surat Utang Negara kepada para investor dengan target penerbitan sebesar Rp15 triliun. Aksi wait and see tersebut tercermin pada rendahnya volume perdagangan yang dilaporkan pada perdagangan kemarin.

Adanya kecenderungan penurunan harga tersebut seiring dengan seri - seri acuan Surat Utang Negara yang mengalami kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan tenor 5 tahun, 10 tahun,15 tahun dan 20 tahun masing - masing sebesar 6 bps di level 6,778%; 7,260%; 7,595%; dan 7,766% setelah mengalami penurunan harga masing - masing sebesar 3 bps, 5,2 bps, 5,5 bps dan 3,7 bps. 

Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, tingkat imbal hasilnya juga mengalami penurunan. Imbal hasil dari Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika tersebut bergerak dengan mengalami penurunan yang terjadi pada keseluruhan seri Surat Utang Negara. Imbal hasil dari INDO24 ditutup turun sebesar 1,2 bps di level 2,790% setelah mengalami kenaikan harga terbatas sebesar 6 bps. Sementara itu imbal hasil dari INDO29 mengalami penurunan sebesar 2 bps di level 3,166% didorong oleh adanya kenaikan harga sebesar 16 bps dan imbal hasil dari INDO44 ditutup turun sebesar 0,6 bps di level 4,220% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 12,1 bps. Adapun INDO49 mengalami penurunan imbal hasil sebesar 0,7 bps di level 4,104% yang diakibatkan dari kenaikan harga sebesar 13 bps.

Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan di akhir pekan senilai Rp10,04 triliun dari 42 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan, dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp3,04 triliun. Obligasi Negara seri FR0078 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,35 triliun dari 55 kali transaksi di harga rata - rata 107,40% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0077 senilai Rp1,27 miliar dari 37 kali transaksi di harga rata - rata 106,10%. Adapun untuk Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dengan volume terbesar didapati pada Project Based Sukuk seri PBS019 sebesar Rp130,00 miliar dari 5 kali transaksi dan diikuti oleh Sukuk Ritel Negara seri SR011 sebesar Rp108,55 miliar untuk 31 kali perdagangan. 
 
Sementara itu volume perdagangan obligasi korporasi yang dilaporkan senilai Rp909,39 miliar dari 47 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan di awal pekan. Obligasi III Oto Multiartha Tahun 2019 Seri B (OTMA03B)menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp215,00 miliar dari 7 kali transaksi di harga rata - rata 100,09% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan IV Federal International Finance Tahap I Tahun 2019 Seri B (FIFA04BCN1) senilai Rp100,00 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 100,00%. 

Adapun nilai tukar rupiah terhadap Dollar Amerika ditutup pada level 14020,00 per dollar Amerika, mengalami pelemahan sebesar 12,00 pts dibuka mengalami penguatan namun berbalik melemah dan bergerak pada kisaran 13995,00 hingga 14025,00 per dollar Amerika. Pelemahan nilai tukar rupiah tersebut terjadi di tengah pelemahan sebagian besar nilai tukar mata uang regional terhadap dollar Amerika. Won Korea Selatan (KRW) dan Rupee India (INR) memimpin penguatan mata uang regional sebesar 0,12% dan diikuti oleh Yen Jepang (JPY) sebesar 0,04% dan Dollar Hongkong (HKD) sebesar 0,01%. Sementara itu yang memimpin pelemahan mata uang regional didapati pada mata uang renminbi China (CNY) sebesar 0,20% yang diikuti oleh mata uang Ringgit Malaysia (MYR) dan Dollar Singapura (SGD) masing-masing melemah sebesar 0,18% dan 0,12% terhadap Dollar Amerika.

Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara akan bergerak terbatas dengan kecenderungan mengalami kenaikan yang diikuti oleh menguatnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika. Selain itu, para pelaku pasar juga semakin optimis terhadap ekspektasi penurunan suku bunga acuan global ditengah jelang diselenggarakannya FOMC Meeting pada tanggal 30 dan 31 Juli 2019. Adapun para pelaku pasar juga menantikan diselenggarakannya nego dagang antara Amerika dan China di Beijing. Kedua pihak berharap pada pertemuan tersebut akan tercipta proses negosiasi yang konstruktif dan menghasilkan kesimpulan yang positif bagi kedua belah pihak.

Adapun dari pergerakan imbal hasil surat utang global, imbal hasil dari US Treasury pada perdagangan kemarin ditutup naik, dimana untuk tenor 10 tahun naik di level 2,061% dan tenor 30 tahun juga naik di level 2,586%. Sementara itu imbal hasil dari surat utang Inggris (Gilt) dengan tenor 10 tahun ditutup dengan penurunan di level 0,645% dan untuk surat utang Jerman (Bund) dengan tenor 30 tahun didapati turun di level 0,185%. Kembali turunnya imbal hasil dari surat utang global tersebut kami perkirakan akan berdampak positif terhadap pergerakan harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika pada perdagangan hari ini. 

Rekomendasi
Dengan kondisi tersebut maka kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara dengan memanfaatkan momentum kenaikan harga Surat Utang Negara untuk melakukan strategi trading. Beberapa seri Surat Utang Negara yang kami perkirakan rawan terjadinya aksi ambil untung adalah sebagai berikut FR0036, FR0077, FR0037, dan FR0075. Adapun seri - seri yang masih cukup menarik untuk diakumulasi adalah FR0031, FR0053, FR0043, FR0070, FR0056, dan FR0042.
 
Rencana Lelang Surat Utang Negara seri SPN03191031 (New Issuance), SPN12200410 (Reopening), FR0081 (New Issuance), FR0082 (New Issuance), FR0080 (Reopening), FR0079 (Reopening) dan FR0076 (Reopening) pada hari Selasa, tanggal 30 Juli 2019.

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group