Beranda

RESEARCH

Company Update

30 Mei 2018

Fixed Income Notes 30 Mei 2018

  • Penguatan nilai tukar serta pergerakan imbal hasil surat utang global yang mengalami penurunan mendorong terjadinya penurunan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Senin, 28 Mei 2018. 
  • Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 2 - 15 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 3,6 bps dimana penurunan imbal hasil Surat Utang Negara yang cukup besar terjadi pada Surat Utang Negara seri acuan. 
  • Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4tahun) bergerak mengalami penurunan imbal hasil yang berkisar antara 5 - 12 bps didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 40 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami penurunan berkisar antara 2 - 15 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 60 bps dan imbal hasil Surat Utang  Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) yang bergerak dengan kecenderungan mengalami penurunan hingga sebesar 15 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 200 bps. 
  • Penurunan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin seiring dengan tren penurunan imbal hasil surat utang regional sebagai respon atas hasil kecenderungan mata uang regional mengalami penguatan ditengah tren pelemahan dollar Amerika yang didiorng oleh kekacauan politik di Italia dan Spanyol yang meresahkan pasar zona eropa. 
  • Penurunan imbal hasil pada perdagangan kemarin juga didukung oleh faktor penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika di tengah pelemahan mata uang dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia setelah disampaikannya notulen Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika pada perdagangan di pekan lalu. 
  •  Secara keseluruhan, penurunan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin telah mendorong imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan turun pada posisi 6,792% (-15 bps) untuk tenor 5 tahun, di posisi 7,104% (-21,5 bps) untuk tenor 10 tahun, di posisi 7,567% (-15 bps) untuk tenor 15 tahun dan di posisi 7,681% (-9,5 bps) untuk tenor 20 tahun. 
  • Namun pergerakan imbal hasil yang terjadi pada perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika di hari Senin tidak mengalami perubahan dikarenakan Pasar Amerika sedang libur memperingati hari Peringatan. Imbal hasil dari INDO-23 ditutup di level 4,044%. Adapun imbal hasil dari INDO-28 di level 4,376% dan INDO-38 ditutup di level 5,084%. Sementara itu INDO-48 ditutup pada level 4,942%. 
  • Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporan pada perdagangan kemarin menunjukkan adanya peningkatan dibandingan dengan volume perdagangan sebelumnya, yaitu senilai Rp12,00 triliun dari 34 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dimana untuk seri acuan, volume perdagangan yang dilaporkan mencapai Rp4,30 triliun. Obligasi Negara seri FR0064 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp2,98 triliun dari 122 kali transaksi di harga rata - rata 93,93% yang diikuti oleh perdagangan Surat Perbendaharaan Negara seri SPN12190104 senilai Rp1,25 triliun dari 4 kali transaksi di harga rata - rata 96,87%. 
  • Adapun dari perdagangan obligsi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,83 triliun dari 58 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan IV Sarana Multigriya Finansial Tahap IV Tahun 2018 Seri A (SMFP04ACN4) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp417 miliar dari 15 kali transaksi di harga rata - rata 100,03% dan diikuti oleh  Obligasi Berkelanjutan III Waskita Karya Tahap II Tahun 2018 Seri A (WSKT03ACN2) senilai Rp257 miliar dari 5 kali transaksi di harga rata - rata 98,93%. 
  • Sementara itu nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup menguat sebesar 130,00 pts (0,92%) pada level 13995,00 per dollar Amerika. Bergerak dengan mengalami penguatan sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13980,00 hingga 14095,00 per dollar Amerika, penguatan nilai tukar rupiah tersebut terjadi di tengah kecenderungan penguatan mata uang regional terhadap dollar Amerika seiring dengan pelemahan nilai tukar dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia. Mata uang Rupiah Indonesia (IDR) masih memimpin penguatan mata uang regional terhadap dollar Amerika yang diikuti oleh Rupee India (INR) dan Peso Philippina (PHP). Adapun mata uang Baht Thailand (THB) memimpin pelemahan mata uang regional terhadap dollar Amerika yang diikuti oleh Yuan China (CNY) dan Ringgit Malaysia (MYR) 
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara berpeluang untuk mengalami kenaikan di tengah kembali turunnya imbal hasil dari US Treasury.  Imbal hasil dari US Treasury pada perdagangan hari Selasa kembali ditutup dengan mengalami penurunan setelah sempat mengalami kenaikan sebelum dimulainya Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun pada perdagangan kemarin ditutup turun pada level 2,79% begitu pula dengan tenor 30 tahun yang ditutup turun pada level 2,976%. Adapun imbal hasil dari surat utang Jerman (bund) dan Inggris (gilt) dengan tenor 10 tahun juga ditutup turun masing - masing pada level 0,263% dan 1,190%. Adanya penurunan imbal hasil surat utang tersebut kami perkirakan juga akan mendorong terjadinya kenaikan harga terhadap pergerakan harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika pada perdagangan hari ini, terlebih setelah mengalami koreksi harga yang cukup besar pada perdagangan di pekan lalu. 
  • Dari faktor domestik, pelaku pasar akan mencermati Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada hari ini yang diperkirakan akan kembali menaikkan suku bunga acuannya. Sementara itu secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih bergerak dalam tren kenaikan didukung oleh kondisi harga Surat Utang Negara yang masih berada pada area jenuh jual (oversold). Hal tersebut kami perkirakan akan mendorong pelaku pasar untuk melakukan aksi beli sehingga akan mendorong terjadinya kenaikan harga di pasar sekunder. 
  • Rekomendasi : Dengan kondisi tersebut, kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergarakan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder dengan melakukan strategi trading memanfaatkan momentum kenaikan harga. Beberapa seri yang masih cukup menarik adalah seri FR0069, FR0073, ORI013, FR0058, FR0068, FR0072, FR0075 dan FR0067. 
  • Rencana Lelang Surat Berharga Syariah Negara atau Sukuk Negara seri SPN-S 01122018 (new issuance), PBS002 (reopening), PBS004 (reopening), PBS012 (reopening), PBS016 (reopening), dan PBS017 (reopening) pada hari Rabu tanggal 30 Mei 2018.

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group