Beranda

RESEARCH

Company Update

30 November 2018

Fixed Income Notes 30 November 2018

  • Penguatan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika dukung kenaikan harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari Kamis, 29 November 2018.
  • Kenaikan harga yang terjadi pada hampir keseluruhan seri Surat Utang Negara berkisar antara 2 bps hingga 100 bps sehingga mendorong terjadinya  penurunan imbal hasil yang berkisar antara 1 bps hingga 14 bps dengan rata - rata penurunan imbal hasil sebesar 6 bps. Harga Surat Utang Negara dengan tenor pendek mengalami kenaikan hingga sebesar 20 bps sehingga tingkat imbal hasilnya turun berkisar antara 3 bps hingga 9 bps. Adapun Surat Utang Negara dengan tenor menengah mengalami kenaikan harga yang berkisar antara 15 bps hingga 60 bps mendorong terjadinya penurunan tingkat imbal hasil yang berkisar antara 3 bps hingga 14 bps. Sementara kenaikan harga sebesar  5 bps hingga 100 bps yang didapati pada Surat Utang Negara dengan tenor panjang telah mendorong terjadinya penurunan tingkat imbal hasilnya hingga sebesar 11 bps. Kenaikan harga juga didapati pada keseluruhan Surat Utang Negara seri acuan, dimana kenaikan harga sebesar 20 bps pada seri acuan dengan tenor 5 tahun telah mendorong terjadinya penurunan imbal hasil sebesar 5 bps di level 7,80%. Sedangkan seri acuan dengan yenor 10 tahun dan 15 tahun mengalami kenaikan harga masing - masing sebesar 40 bps dan 55 bps sehingga tingkat imbal hasilnya turun sebesar 6,5 bps di level 7,83% untuk tenor 10 tahun dan sebesar 7 bps di level 8,082% untuk tenor 15 tahun. Sementara itu untuk seri acuan dengan tenor 20 tahun mengalami kenaikan harga sebesar 100 bps sehingga tingkat imbal hasilnya mengalami penurunan sebesar 11 bps di level 8,190%. 
  • Penguatan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika menjadi faktor utama yang mendorong terjadinya kenaikan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder pada perdagangan kemarin. Penguatan nilai tukar Rupiah tersebut seiirng dengan melemahnya nilai tukar Dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia sebagai respon atas pidato dari Gubernur Bank Sentral Amerika yang menyatakan bahwa tingkat suku bunga acuannya telah mendekati kondisi netral. Investor cukup aktif melakukan transaksi memanfaatkan momentum kenaikan harga Surat Utang negara yang tercermin pada meningkatnya volume perdagangan Surat Berharga Negara.
  • Harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika pada perdagangan kemarin juga terlihat mengalami kenaikan di tengah penurunan imbal hasil US Treasury dan membaiknya persepsi risiko yang tercermin pada penurunan angka Credit Default Swap (CDS). Kenaikan harga terjadi pada hampir keseluruhan seri Surat Utang negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika, dimana harga dari INDO23 mengalami kenaikan sebesar 20 bps yang mendorong terjadinya penurunan imbal hasil sebesar 5,5 bps di level 4,324%. Adapun harga dari INDO28 mengalami kenaikan sebesar 50 bps yang mendorong terjadinya penurunan imbal hasil sebesar 7,5 bps di level 4,766%. Sedangkan kenaikan harga sebesar 80 bps yang didapati pada INDO43 telah mendorong terjadinya penurunan imbal hasil sebesar 6,5 bps di level 5,415%.
  • Volume perdagangan Surat Berharga Negara yang dilaporkan pada perdagangan kemarin mencapai Rp11,51 triliun dari 41 seri Surat Berharga Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp2,83 triliun. Obligasi Negara seri FR0078       menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp2,091 triliun dari 84 kali transaksi dan ditutup di harga 102,60% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0077 senilai Rp1,669 triliun dari 66 kali transaki dengan harga tertinggi di level 101,85%. Adapun Project Based Sukuk seri PBS017 menjadi Sukuk Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp240,00 miliar dari 8 kali transaksi di harga rata - rata 87,72% dan diikuti oleh perdagangan seri PBS012 senilai Rp70,00 miliar dari 10 kali transaksi di harga rata - rata 100,90%. 
  • Dari perdagangan surat utang korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp797,80 miliar dari 53 seri surat utang korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan III Waskita Karya Tahap III Tahun 2018 Seri A (WSKT03ACN3) dengan peringkat "A-(idn)" menjadi surat utang korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp111,30 miliar dari 5 kali transaksi di harga rata - rata 100,15% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan II Indosat Tahap III Tahun 2018 Seri A (ISAT02ACN3) dengan peringkat "idAAA" senilai Rp100,00 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 99,26%.
  • Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika ditutup menguat sebesar 146,50 pts (1,01%) di level 14382,50 per Dollar Amerika, menjadikan mata uang Rupiah menjadi mata uang regional dengan penguatan terbesar kedua setelah mata uang Rupee India (INR) yang menguat sebesar 1,08% terhadap dollar Amerika. Bergerak menguat sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 14339,00 hingga 14465,00 per Dollar Amerika, penguatan mata uang Rupiah terjadi di tengah mata uang regional yang mengalami penguatan terhadap Dollar Amerika seiriing dengan pelemahan mata uang Dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia. Dengan penguatan pada perdagangan kemarin, maka dalam lima hari terakhir, mata uang Rupiah telah mengalami penguatan sebesar 1,37% terhadap Dollar Amerika.
  • Imbal hasil surat utang global pada perdagangan kemarin ditutup dengan mengalami penurunan yang dipimpin oleh penurunan imbal hasil US Treasury. Merespon pidato dari Gubernur Bank Sentral Amerika terhadap prospek tingkat suku bunga Bank Sentral Amerika, imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup turun di level 3,026% bahkan sempat berada di level 2,997%, dimana pada tenor 30 tahun tingkat imbal hasilnya justru terlihat mengalami kenaikan terbatas di level 3,339%. Tingkat imbal hasil dari surat utang Jerman dan Inggris pada perdagangan kemarin juga ditutup turun masing - masing di level 0,326% dan 1,364%. Adapun surat utang Jepang pada perdagangan kemarin ditutup turun di level 0,077% dan surat utang Philippina ditutup turun di level 6,961%.
  • Kenaikan harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin kembali mendorong harga Surat Utang Negara kembali mendekati arae jenuh beli (overbought), bahkan untuk beberapa seri telah berada pada area jenuh beli. Hal tersebut kami perkirakan akan menyebabkan harga Surat Utang Negara akan bergerak terbatas meskipun masih berpeluang untuk mengalami kenaikan. Kondisi tersebut terlihat pada pergerakan harga beberapa seri Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin yang terlihat terbatas meskipun nilai tukar Rupiah mengalami penguatan yang cukup besar terhadap Dollar Amerika.
  • Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih berpeluang untuk mengalami kenaikan seiring dengan penurunan imbal hasil surat utang global. Selain itu, kenaikan harga juga akan didukung oleh aktivitas pelaku pasar yang akan menjaga kinerja portofolio mereka pada hari perdagangan terakhir di bulan November. Hanya saja pelaku pasar perlu mencermati pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika seiring dengan nilai tukar Dollar Amerika yang mengalami penguatan terhadap mata uang utama dunia. Bank Indonesia pada hari ini akan menyampaikan data perkembangan uang beredar di bulan Oktober 2018. Adapun dari faktor eksternal, dari notulen Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika (FOMC Minutes) tanggal 7 - 8 November 2018 mengindikasikan bahwa Bank Sentral Amerika kemungkinan masih akan menaikkan suku bunga acuan dalam waktu dekat yang diperkirakan akan dilakukan pada FOMC Meeting di bulan Desember 2018 sebesar 25 bps. 
  • Rekomendasi : Kami masih merekomendasikan strategi trading jangka pendek memanfaatkan momentum tren kenaikan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder. Hanya saja seiring dengan semakin terbatasnya perubahan harga Surat Utang Negara, didukung oleh indikator teknikal yang menunjukkan bahwa harga beberapa Surat Utang Negara telah memasuki area jenuh beli (overbought), maka kami menyarankan kepada investor untuk mencermati beberapa seri Surat Utang Negara yang menawarkan tingkat imbal hasil yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan seri lainnya dengan tenor yang sama. Seri - seri tersebut adalah sebagai berikut : *FR0053, FR0061, FR0043, FR0070, FR0042, FR0052, FR0073, FR0058, FR0068 dan FR0045. 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group