Ekspektasi akan kondusifnya Trade Talk US & China menjadi faktor DJIA kembali menguat dihari ke-6 sebesar +0.85% ditengah naiknya EIDO +0.23%, Gold +0.77% +0.55% dan Timah naik +0.98% berpotensi menjadi katalis pendorong kenaikan kembali IHSG Kamis ini. Penguatan Indeks Bursa Asia Kamis pagi juga menjadi sentimen tambahan IHSG berpotensi kembali menguat hari ini. Mengetahui IHSG berpotensi menguat hari ini, Kamis ini kami merekomendasikan untuk trading atas saham-saham di Sektor Properti, Retail, Pakan Ayam, Bank, Konstruksi dan Coal. IHSG kami perkirakan bergerak pada 6,339 - 6,432. Adapun saham – saham yang kami rekomendasikan hari ini adalah SMRA ERAA CPIN BBRI ADHI CTRA PWON BBTN WIKA ADRO.
Mayoritas bursa saham di developed economies bergerak menguat. Bursa saham benua kuning bergerak menguat pada perdagangan akhir kemarin. Indeks Nikkei ditutup menguat sebesar +0.96%, diikuti oleh Indeks Hang Seng dan Indeks Kospi masing-masing menguat sebesar +1.78% dan +0.84%, namun Indeks Shanghai melemah sebesar –0.41%. Sementara itu, Dow Jones ditutup menguat sebesar +0.85% ke level 27,137, penguatan tersebut seiring dengan penguatan pada S&P 500 (+0.72%). Wall Street ditutup menguat sejalan dengan potensi berlanjutnya perundingan AS-China di bulan ini dan awal Oktober nanti ditengah pengecualian 16 jenis barang impor dari AS yang sebelumnya akan dibebankan kenaikan tarif impor balasan oleh China. Pelaku pasar juga masih menantikan data inflasi AS, Jerman dan Prancis serta kebijakan moneter ECB pada hari ini, dan diikuti oleh penantian hasil Rapat FOMC pada 18 September. Di samping itu, di pasar komoditi, harga minyak mentah WTI melemah –2.87% ke USD 55.75 per barel dikarenakan rencana Presiden AS Donald Trump mengurangi sanksi bagi Iran untuk mengamankan rencana pertemuan dengan Presiden Iran Hassan Rouhani bulan ini meskipun data simpanan minyak mentah AS, turun drastis 6,91 juta lebih besar dari konsesus 2,68 juta barel.
Pada perdagangan 11 September, IHSG ditutup menguat sebesar +0.71% kelevel 6,382 diikuti oleh aksi net buy investor asing dengan nilai mencapai Rp 237 miliar.
