Beranda

RESEARCH

Company Update

13 Desember 2018

Early Bird 13 Desember 2018

DJIA kembali bergerak liar semalam setelah sempat naik +458 poin sebagai respons gencaran sementara waktu trade war, akan tetapi karena ini sifatnya masih dalam tahap nego, diakhir sesi DJIA ditutup hanya menguat +157 poin (+0,64%) ditengah naiknya EIDO +1,56%, Nikel +0,35% & Timah +1,47% serta penguatan Indeks Bursa Regional pagi ini menjadi faktor IHSG ES perkirakan KEMBALI MENGUAT Kamis ini.

Pertumbuhan Laba 10 Bank Besar Di Bulan Oktober 2018 Melambat. Berdasarkan laporan keuangan bulanan Oktober 2018 yang belum diaudit sebanyak 10 bank besar yakni: BBRI, BMRI, BBCA, BBNI, BBTN, BNGA, PNBN, NISP, BNII dan BNLI mencatat realisasi laba bersih sebesar Rp 89,4 triliun (+12,55%) YoY. Akn tetapi melambat jika dibandingkan Oktober 2017 yang sebesar 16,8% yoy. Perlambatan ini disebabkan karena penurunan biaya operasional bank pada Oktober 2018 lebih rendah 3,21% yoy dibandingkan periode yang sama tahun 2017 sebesar 9,44% yoy.

PT Bayan Resources (BYAN). Perseroan menambah kepemilikan saham di Kangaroo Resources Limited menjadi 100% dari sebelumnya 56,05% dengan mengeluarkan dana hingga A$ 226,41 juta untuk akuisisi tersebut. Usai transaksi ini, Kangaroo Resources akan delisting dari Bursa Efek Australia (ASX).

PT Wijaya Karya Bangunan Gedung (WEGE). Perseroan menargetkan laba di tahun depan bisa tumbuh 20% dibanding capaian tahun ini. WEGE di tahun ini merevisi target laba bersihnya dari sebelumnya Rp 425,7 miliar menjadi Rp 443 miliar. Jika target tahun ini tercapai, maka pertumbuhan laba bersih perusahaan dibanding tahun lalu naik 49,8% dari realisasi tahun 2017 Rp 295,75 miliar. Dilain pihak WEGE menargetkan kontrak baru 40% lebih tinggi dibanding capaian tahun ini. Tahun ini WEGE menargetkan kontrak baru sebesar Rp 7,83 triliun. Per September 2018 perusahaan konstruksi gedung itu sudah merealisasikan 82% dari target.

PT Bank Mandiri (BMRI). Perseroan mengatakan tahun 2019 pertumbuhan kredit secara bank only diprediksi sekitar 11,5% & surat berharga sekitar 12% YoY. Sementara dari sisi NPL, BMRI mematok target di kisaran 2,7% secara gross, lebih rendah dibanding prognosa tahun 2018  sebesar 2,9%. Untuk tahun 2018 akhir ini BMRI memprediksi kredit masih tumbuh 13% dan yang akan menjadi penopang kredit BMRI tahun 2019 masih sama dengan tahun ini yakni korporasi besar, mikro dan konsumer.

PT Superkrane Mitra Utama (SKRN). Di tahun 2018 SKRN menargetkan pertumbuhan pendapatan dari Rp 480 miliar di tahun 2017 menjadi Rp 600 miliar di tahun 2018. Sementara untuk capaian laba bersih diharapkan tumbuh dari perolehan Rp 90 miliar di tahun 2017 menjadi Rp 120 miliar sampai akhir 2018.

PT Aneka Gas Industri (AGII). Perseroan menargetkan pendapatan pada tahun 2019 naik 12% dibandingkan dengan tahun 2018. Tahun 2019 perseroan siapkan capex maksimal Rp300 miliar untuk investasi alat-alat pemasaran, sekitar 10 filling station gas perseroan, sekaligus 2 on-sites untuk meningkatkan produksi. Untuk laba bersih perseroan memprediksi pada 2019 akan berkisar 4%—5% dari total penjualan perseroan.

BUY: ITMG, PTBA, TKIM, INKP, PGAS, CPIN, ERAA, TLKM, UNVR, ADHI, WSKT, WIKA, PTPP, SMRA, UNTR, UNVR, SRIL, CTRA, ASII, BBCA, MARK, BBTN, HOKI, INDF, INTP, MYOR, PPRO.

 

Back Download PDF
Copyright © 2024 MNC Sekuritas. All Right Reserved. A Member of MNC Group