Jatuhnya harga minyak mentah WTI terendah sejak pertengahan November 2016, dan dalam jangka pendek menuju level US$40/barrel sebelum menuju level US$30, mendorong aksi jual saham berbasis sehingga DJIA dilanda profit taking sehingga turun -61.85 poin (-0.29%) dihari Selasa.
Spekulasi akan dinaikkannya rating Indonesia oleh Fitch Rating Agency menjadi katalis IHSG menguat sebesar +0.87% tetapi disertai Net Sell Asing sebesar Rp -480.6 miliar dihari Selasa menjadikan Net Buy Asing YTD terus turun tersisa sebesar Rp 19.05 triliun dan IHSG YTD menguat +9.35%, kombinasi turunnya DJIA -0.29%, Oil -2.2%, Gold -0.21%, Nickel -2.11%, Tin -0.23% dan CPO -0.88% menjadikan IHSG diperkirakan rawan dilanda profit taking dihari Rabu.
PT PP Tbk (PTPP) mengincar investasi di tiga ruas jalan tol dengan total ruas 165 km yakni rual tol Probolinggo-Banyuwangi (dengan panjang 100 km), Semarang-Demak (30 km) dan Gempol-Mojokerto (35 km) dimana nilai investasi dari setiap kilometer mencapai Rp150 miliar. Oleh karenanya PTPP akan menyiapakan dana mencapai lebih dari Rp7 triliun dimana sebagian dananya berasal dari pinjaman. Dilain pihak realisasi belanja modal PTPP diperkirakan mencapai Rp1,02 triliun pada semester I/2017 atau sekitar 5% dari target Rp21 triliun sepanjang tahun. Lebih lanjut PTPP berencana membawa tiga anak usahanya yakni PT PP Presisi, PT PP Urban, dan PT PP Energi, ke lantai perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui IPO. PT PP Presisi merupakan perusahaan jasa konstruksi berbasis pada diferensiasi produk, yaitu jasa konstruksi sipil dan gedung sehingga terbentuk enam lini bisnis utama yaitu pekerjaan sipil, ready mix, pekerjaan pondasi, erector, formwork, dan rental alat berat. Sementara PT PP Urban merupakan perusahaan yang bergerak dibidang urban development, konstruksi, dan pracetak. Dan, PT PP Energi merupakan perusahaan bidang energi.